Select Language

Senin, 04 Februari 2013

Majukan Industri Alutsista Negeri Ini, Pak Jenderal


HUT TNI ke 67 pada 5 Oktober 2012 lalu, agaknya menjadi momen bersejarah bagi kebangkitan industri pertahanan negeri ini. Setelah pada 2 Oktober 2012 sebelumnya, undang-undang industri pertahanan disahkan oleh DPR, juga peryataan Presiden dalam pidato HUT TNI 67, yang mengenai rencana anggaran TNI 2013 menjadi sebesar 77 triliun. Tentu ini, menjadi kado spesial bagi TNI, juga bagi bangsa Indonesia, terlebih beberapa waktu lalu terdengar santer di berbagai media, bagaimana negara Malaysia menerobos seenaknya kedaulatan bangsa ini.
Anggaran TNI pada 2012 ini saja, mencapai Rp 72,5 triliun. Jumlah ini naik sebesar 27 persen dari periode tahun lalu. Jumlah ini belum termasuk anggaran alutsista sebesar USD 6,6 miliar. Memang jumlah ini belum terlalu besar, untuk negara seluas NKRI ini. Tapi paling tidak, anggaran TNI dari tahun ke tahun terus ditingkatkan. Sebagai gambaran, pada 2004 anggaran pertahanan sebesar Rp 21,7 triliun, kemudian 2009 sejumlah Rp 33,67 triliun.
Menurut menteri pertahanan Purnomo Yusdiantoro seperti yang dikutip dari viva.co.id, bahwa pengesahan RUU Industri pertahanan ini merupakan langkah strategis yang dapat memajukan industri pertahanan. “Membuat kita lebih dapat bekerja secara efektif dan memproduksi alat-alat pertahanan dan keamanan. Pengesahan RUU Industri akan memberikan dasar yang jelas, memberikan kebijakan industri pertahanan dan mendorong pemerintah untuk mengembangkan industri pertahanan yang mandiri dan berkesinambungan,” kata dia.
Boleh dibilang sampai dengan saat ini ketergantungan TNI terhadap alutsista impor masih sangat tinggi. Bahkan pada tahun ini saja, Indonesia bakal kebanjiran alutsista impor, seperti 15 MBT Leopard 2A6 dari Jerman, 4 pesawat Super Tucano dari Brasil dan Meriam Caesar 150 mm dari Prancis. Belum lagi pembelian 6 pesawat SU 30 MK 2. Juga alutsista lain dari Brasil berupa MLRS Astrol II.
Impor jor-joran memang bukan perkara haram, namun tentunya harus dibarengi dengan upaya strategis guna memajukan industri pertahanan dalam negeri. Kedepannya impor alutsista, dengan skema kerjasama asing dengan industri dalam negeri harus lebih ditingkatkan, sehingga ada transfer teknologi ke industri lokal. Upaya semacam ini sebenarnya sedang dilakukan pemerintah, seperti pada proyek pesawat KFX/IFX, kerjasama perushaan BUMN, PT. Pindad dengan Korea Selatan. Dimana, 6 prototype dari kerjasama ini diperkirakan akan selesai pada 2013 nanti.
Sebenarnya prestasi industri alutsista negeri ini cukup menggemberikan. Mulai dari panser Anoa, produksi Pindad yang saat ini menarik perhatian banyak negara asing. Irak misalnya yang akan segera memborong panser Anoa, sehubungan rencana revitalisasi militernya. Negara tetangga seperti Brunei Darusalam dan Malaysiapun juga tidak ketinggalan untuk memboyongnya. Berkah Pindad, juga mengalir ke BUMN lain seperti PT. DI dan PT. PAL. Contohnya, pesawat CN 235 produksi PT. DI yang cukup menjanjikan pasarannya. Menurut viva.co.id, “Total, ada 44 pesawat CN 235 buatan PT DI terbang di luar negeri. Pesawat ini melayang di Malaysia (2 varian VIP dan 6 untuk transportasi militer); di Brunei 1 unit; di Pakistan 4 unit; di Thailand 2 unit;  di Uni Emirat Arab 3 unit VVIP, 1 unit VIP, dan 3 unit kendaraan angkut militer. Juga ada 12 unit untuk Korea Selatan, 8 unit sudah diserahkan sejak 2000, sisanya 4 unit sudah diberikan awal tahun ini.” Keunggulan CN 235, sebagai pesawat serba guna, dengan desain ringan merupakan alasan utama para pembeli.
Tanpa menutup mata, memang teknologi dalam negeri belum sebaik dan semaju negara-negar semacam China, Korea Selatan, ataupun Amerika. Namun sekali lagi, impor alutsista harus dibarengi dengan peningkatan industri alutsista dalam negeri. Apalagi dari tahun ke tahun, anggaran pertahanan terus digenjot oleh pemerintah. Tentunya, penyerapan anggaran harus dimaksimalkan, baik untuk rencana pertahanan jangka pendek maupun jangka panjang. Yakin, bahwa bangsa ini punya potensi. Anoa, CN 235 adalah beberapa bukti bahwa kita punya potensi. So, kutitpkan padamu pak Jenderal, untuk memimpin pembangunan industri alutsista neger ini. Kami mendukungmu.

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner