Select Language

Rabu, 17 Oktober 2012

DI USIA 67 TAHUN, TNI TERUS MODERNISASI ALUTSISTA


Jakarta, Sejak zaman reformasi pada 1999, Tentara Nasional Indonesia terus melakukan pembenahan terhadap alat utama sistem senjata (alutsista) pertahanan agar alutsista yang ada mampu menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk menjaga kedaulatan dan mempertahankan keutuhan NKRI sebagaimana tugas pokok TNI itu, maka TNI melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) terus menambah alutsista yang ada di tiga matra, baik TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut maupun TNI Angkatan Udara.

Di usianya yang menginjak 67 tahun, TNI terus menambah dan memodernisasi alutsista dalam rangka pemenuhan kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF).

Hal itu sesuai dengan Rencana Strategis Pertahanan Negara (Renstra Haneg) Kemhan 2010-2014 dengan anggaran senilai Rp156 triliun, dan pada tahun 2012 ini anggaran untuk pertahanan mencapai Rp72,54 triliun.

Anggaran pertahanan 2012 itu terdiri atas rupiah murni sebesar Rp 56,2 triliun dan rupiah murni pendamping Rp 4,2 triliun. Sedangkan anggaran yang bersumber dari pinjaman dalam negeri dan luar negeri tahun ini sebesar Rp 11,9 triliun.

Dari uang hasil utang itu, alokasi utang luar negeri sebesar 6,5 miliar dolar AS, namun yang telah setujui sebesar 5,7 miliar dolar .

"Kekuatan alutsista TNI dalam pembangunan MEF ini sudah mencapai angka 29 persen," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, di Jakarta, Rabu (3/10).

TNI, kata dia, terus menambah dan modernisasi alutsista yang ada agar mampu menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.

Saat ini, pemerintah sedang gencar membeli produk alutsista dari sejumlah negara, antara lain, pesawat tempur Sukhoi dari Rusia, dan pemerintah juga menerima hibah pesawat angkut Hercules dari Australia sebanyak 10 unit, serta mendapat hibah 24 unit pesawat F-16 dari Amerika Serikat.

Tak hanya itu, pemerintah juga akan membeli tank berat (Main Battle Tank/MBT) Leopard sebanyak 103 unit dan tank medium Marder 1A3 sebanyak 50 unit. Kedua jenis tank itu akan tiba pada November 2012 nanti.

Bahkan, empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 dari Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer) Brazil telah tiba di Indonesia pada awal September 2012, yang ditempatkan di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Empat pesawat tempur antigerilya itu rencananya akan memeriahkan HUT TNI ke-67 yang berlangsung di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada 5 Oktober 2012 nanti.

Rencananya TNI Angkatan Udara akan memiliki satu skadron atau 16 pesawat Super Tucano untuk menggantikan peran OV-10 Bronco yang dinyatakan 'grounded' atau tidak dioperasikan kembali oleh TNI AU.

Tak hanya itu, pemerintah juga berencana membeli delapan Helikopter serbu Apache dari Amerika Serikat, helikopter serang, ME Armed 155 Howitzer/Caesar dari Prancis, dan Rudal MLRS dari Brasil untuk TNI Angkatan Darat.

Kedua jenis rudal itu dipastikan akan dibeli dan rencananya akan dipamerkan oleh TNI AD dalam rangkaian HUT Ke-67 TNI pada 6 Oktober 2012 di Lapangan Monumen Nasional.

TNI Angkatan Laut juga berencana akan mendatangkan satu skadron helikopter antikapal selam dari Amerika Serikat dalam rangka pemenuhan MEF dan membangun tiga kapal selam dari Korsel, dengan skema transfer of technology (ToT) antara PT PAL.

Produk domestik Selain gencar membeli alutsista dari luar negeri, pemerintah juga gencar membeli alutsista dari dalam negeri, yakni tiga unit Kapal Cepat Rudal (KCR)-60M dan dua unit Kapal Tunda 2400 HP serta Kapal Perusak Kawal Rudal/PKR dari PT PAL serta telah membeli Helikopter Bell 412. Bahkan, pada Kamis (4/10).

PT Dirgantara Indonesia (DI) akan menyerahkan dua unit pesawat angkut CN-295 kepada Kementerian Pertahanan yang kemudian diserahkan kepada Mabes TNI dan kembali diserahkan kepada TNI AU sebagai pengganti pesawat F-27.

Namun, percepatan pembangunan MEF bagi TNI AL sedikit terhambat dengan terbakarnya kapal KRI Klewang-625 di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur pada Jumat (28/9) lalu. Terbakarnya kapal yang digadang-gadang antiradar dan dibangun oleh PT Lundin tersebut diduga disebabkan oleh korsleting listrik.

"Pengalaman ini hendaknya menjadi pelajaran untuk membangun kapal yang lebih baik lagi. Kita menginginkan instalasi listrik betul-betul bersih agar kebakaran tidak terjadi," katanya.

Panglima TNI mengatakan penambahan alutsista itu harus diimbangi oleh kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di tubuh TNI karena tanpa dibarengi oleh SDM yang berkualitas, maka penggunaan alutsista yang canggih akan sia-sia.

"Kami menyadari, secanggih apa pun alutsistanya, namun SDM yang ada tidak memadai, maka tidak ada artinya," ujar Agus.

Kementerian Pertahanan pun menargetkan hingga 2014 mendatang pada akhir masa kabinet ini diperkirakan ada sekitar 45 jenis alutsista bergerak yang dimiliki, baik TNI AU, TNI AL maupun TNI AD.

"Sebanyak 45 jenis alutsista bergerak ini termasuk pesawat tempur dan pesawat angkut yang tiba di Indonesia," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Unjuk gigi Sejumlah pesawat-pesawat TNI yang baru akan unjuk gigi di udara dalam puncak peringatan HUT Ke-67 TNI pada 5 Oktober 2012 di Lanud Halim Perdanakusuma.

"Pesawat Sukhoi dan F-16 tidak akan ditampilkan pada HUT TNI kali ini. Kita ingin alutsista baru dapat tampil pada HUT TNI ini, salah satunya Super Tucano," kata Panglima TNI usai gladi bersih.

Menurut dia, pihaknya sengaja pada HUT TNI tahun ini tidak semua alutsista TNI ditampilkan ke publik karena ingin menampilkan alutsista yang relatif masih baru.

Pada acara itu ditampilkan berbagai atraksi yang bakal mengisi acara selepas upacara bendera 5 Oktober nanti. Dimulai dari darat, defile pasukan mengawali rangkaian atraksi di darat yang disusul dengan beladiri militer.

Selanjutnya giliran di udara yang beratraksi. Setelah pesawat pembawa banner HUT TNI ke-67 melintas, tim dari Dynamic Pegasus menampilkan aneka atraksi udara menggunakan helicopter Colibri yang bermarkas di Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma. Di susul kemudian atraksi Jupiter Aerobatic Team yang memakai pesawat lantih instruktur KT1-Wong Bee dari Lanud Adi Sutjipto.

Dari matra darat juga menampilkan berbagai alutsista terbarunya. Terparkir deretan alutsista yang dipamerkan di lokasi ada dua unit meriam Caesar 155 mm dari Perancis. Meriam ini merupakan contoh dari yang dibeli TNI Angkatan Darat sejumlah dua batalyon (sekitar 32 unit).

Selain menjadi ajang memamerkan beragam alutsista terbaru, HUT TNI ke-67 itu juga dimeriahkan dengan dua atraksi terjun payung, yakni terjun free fall oleh sekitar 100 penerjun dari TNI dan Polri, dan terjun statis oleh sekitar 650 prajurit Linud Kostrad.

Ada pun berbagai alutsista lama yang turut dipamerkan di lokasi antara lain pesawat angkut Fokker-27 VVIP TNI Angkatan Udara, helikopter angkut M1-17 asal Rusia, NBell-412, LVT Marinir, peluncur roket multi laras Marinir, Panser Anoa, tank Scorpion, tank BMP-3F, dan meriam.

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner