Project KFX/IFX yang telah beberapa kali mengalami penundaan akhirnya dilanjutkan kembali setelah DAPA (The Defense Acquisition Program Administration) mengumumkan bahwa telah disediakan dana US $19 Juta. Indonesia juga sudah menyediakan dana US $5 Juta untuk masuk ke tahap EMD project ini. Namun perdebatan mengenai kelayakan dari project ambisius ini masih saja terjadi.
Kelanjutan project KFX/IFX di 2014 ini ditekankan pada 2 major conditions, yaitu biaya pengembangan harus lebih murah dari US $8 Miliar dengan target harus selesai pada tahun 2025, dan pesawat yang dikembangkan ini harus diijinkan oleh Amerika untuk di eksport (Korea berhak mengeksport). Selain itu disebutkan juga bahwa harus dicari sebuah partner Internasional yang akan berkontribusi 15% investasi project KFX/IFX ini. Lockheed Martin saat ini sudah memberikan komitmen untuk membantu project ini. Selain LM, Konsorsium Eurofighter masih mecoba menawarkan bantuan.
Namun sampai saat ini belum ada kepastian design mana yang akan digunakan. Agency Pertahanan Korea ADD (Agency for Defense Development) bersama Indonesia sudah melakukan study yang menghasilkan 2 design yaitu C-103 dengan sayap konventional dan design C-203 dengan sayap delta dan canard. Kedua design ini menggunakan mesin ganda yang masing-masing mesinnya diharapkan menghasilkan Thrust 18.000 pounds dengan afterburner. Berikut contoh gambar design C-103 :
Dilain pihak, KAI (Korea Aerospace Industries) yang semula bersama sama dengan ADD dan Indonesia mengembangkan design C-103 dan C-203, kini berbalik arah dengan mengusulkan konsep design dengan mesin tunggal yang di sebut C-501 (KFX-E) yang berbasis dari design F/A-50 yang sudah dikembangkan KAI bersama Lockheed Martin. Design C-501/KFX-E ini akan menggunakan sebuah mesin Thrust 29.000 pounds dengan afteburner. Berikut adalah contoh design C-501/KFX-E :
Disisi lain sebuah Institute milik pemerintah Korea yaitu KIDA (Korea Institute for Defense Analyses) menolak design C-501/KFX-E ini dan juga mempertanyakan kemampuan teknology Korea dalam mengembangkan pesawat tempur yang akan bersaing dengan Fighter dari perusahaan dirgantara raksasa dari Amerika dan Eropa. Selain itu, KIDA juga memperkirakan hanya untuk pengembangan KFX/IFX saja akan membutuhkan biaya setidaknya US $927 Juta ( 10 Triliun Won). Belum lagi biaya produksinya, sehingga KIDA berkesimpulan akan lebih murah membeli Fighter dari negara lain.
Lockheed Martin (LM) sebagai partner International juga mendukung design C-501/KFX-E yang di usulkan KAI. Menurut LM mengembangkan Fighter menggunakan design C-501/KFX-E yang merupakan pengembangan dari F/A-50 akan lebih murah dan lebih cepat dibandingkan dengan design baru seperti design C-103. Namun, LM memastikan bahwa akan tetap memberikan asistensi penuh untuk design manapun yang akan dipilih Korea.
Namun ADD (Agency for Defense Development) menyatakan bahwa design C-103 yang lebih besar dari KF-16 dan menggunakan 2 mesin akan menyediakan kesempatan upgrade yang lebih baik dimasa datang, dibandingkan design C-501/KFX-E. ADD juga menyatakan bahwa Fighter dengan konsep baru seperti C-103 akan mempunyai total life-cycle cost yang lebih ekonomis dibandingkan C-501/KFX-E (konsep lama, dikembangkan dari F/A-50) .
ADD memperkirakan pengembangan KFX/IFX akan menelan dana sebesar 6 Triliun won, 8 Triliun won untuk Produksi dan 9 Trilion Won untuk biaya operasional dan maintenance. ADD juga menyatakan bahwa mereka sudah menguasai teknologi yang cukup untuk melanjutkan project KFX/IFX ini. Dari 432 teknologi yang dibutuhkan, hanya sekitar 48 core teknologi yang belum di kuasai. Untuk ini, ADD mengatakan mereka bisa meminta kerjasama dari partner Internasional untuk menutupi kekurangan teknologi ini. Dalam hal ini, Lockheed Martin sudah menyatakan bersedia memberikan asistensi penuh.
Pengamat pertahanan dari Korea Defense and Security Forum berpendapat bahwa design C-103 dengan mesin ganda akan menyediakan tambahan ruang untuk digunakan oleh Internal Weapon Bay dan senjata-senjata buatan Korea. Namun fitur Internal Weapon Bay (IWB) ini masih menjadi tantangan dalam design ini. Sehingga fitur IWB ini rencananya baru akan digunakan di KFX Block 2.
Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF) lebih menyukai design C-103 yang menggunakan dua mesin karena lebih safety dan memiliki jarak tempur yang lebih baik dibandingkan design C-501/KFX-E yang single engine. ROKAF juga menyebutkan bahwa walapun satu dari dua engine-nya mati, pilot masih bisa mengedalikan pesawat dengan baik. ROKAF yakin bahwa mengembangkan KFX dengan design C-501/KFX-E yang hanya sekelas dengan F-16 adalah sia-sia saat ini, karena akan sulit menyaingi kekuatan udara tetangga mereka yaitu China dan Jepang yang sedang modernisasi Angkatan Udaranya. Sedangkan design C-103, menurut ROKAF, memiliki kemampuan tempur yang lebih baik serta memiliki economic feasibility long-therm yang lebih baik.
Indonesia sendiri sepertinya tetap lebih menginginkan design C-103 dibandingkan design C-501/KFX-E yang di usulkan KAI. Hal ini bisa terlihat dari keinginan Indonesia agar KFX/IFX ini nantinya memiliki nilai Maximal Take Off Landing (MTOW) sebesar 50.000 pounds. Design C-501/KFX-E yang di usulkan KAI hanya memiliki nilai MTOW sebesar 46.000 pound, sedangkan design C-103 memiliki nilai MTOW sebesar 53.000 pound. Selain hal ini, fakta lain yang membuat Indonesia lebih mendukung design C-103 adalah Indonesia hanya terlibat dalam phase Technical Development (TD Phase) design C-103, sedangkan design C-501/KFX-E, Indonesia tidak terlibat.
Dari semua pertimbangan dari berbagai pihak diatas akan ditampung oleh DAPA dan akan digunakan sebagai masukan sebelum memutuskan design mana yang akan digunakan untuk project KFX/IFX ini. DAPA dikabarkan akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi yang akan dipimpin Menteri Pertahanan Korea untuk menentukan design final KFX/IFX dalam watu dekat ini.
Mari kita menunggu keputusan akhir design yang akan di gunakan. Apakah akan menggunakan design C-103 atau design C-501/KFX-E. Semoga saja design C-103 yang di pilih. Amin..!!
Sumber Referensi :
http://www.aviationweek.com/Article.aspx?id=/article-xml/AW_02_03_2014_p66-657036.xml
http://english.yonhapnews.co.kr/national/2014/02/21/29/0301000000AEN20140221003300315F.html
http://www.defensenews.com/article/20140210/DEFREG/302100034/S-Korea-Weighs-Designs-KF-X
http://www.angkasa.co.id/index.php/aerotech/663-program-kfx-ifx-dilanjutkan-pemerintah-diminta-segera-memilih-desain
Sumber : http://analisismiliter.com
Kelanjutan project KFX/IFX di 2014 ini ditekankan pada 2 major conditions, yaitu biaya pengembangan harus lebih murah dari US $8 Miliar dengan target harus selesai pada tahun 2025, dan pesawat yang dikembangkan ini harus diijinkan oleh Amerika untuk di eksport (Korea berhak mengeksport). Selain itu disebutkan juga bahwa harus dicari sebuah partner Internasional yang akan berkontribusi 15% investasi project KFX/IFX ini. Lockheed Martin saat ini sudah memberikan komitmen untuk membantu project ini. Selain LM, Konsorsium Eurofighter masih mecoba menawarkan bantuan.
Namun sampai saat ini belum ada kepastian design mana yang akan digunakan. Agency Pertahanan Korea ADD (Agency for Defense Development) bersama Indonesia sudah melakukan study yang menghasilkan 2 design yaitu C-103 dengan sayap konventional dan design C-203 dengan sayap delta dan canard. Kedua design ini menggunakan mesin ganda yang masing-masing mesinnya diharapkan menghasilkan Thrust 18.000 pounds dengan afterburner. Berikut contoh gambar design C-103 :
Dilain pihak, KAI (Korea Aerospace Industries) yang semula bersama sama dengan ADD dan Indonesia mengembangkan design C-103 dan C-203, kini berbalik arah dengan mengusulkan konsep design dengan mesin tunggal yang di sebut C-501 (KFX-E) yang berbasis dari design F/A-50 yang sudah dikembangkan KAI bersama Lockheed Martin. Design C-501/KFX-E ini akan menggunakan sebuah mesin Thrust 29.000 pounds dengan afteburner. Berikut adalah contoh design C-501/KFX-E :
Disisi lain sebuah Institute milik pemerintah Korea yaitu KIDA (Korea Institute for Defense Analyses) menolak design C-501/KFX-E ini dan juga mempertanyakan kemampuan teknology Korea dalam mengembangkan pesawat tempur yang akan bersaing dengan Fighter dari perusahaan dirgantara raksasa dari Amerika dan Eropa. Selain itu, KIDA juga memperkirakan hanya untuk pengembangan KFX/IFX saja akan membutuhkan biaya setidaknya US $927 Juta ( 10 Triliun Won). Belum lagi biaya produksinya, sehingga KIDA berkesimpulan akan lebih murah membeli Fighter dari negara lain.
Lockheed Martin (LM) sebagai partner International juga mendukung design C-501/KFX-E yang di usulkan KAI. Menurut LM mengembangkan Fighter menggunakan design C-501/KFX-E yang merupakan pengembangan dari F/A-50 akan lebih murah dan lebih cepat dibandingkan dengan design baru seperti design C-103. Namun, LM memastikan bahwa akan tetap memberikan asistensi penuh untuk design manapun yang akan dipilih Korea.
Namun ADD (Agency for Defense Development) menyatakan bahwa design C-103 yang lebih besar dari KF-16 dan menggunakan 2 mesin akan menyediakan kesempatan upgrade yang lebih baik dimasa datang, dibandingkan design C-501/KFX-E. ADD juga menyatakan bahwa Fighter dengan konsep baru seperti C-103 akan mempunyai total life-cycle cost yang lebih ekonomis dibandingkan C-501/KFX-E (konsep lama, dikembangkan dari F/A-50) .
ADD memperkirakan pengembangan KFX/IFX akan menelan dana sebesar 6 Triliun won, 8 Triliun won untuk Produksi dan 9 Trilion Won untuk biaya operasional dan maintenance. ADD juga menyatakan bahwa mereka sudah menguasai teknologi yang cukup untuk melanjutkan project KFX/IFX ini. Dari 432 teknologi yang dibutuhkan, hanya sekitar 48 core teknologi yang belum di kuasai. Untuk ini, ADD mengatakan mereka bisa meminta kerjasama dari partner Internasional untuk menutupi kekurangan teknologi ini. Dalam hal ini, Lockheed Martin sudah menyatakan bersedia memberikan asistensi penuh.
Pengamat pertahanan dari Korea Defense and Security Forum berpendapat bahwa design C-103 dengan mesin ganda akan menyediakan tambahan ruang untuk digunakan oleh Internal Weapon Bay dan senjata-senjata buatan Korea. Namun fitur Internal Weapon Bay (IWB) ini masih menjadi tantangan dalam design ini. Sehingga fitur IWB ini rencananya baru akan digunakan di KFX Block 2.
Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF) lebih menyukai design C-103 yang menggunakan dua mesin karena lebih safety dan memiliki jarak tempur yang lebih baik dibandingkan design C-501/KFX-E yang single engine. ROKAF juga menyebutkan bahwa walapun satu dari dua engine-nya mati, pilot masih bisa mengedalikan pesawat dengan baik. ROKAF yakin bahwa mengembangkan KFX dengan design C-501/KFX-E yang hanya sekelas dengan F-16 adalah sia-sia saat ini, karena akan sulit menyaingi kekuatan udara tetangga mereka yaitu China dan Jepang yang sedang modernisasi Angkatan Udaranya. Sedangkan design C-103, menurut ROKAF, memiliki kemampuan tempur yang lebih baik serta memiliki economic feasibility long-therm yang lebih baik.
Indonesia sendiri sepertinya tetap lebih menginginkan design C-103 dibandingkan design C-501/KFX-E yang di usulkan KAI. Hal ini bisa terlihat dari keinginan Indonesia agar KFX/IFX ini nantinya memiliki nilai Maximal Take Off Landing (MTOW) sebesar 50.000 pounds. Design C-501/KFX-E yang di usulkan KAI hanya memiliki nilai MTOW sebesar 46.000 pound, sedangkan design C-103 memiliki nilai MTOW sebesar 53.000 pound. Selain hal ini, fakta lain yang membuat Indonesia lebih mendukung design C-103 adalah Indonesia hanya terlibat dalam phase Technical Development (TD Phase) design C-103, sedangkan design C-501/KFX-E, Indonesia tidak terlibat.
Dari semua pertimbangan dari berbagai pihak diatas akan ditampung oleh DAPA dan akan digunakan sebagai masukan sebelum memutuskan design mana yang akan digunakan untuk project KFX/IFX ini. DAPA dikabarkan akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi yang akan dipimpin Menteri Pertahanan Korea untuk menentukan design final KFX/IFX dalam watu dekat ini.
Mari kita menunggu keputusan akhir design yang akan di gunakan. Apakah akan menggunakan design C-103 atau design C-501/KFX-E. Semoga saja design C-103 yang di pilih. Amin..!!
Sumber Referensi :
http://www.aviationweek.com/Article.aspx?id=/article-xml/AW_02_03_2014_p66-657036.xml
http://english.yonhapnews.co.kr/national/2014/02/21/29/0301000000AEN20140221003300315F.html
http://www.defensenews.com/article/20140210/DEFREG/302100034/S-Korea-Weighs-Designs-KF-X
http://www.angkasa.co.id/index.php/aerotech/663-program-kfx-ifx-dilanjutkan-pemerintah-diminta-segera-memilih-desain
0 komentar:
Posting Komentar