Select Language

Rabu, 23 Oktober 2013

TNI AU Terima Pesawat Latih Bermesin Rolls-Royce

TEMPO.COYogyakarta - Empat pesawat latih yang dibeli Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) dari Jerman telah selesai dirakit di hanggar Adisutjipto, Jumat, 20 September 2013. Pesawat latih jenis Grob G120TP itu adalah bagian dari 16 pesawat latih yang dipesan hingga pertengahan 2014. Semua pesawat itu menggunakan mesin Roll Roys tipe 250-B17F.

"Kecepatan maksimum 429 kilometer per jam atau 237 knot," kata Mayor Sus Hamdi Londong Allo, Kepala Penerangan dan Perpustakaan Landasan Udara Adisutjipto Yogyakarta, Jumat, 20 September 2013.

Pesawat latih yang sudah dirakit itu pernah diuji coba terbang pada 28-29 Agustus 2013 yang lalu. Keempat pesawat generasi baru itu merupakan pengganti pesawat AS 202 Bravo. Pesawat jenis Grob G120TP-A ini telah memenuhi operational requirement yang mengalahkan pesaingnya, yaitu Finnmeccaniicaa (Alenia Aermacchi) SF-260TP dan Pacific Aerospace CT-4.

Londong menambahkan, pesawat latih baru itu adalah produksi Grob Aircraft di Tussenhausen Mattseis, Jerman. Keunggulannya adalah telah bermesin turbo prop dengan mesin Rolls-Royce dan lima bilah baling-baling. Model sayapnya model rendah (low wing) dan cantilever. Itu bisa meningkatkan kelincahan pesawat berpadu dengan daya mesin putar yang tinggi.

Pesawat ini dibuat menggunakan badan dan sayap dengan konstruksi semi-monocoque GFRP composite sandwich. Tangki bahan bakar diletakkan di dalam kedua sayap. Kapasitas bahan bakar sebanyak 360 liter. "Bahan bakar sebanyak itu bisa digunakan penerbangan selama lima jam dan cadangan 45 menit," kata dia.

Pesawat latih Grob ini dilengkapi dengan kanopi gelembung (bubble) model geser. Itu memungkinkan mata dapat memandang hampir 360 derajat ke sekeliling, termasuk melihat penstabil horizontal dan vertikal. Kanopi dapat dibuka dari dalam maupun luar saat emergency. Pesawat buatan Jerman ini juga dapat dioperasikan dalam suhu -20 derajat Celsius hingga maksimal 72 derajat Celsius. "Keunggulan lain dari pesawat ini adalah dua control stick berada di depan untuk masing-masing pilot dan kopilot, mereka berdampingan," kata Londong.

Ia menjelaskan, tuas berada di antara dua kursi. Peralatan avionik di dasbor pesawat terdiri dari dua versi, analog dan digital. Instrumen dasar, seperti attitude indicator, airspeed indicator, verticalspeed indicator, turn and slip indicator, danaccelerometer, terpampang di depan kursi. Untuk navigasi ada kompas, electric HIS, Directional Gyro, Magnetic Azimuth Transmitter, dan Garmin GNS-430W untuk Nav1 dan Nav2. Selain itu, ada Garmin GTRX330 mode S transponder serta DME Honeywell KN-63/KDI-572. "Badan pesawat terbuat daricarbon fiber composite, juga ekor dan sayapnya. Semuanya antikorosi dan bobotnya menjadi lebih ringan tanpa mengurangi bobot kekuatannya," kata dia.

Bobot maksimal pesawat latih ini mencapai 1.590 kilogram untuk aerobatik, bobot kosong 1.095 kilogram dengan bobot bahan bakar 290 kilogram untuk 390 liter bahan bakar. Pesawat ini juga dilengkapi dengan pendingin dan penghangat udara. "Landasan yang dibutuhkan untuk terbang tidak lebih dari 374 meter hingga ketinggian 50 kaki," kata Londong.

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner