Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-negara Kasawan Asia Tenggara. Pada masa itu TNI AU memiliki sejumlah pesawat tempur dan bomber strategis tercanggih di jamannya dan semuanya berasal dari Uni Soviet. Ketika itu paling tidak AURI memiliki 25 unit pesawat bomber Tu-16KS-1, pesawat tempur Mig-15, Mig-17, Mig-19, Mig-21, pembom ringan Il-28 dan lain sebagainya. bukan saja dari sisi kelengkapan armada tempurnya saja AURI juga banyak memiliki pilot-pilot handal dan 'nekad'.
Seiring dengan bergantinya puncak kekuasaan, arah politik luar negeri RI dan pengarun AS terhadap perkembangan militer di Indonesia kian merubah haluan peralatan tempur TNI AU yang cenderung memakai peralatan militer dari blok barat seperti Amerika dan sekutunya, hal ini membuat armada tempur AURI rontok secara perlahan.
Dimasa Ordebaru kekuatan udara Indonesia banyak dilengkapi dengan produk dari blok barat dan sekutunya sebut saja pesawat tempur F-16, F-5, C-130 dari Amerika dan Hwak-200 dari Inggris telah menjadi tumpuan TNI AU pada masa orde baru bahkan hingga kini.
Saat konflik Timor-timor Indonesia dituduh telah melaggar HAM, hal ini menyebabkan pemberlakuan embargo dari tahun 1999 - 2005 oleh AS dan sekutunya terhadap peralatan militer Indonesia termasuk pesawat tempur TNI AU bahkan Inggris terang-terangan melarang penggunaan pesawat Hwak saat terjadi konflik di Aceh, hal ini membuat banyak peralatan militer RI harus di grounded. Kekuatan tempur pesawat TNI AU sangat terpukul kala itu bahkan bebepara pelanggaran batas wilayah juga terjadi sebut saja Australia pernah mengirimkan pesawat tempur F-18 diwilayah NKRI dan pesawat TNI AU tidak dapat berbuat banyak untuk mencegah itu.
Kini TNI-AU tengah berbenah kembali untuk menjadi yang terkuat dikawasan Asia Tenggara, siap mempertahankan kedaulatan Negara dari berbagai gangguan dan pelanggaran udara dari negara tetangga.
Peta Kekuatan Angkatan Udara di Asia Tenggara
Pada bagian kali ini akan difokuskan pada inventory pesawat tempur dan juga rudal serta pesawat peringatan dini yang dimiliki negara kasawan Asia Tenggara. Untuk ketangguhan pilot dan paktor ‘man behind the Gun’ tidak akan dibahas.
Seiring dengan bergantinya puncak kekuasaan, arah politik luar negeri RI dan pengarun AS terhadap perkembangan militer di Indonesia kian merubah haluan peralatan tempur TNI AU yang cenderung memakai peralatan militer dari blok barat seperti Amerika dan sekutunya, hal ini membuat armada tempur AURI rontok secara perlahan.
Dimasa Ordebaru kekuatan udara Indonesia banyak dilengkapi dengan produk dari blok barat dan sekutunya sebut saja pesawat tempur F-16, F-5, C-130 dari Amerika dan Hwak-200 dari Inggris telah menjadi tumpuan TNI AU pada masa orde baru bahkan hingga kini.
Saat konflik Timor-timor Indonesia dituduh telah melaggar HAM, hal ini menyebabkan pemberlakuan embargo dari tahun 1999 - 2005 oleh AS dan sekutunya terhadap peralatan militer Indonesia termasuk pesawat tempur TNI AU bahkan Inggris terang-terangan melarang penggunaan pesawat Hwak saat terjadi konflik di Aceh, hal ini membuat banyak peralatan militer RI harus di grounded. Kekuatan tempur pesawat TNI AU sangat terpukul kala itu bahkan bebepara pelanggaran batas wilayah juga terjadi sebut saja Australia pernah mengirimkan pesawat tempur F-18 diwilayah NKRI dan pesawat TNI AU tidak dapat berbuat banyak untuk mencegah itu.
Kini TNI-AU tengah berbenah kembali untuk menjadi yang terkuat dikawasan Asia Tenggara, siap mempertahankan kedaulatan Negara dari berbagai gangguan dan pelanggaran udara dari negara tetangga.
Peta Kekuatan Angkatan Udara di Asia Tenggara
Pada bagian kali ini akan difokuskan pada inventory pesawat tempur dan juga rudal serta pesawat peringatan dini yang dimiliki negara kasawan Asia Tenggara. Untuk ketangguhan pilot dan paktor ‘man behind the Gun’ tidak akan dibahas.
Kekuatan Udara Malaysia
Angkatan Udara Malaysia (Tentera Udara Diraja Malaysia/TUDM) didirikan pada tahun 1958 sebagai Tentera Udara Persekutuan Malaya. Kekuatan udara Malaysia cukup disegani dan di perhitungkan di kawasan ASEAN, saat ini TUDM mengoperasikan sebuah kombinasi unik yang menggabungkan beberapa jenis pesawat udara modern buatan Amerika Serikat, Eropa, dan Rusia. berikut kekuatan udara Malaysia :
Multi Role Fighter
- 18 Su-30MKM Flanker-C
- 14 MiG-29N Fulcrum-A
- 2 MiG-29NUB Fulcrum-B
- 8 F/A-18D Hornet
- 8 F-5E Tiger II
- 3 F-5F Tiger II
- 18 Hawk Mk.208
- 2 RF-5E Tigereye
- 11Cessna 402B Utililiner
- A-400M
- C-130H Hercules
- C-130H-30 Hercules
- C-130T Hercules
- C-130MPHercules
- L-100-30 Hercules
- CN-235-220M
- Canadair Global Expres
- Dassault Falcon 900B
- Beech 200 Super King Air
- DHC-4A Caribou 1966 Canada
- 2 AS-61NS Sea King
- S-70A Black Hawk
- Mi-171Sh Hip-H
- 30 S-61A-4 Nuri
- 8 SA-316 Alouette III1
- A-109C Hirundo
- Bell 47G Sioux
- 10 Hawk Mk.108
- 7 MB-339AM
- 8 MB-339CD
- 37 PC-7 Turbo-Trainer
- 9 PC-7 MkII
- 20 MD3-610 Datwyler, AeroTiga
- SAL Bulldog 102
Kekuatan Udara Singapura
Angkatan Udara Republik Singapura berdiri sejak tahun 1968. Sejak awal kemerdekaanya Singapura menjalin hubungan militer dengan Israel dan Amerika Serikat tidak heran rasanya jika kini militer Singapura menjadi salahsatu kekuatan menakutkan di Asia Tenggara, ditambah lagi dengan kemampuan belanja militer yang sangat besar tiap tahunnya membuat militer negara ini semakin kuat. berikut kekuatan udara Singapura:
Multi Role Fighter
- 24 Boeing F-15SG Strike Eagle
- 22 F-16C Block 52
- 40 F-16D Block 52
- 36 Northrop F-5S
- 9 Northrop F-5T
- 10 C-130H-30 Hercules
- 4 Fokker 50UTL
- Mi-171Sh Hip-H
- 30 S-61A-4 Nuri
- 8 SA-316 Alouette III1
- A-109C Hirundo
- Bell 47G Sioux
- 19 Pilatus PC-21
- 18 ST Aerospace A-4SU/TA-4SU Super Skyhawk
- 5 Eurocopter EC-120 Colibri
- IAI Searcher Mk 2
- Elbit Hermes 450 UAV
0 komentar:
Posting Komentar