Washington – Presiden Amerika Serikat Barack Obama, meremehkan dampak keputusan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang mencabut embargo penjualan rudal S-300 ke Iran. Obama mengaku tidak heran dengan keputusan Putin mengingat penjualan senjata itu terjadi karena ekonomi Rusia sedang sulit akibat sanksi dari Barat.
”Saya tidak heran, mengingat betapa memburuknya hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat, dan fakta bahwa perekonomian mereka di bawah tekanan dan ini adalah penjualan yang cukup besar,” kata Obama, dalam konferensi pers bersama di Gedung Putih dengan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi.
”Ini adalah penjualan yang direncanakan terjadi pada tahun 2009, ketika saya pertama kali bertemu dengan Perdana Menteri Putin (sebelum jadi presiden). Mereka benar-benar berhenti melakukan penjualan, berhenti atau menangguhkan penjualan, itu permintaan kami,” ujar Obama, seperti dikutip CNN, semalam (17/4/2015).
“Dan saya terus terang terkejut bahwa itu dijalani selama ini, mengingat bahwa mereka tidak dilarang oleh sanksi dari penjualan senjata-senjata defensif,” lanjut Obama, mengacu Rusia yang menahan untuk menyanggupi permintaan Amerika selama enam tahun.
Seorang ahli, menyatakan, nekatnya Putin menjual senjata ke Iran adalah kemunduran dari prestasi diplomatik Presiden AS.
“Mereka (Kongres AS) jelas tidak menyetujui ini,” kata Aaron David Miller, mantan asisten Menteri Luar Negeri baik dari Partai Demokrat maupun Republik AS. “Anda akan berpikir bahwa komentar lebih tepat seharusnya begini; ‘Kami tidak berpikir ini sangat membantu”, kritiknya pada Obama yang meremehkan penjualan rudal Rusia ke Iran. (SindoNews.com).
0 komentar:
Posting Komentar