Dua hari kunjungan Menteri Pertahanan AS Ashton Carter ke India awal Juni nanti diperkirakan akan meningkatkan kerjasama pertahanan dan strategis antara kedua negara.
Carter akan menandatangani 10-tahun Kerangka Kerja Sama Pertahanan India-AS dan Defence Trade and Technology Initiative (DTTI), di mana kedua negara akan bekerja sama mengembangkan dan memproduksi peralatan militer di India.
Sumber industri mengatakan bahwa di bawah DTTI, yang dimulai ketika Carter sebagai wakil menteri pertahanan pada 2012, AS akan menawarkan pesawat Textron AirLand Scorpion light-attack and intelligence, surveillance, and reconnaissance (ISR) yang saat ini sedang dikembangkan untuk Angkatan Udara India (IAF).
Marsekal Arup Raha, menyatakan minatnya terhadap Scorpion, dan percaya pesawat platform kursi ganda itu dapay digunakan sebagai jet latih tingkat menengah (IJT). IAF sangat membutuhkan sebuah IJT karena keterlambatan pesawat Sitara (Star) yang dibangun Hindustan Aeronautics Limited (HAL) sejak tahun 2005.
Pada 2014 Farnborough Airshow, pejabat Textron mengatakan kepada IHS Jane bahwa Scorpion hanya membutuhkan dana kurang dari USD20 juta untuk pengadaannya dan dibutuhkan sekitar USD 3,000/jam untuk beroperasi. Perusahaan juga telah mentargetkan penjualan 2.000 unit untuk operator internasional selama tahun-tahun mendatang.
Selama kunjungan Presiden Barack Obama ke Delhi pada Januari lalu, telah disetujui dan dibuatkan perjanjian kerangka pertahanan yang diperluas melingkupi latihan militer bersama dan interoperabilitas, berbagi intelijen, kontra-terorisme, dan kerjasama maritim.
Hal ini juga memperluas frekuensi kunjungan timbal balik dari personil militer dan pihak departemen pertahanan kedua negara.
“Kami ingin berbuat lebih banyak dalam hal [militer] latihan dan pelatihan bersama dan interoperabilitas dengan rekan-rekan kami India,” ujar Duta Besar AS untuk India Rahul Richard Verma di Delhi pada tanggal 28 April.
“Mudah-mudahan kami akan memberikan lebih banyak hal dalam meningkatkan kemampuan dalam negeri India untuk membuat produk pertahanan,” katanya mengacu pada kunjungan Carter.
Dalam kunjungannya nanti Carter juga diharapkan untuk mentransfer teknologi militer lebih banyak ke India di bawah DTTI.
Ini termasuk pengetahuan untuk sama-sama mengembangkan dan memproduksi pesawat tanpa awak RQ-11 Raven dan modul roll-on/roll-off ISR untuk C-130J Angkatan Udara India.
Dua teknologi tambahan – akan dilakukan pengembangan dan membangun sistem mobile listrik tenaga hibrida (MEHPS) dan baju terintegrasi perlindungan terhadap nuklir, biologi, dan perang kimia – yang teknologinya juga sedang ditransfer.
Kelompok kerja teknis dari kedua negara dibentuk sebelumnya pada tahun 2015 untuk bersama-sama mengembangkan mesin pesawat dan sistem peluncuran pesawat elektromagnetik (EMALS) untuk kapal induk juga akan dibahas selama kunjungan menteri pertahanan itu.
Carter diharapkan mendorong India untuk menandatangani kontrak USD 2.5 miliar untuk pembelian 22 Apache Boeing AH-64E dan 15 helikopter Boeing CH-47F Chinook untuk IAF, yang negosiasinya telah diselesaikan pada akhir 2013. Saat ini kedua negara, tinggal membahas kesepakatan harganya. (Janes.com).
0 komentar:
Posting Komentar