Proyek pembangunan Kapal Selam yang sedang berlangsung saat ini menjadi salah satu proyek nasional Bangsa Indonesia. PT PAL INDONESIA dipercaya dan ditunjuk oleh Pemerintah untuk bekerja sama dengan DSME, galangan kapal asal Korea dalam memproduksi 3 kapal selam melalui transfer of technology, Sehingga produksi kapal selam ke 3 dapat dilakukan secara mandiri oleh Indonesia, khususnya PT PAL INDONESIA.
Guna mendukung hal tersebut, diperlukan penyiapan infrastruktur sarana dan prasarana produksi kapal selam. Workshop “Penyusunan Skala Prioritas Penyiapan Sarana dan Prasarana Produksi dalam Rangka Assembling Kapal Selam ke 3 di PT PAL INDONESIA” dibuka oleh Brigjen TNI Zainal Arifin, selaku Direktur Teknologi dan Industri Pertahanan (Dirtekind) Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan RI.
Zainal mewakili Dirjen Pothan yang berhalangan hadir, dan membacakan sambutannya. Dalam sambutan Dirjen Pothan yang dibacakan oleh Zainal, beliau menyatakan bahwa saat ini kita harus fokus untuk skema joint production dalam pembangunan kapal selam. Dimana nantinya proses assembling akan dilakukan di PT PAL INDONESIA.
Oleh karena itu, workshop ini diadakan untuk menentukan bagaimanakah langkah terbaik yang akan dijadikan skala prioritas untuk penyiapan sarana dan prasarana produksi kapal selam ke-3 di PT PAL INDONESIA dapat terintegrasi dengan baik.Karena joint production ini merupakan kesempatan terakhir kita untuk mendapatkan ilmu dan teknologi pembangunan kapal selam. Workshop dihadiri oleh jajaran dari Kementerian Pertahanan RI, perwakilan dari Daewoo Logistics, perwakilan dari DSME, jajaran TNI AL, Project Officer Matra Laut KKIP, Perwakilan dari PT Waskita Karya (Persero), Perwakilan dari LPPM ITS, dan Direksi PT PAL INDONESIA beserta jajarannya.
Pemapar dalam workshop adalah Daewoo Logistics, PT PAL INDONESIA dan PT Waskita Karya (Persero). Pemapar dari PAL INDONESIA, DR. Marx Jeferson, selaku kapro kapal selam menyatakan bahwa saat ini proses pembangunan fasilitas produksi kapal selam telah dilakukan dan direncanakan akan rampung di awal tahun 2016. Dan kapasitas bengkel yang akan dibangun mencapai hingga ukuran kapal selam 2000 ton.
Diharapkan workshop ini dapat menginvetarisir apa saja yang menjadi kebutuhan untuk penyiapan pembangunan infrastruktur dalam menyambut proses joint section. Dan dapat dikategorikan mana saja yang menjadi skala prioritas, agar dapat segera dirampungkan pengerjaannya.
PAL Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar