Jakarta - TNI Angkatan Udara berupaya memodernisasi dan memperbanyak jumlah pesawat dengan tujuan memaksimalkan fungsi pertahanan udara di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berdasarkan data TNI AU, ada 29 pesawat yang diterima pada 2014 lalu, yaitu 16 Sukhoi, 8 pesawat Super Tucano dan 5 unit F16.
“Ke depan ada modernisasi pesawat tempur, transport, heli,” tutur Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna di Skuardron 2 Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur (7/4/2015).
Modernisasi tak hanya sebatas itu, tapi juga radar untuk mendeteksi pesawat asing. Agus menjelaskan, TNI AU saat ini memiliki 22 radar, namun jumlah ini masih kurang.
Secara perhitungan, imbuh Marsekal Agus, diperlukan 32 unit radar agar pengamanan wilayah udara dapat mencakup seluruh NKRI. Pemenuhan kebutuhan itu dapat terwujud, tapi bertahap.
“Radar datang 2 tahun ini. Mudah-mudahan setiap tahun bertambah,” jelas Agus.
Selain menambah radar, Agus juga berencana pesawat peringatan dini atau Early Warning Airbones dapat diadakan sehingga memperkuat upaya anggota melindungi wilayah udara RI jika sewaktu-waktu ada pesawat asing yang menyusup.
Ia melanjutkan, untuk pengadaan Sukhoi 35 atau F-16 Block 70 yang direncanakan menggantikan pesawat lawas F-5 Tiger, Agus menyerahkan hasil akhirnya kepada Kementerian Pertahanan atau Kemhan. Karena tugas TNI AU hanya mengkaji spesifikasi pesawat tempur, bukan menentukan pilihan.
“Kita ajukan ke Kemhan dan tunggu keputusannya. Tapi pihak Sukhoi 35 dan juga F-16 Block 70 menyatakan sanggup secara bertahap penyediaannya,” tandas KSAU Marsekal Agus Supriatna.(Liputan6.com).
0 komentar:
Posting Komentar