Setelah dua pekan serangan udara Arab Saudi menghantam Yaman, pemimpin spiritual Iran Ayatullah Khamenei mengecam serbuan itu dengan mengatakan serangan itu adalah pembantaian massal.
Data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, serangan udara Liga Arab menewaskan 311 warga sipil, 77 di antaranya anak-anak, dari lima kota Yaman. Mereka semua dipastikan tak berhubungan dengan pemberontak Houthi. Sedangkan 364 orang lainnya luka-luka akibat serangan udara tersebut.
“Kejahatan perang ini bisa dituntut ke Mahkamah Internasional. Riyadh tidak akan menang melalui agresi militer tersebut,” kata Khamenei dalam jumpa pers seperti dilansir kantor beruta Reuters, Jumat (10/4).
Senada dengan Khamenei, Presiden Iran Hassan Rouhani mengkritik serangan udara Saudi sebagai kesalahan strategi. Pemberontak Houthi kini secara de facto menguasai Sana’a. Intervensi seharusnya dilakukan melalui dialog. “Kami terus mendesak kekerasan dihentikan,” kata Rouhani.
Selama ini perseteruan Iran-Saudi terus terjadi di Timur Tengah. Kedua negara itu saling berebut pengaruh di kawasan paling bergejolak di muka bumi ini.
Iran disebut-sebut membantu pasokan senjata dan pelatihan bagi para pemberontak Houthi yang mengusir Presiden Yaman Abdurabuh Mansyur Hadi. Sejak September tahun lalu pemberontak muslim Syiah itu menguasai Ibu Kota Sanaa.
Setelah kelompok Houthi dibombardir oleh Liga Arab dua pekan lalu, Iran akhirnya secara terang-terangan menunjukkan mereka tidak tinggal diam.
Angkatan Laut Iran mengirim kapal perusak ‘Alborz’ dan ‘Bushehr’ ke Teluk Aden, di selatan Yaman.
Sejauh ini, petinggi militer Negeri Para Mullah membantah kapal perang itu terkait konflik di Yaman. Alasan yang dipakai adalah adanya peningkatan aktivitas bajak laut di sekitar Teluk Aden.
“Dua kapal itu kami kirim untuk menjaga keamanan kapal-kapal Iran dan melindungi kepentingan Republik Islam ini di laut lepas,” kata Laksamana Muda Habibollah Sayyari kepada Press TV, Kamis (9/4).
Sayyari menyatakan tujuan akhir dua kapal itu adalah pantai utara Samudera Hindia. Sebelum ke lokasi yang dituju, dua kapal tempur ini diperintahkan berpatroli ke Teluk Aden, sisi selatan Yaman, hingga Laut Merah.
Bukan sekali ini Iran mengirim kapal tempur menghalau perompak. Pada Februari 2015, dua unit kapal perang Iran dari Pangkalan Bandar Abbas terlibat pembebasan kapal tanker yang sempat dikuasai empat perahu pembajak, 75 nautikal mil dari pantai Kota Mukalla, Yaman.
Sejak akhir bulan lalu, Kementerian Luar Negeri Iran sudah mengecam serangan udara Liga Arab sebagai ‘agresi militer’.
“Iran mendesak semua agresi militer dan serangan udara terhadap Yaman dan rakyatnya segera dihentikan. Aksi militer di Yaman, yang sedang menghadapi krisis domestik, akan semakin memperburuk situasi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marzieh Afkham (26/3) . (Merdeka.com)
0 komentar:
Posting Komentar