China telah membeli sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia, ungkap Anatoly Isaikin direktur jenderal eksportir senjata utama Rusia perusahaan Rosoboronexport kepada harian Kommersant dalam sebuah wawancara, menurut kantor berita Tass Rusia.
Isaykin menolak untuk mengungkapkan persyaratan kontrak tetapi menegaskan bahwa Cina telah menjadi pembeli pertama sistem pertahanan udara mutakhir. Isaykin mencatat bahwa pembelian ini semakin menekankan sifat strategis hubungan Rusia-Cina.
Kepala Rosoboronexport mengatakan bahwa industri pertahanan Rusia wajib untuk memasok sistem pertahanan udara S-400 ke Kementerian Pertahanan Rusia terlebih dahulu, meskipun fakta bahwa banyak negara asing yang tertarik untuk membeli sistem pertahanan ini.
Sistem yang mampu meluncurkan hingga 72 rudal dan menargetkan hingga 36 sasaran secara simultan, memasuki layanan pada tahun 2007 untuk menggantikan sistem S-300. S-400 Triumf dirancang untuk melindungi dari serangan udara strategis, rudal jelajah, rudal balistik jarak jauh dan menengah.
Biro desain Almaz bertanggung jawab untuk pengembangan S-400 Triumf. S-400 adalah sistem rudal permukaan ke udara jarak menengah dan jauh yang dirancang untuk mencegat berbagai sasaran di udara seperti pesawat siluman, rudal jelajah dan rudal balistik dengan jangkauan hingga 400 km.
S-400 merupakan upgrade dari sistem rudal S-300 dengan tiga fitur rudal yang berbeda diantaranya rudal 40N6 dengan jangkauan terjauh, 48N6 jangkauan jarak jauh dan rudal 9M96 jarak menengah. Selain China, sistem ini juga telah menarik minat dari sejumlah negara asing termasuk Arab Saudi, Belarus, dan Turki.
Rusia berencana untuk membeli hingga 200 peluncur (masing-masing dengan dua atau empat rudal) pada tahun 2015, Ini berarti menyebarkan sedikitnya 18 batalyon pada 2017 dan 56 batalyon pada tahun 2020 (atau diatur dalam 28 batalyon yang berisi dua batalyon masing-masing).
China berencana untuk menyebarkan batalyon S-400 pertamanya untuk menghadapi Taiwan. Satu batalyon dapat mencakup semua ruang udara Taiwan. Sementara batalyon kedua akan dikerahkan untuk menangani Jepang, Korea Selatan dan Vietnam.
Sumber : armyrecognition
0 komentar:
Posting Komentar