Rusia mengajukan draf resolusi penghentian serangan jet tempur di wilayah Yaman kepada Badan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam naskah tersebut, Rusia berharap Arab Saudi dan sembilan anggota Liga Arab berhenti membombardir pemberontak Syiah agar misi kemanusiaan dapat digelar.
“Selain itu, gencatan senjata dapat memberi waktu bagi negara dan organisasi internasional yang pegawainya terjebak di Yaman untuk menyelamatkan diri,” seperti dikutip dari naskah buatan Rusia yang dilansir AFP, Minggu (5/4).
Duta Besar Rusia untuk PBB Vladimir Safronkov menyatakan banyak negara yang kini kesulitan menggelar evakuasi bagi warganya di Yaman. “Masih banyak warga asing di sana, diplomat, dan sebagainya. Kami mendorong agar mereka dievakuasi,” ujarnya.
Rusia menampik upaya intervensi di PBB ini karena desakan Iran. Untuk diketahui, Iran dan Rusia adalah sekutu dekat. Sementara konflik di Yaman, diyakini banyak pihak, merupakan perang tak langsung antara Saudi dan Negeri Para Mullah itu.
Sepekan terakhir, serangan jet tempur Liga Arab ke beberapa kota Yaman menyebabkan 185 orang tewas dan 1.282 luka-luka. Arab Saudi mengklaim mayoritas adalah anggota milisi pemberontak Houthi yang menggulingkan Presiden Abdurabuh Mansyur Hadi. Namun petugas rumah sakit Aden memastikan mayoritas korban adalah warga biasa.
Berkat serangan udara ini, pasukan loyalis Presiden Hadi berhasil merangsek masuk wilayah Kota Aden yang jadi lokasi pertempuran paling panas. Dua pekan lalu, Hadi menyurati Raja Salman, pemimpin Saudi, agar mengirim bantuan militer karena Ibu Kota Sana’a sudah diambil alih pemberontak syiah dari Klan Houthi.
“Kami sudah mendapat pasokan logistik dan senjata dari negara-negara Teluk,” kata Kasim al-Shaawi, salah satu tentara Yaman loyalis Presiden Hadi. (Merdeka.com).
0 komentar:
Posting Komentar