Amerika Serikat (AS) dan koalisinya mengumumkan telah melakukan 24 serangan terhadap ISIS di Suriah dalam 24 jam. Di waktu yang sama, Rusia mengklaim menggempur 55 target ISIS.
Analis militer, Andrew Foxall dari kelompok think thank Henry Jackson Society, memperingatkan, serangan koalisi AS yakni NATO dan Rusia di Suriah bisa menjadi bencana tak terbayangkan jika suatu saat bersinggungan. Kedua kekuatan dunia itu, bahkan bisa terlibat Perang Dunia III di Suriah.
Dalam beberapa hari ini saja, ketegangan antara AS dan Rusia terus memanas, di mana AS menuduh serangan Rusia mengenai pasukan pemberontak Suriah yang dilatih AS. Sebaliknya, Rusia mengejak koalisi AS yang sudah setahun menyerang kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tapi tidak begitu terlihat hasilnya.
Foxall, mengatakan insiden diplomatik bisa berubah jadi bencana. Dia menggambarkan bahwa lalu lintas udara di Suriah kini semakin padat. Pesawat tempur, helikopter, drone, rudal dan artileri baik dari Rusia maupun koalisi AS telah jadi pemandangan setiap saat di wilayah udara Suriah.
”Mengingat jumlah lalu lintas militer di udara (yang padat), ada kekhawatiran nyata bahwa pesawat akan ditembak jatuh karena kesalahpahaman yang jadi bencana. Ini berarti kita bisa menjadi saksi detik-detik dari eskalasi yang tiba-tiba membawa kita ke ambang perang,” kata Foxall.
Komandan serangan udara AS di Suriah, Letnan Jenderal Charles Brown, telah mengakui adanya ketegangan kedua pihak. Dia mencontohkan, pesawat AS dan Rusia nyaris berhadapan dalam jarak 20 mil. Jika tidak dikendalikan, hal itu bisa jadi bencana dalam hitungan detik.
“Rusia memiliki tujuan yang sangat berbeda dengan koalisi NATO yang menginginkan perubahan rezim di Suriah,” kata Foxall, seperti dikutip Daily Mirror, semalam. ”(Sementara) kepentingan utama Kremlin adalah mempertahankan rezim pro-Rusia di Suriah.”
.AS dan Rusia Berpotensi Perang Dunia III di Suriah
.AS dan Rusia Berpotensi Perang Dunia III di Suriah
Foxall juga mengkhawatirkan jika China ikut ambil bagian dalam masalah yang rumit di Suriah itu.
Sementara itu, mantan Sekjen NATO, Jaap de Hoop Scheffer, mengatakan kepada Channel 4, bahwa Kremlin akan gagal. ”Saya pikir Putin akhirnya akan jatuh dengan pedangnya sendiri. Dia akan menjadi anti-juru selamat untuk setiap warga Sunni di Timur Tengah,” ujarnya mengacu pada sentiman sektarian di Timur Tengah antara kaum Sunni dan Syiah.
Sindonews.com
Sindonews.com
0 komentar:
Posting Komentar