Setelah mengalami penundaaan dan perdebatan panjang, project Joint Development Pesawat Tempur KFX/IFX generasi 4.5 antara Indonesia dan Korea Selatan diputuskan menggunakan design Dual Engine. Design dual engine untuk project KFX/IFX ini ada dua yaitu C-103 dan C-203. Keputusan ini sudah diambil oleh Joint Chiefs of Staff Korea pada Jumat, 18 Juli 2014 lalu waktu setempat. Design dual engine ini sendiri adalah hasil phase Technical Development yang melibatkan Indonesia dan Korea Selatan pada akhir 2012 yang lalu.
Dengan ditetapkannya keputusan design dual engine ini, maka praktis design C-501 single engine (satu mesin) yang diusulkan oleh KAI (Korea Aerospace Industries) sudah di coret. Selanjutnya design KFX/IFX hanya ada 2 design yang keduanya adalah dual engine yaitu C-103 (design conventional) dan C-2013 (design delta). Pilihan dual engine ini sudah sesuai dengan rekomendasi Angkatan Udara Korea Selatan, ADD Korea (Agency for Defense Development) dan pihak Indonesia.
Design KFX/IFX C-103 Conventional Wing Dual Engine
Pilihan dual design ini diambil ditengah memanasnya perdebatan mengenai pilihan jumlah mesin yang dibutuhkan untuk project KFX/IFX. Sebagaimana kita ketahui bahwa sebelum keputusan ini diambil, terjadi perdebatan yang panjang mengenai design KFX/IFX ini. Angkatan Udara Korea Selatan bersama ADD (Agency for Defense Development) Korea serta Indonesia berada pada pihak yang menginginkan design dual engine. Sedangkan di pihak lain, KAI (Korea Aerospace Industries) dan KIDA (Lembaga pemerintah) menginginkan design single engine untuk KFX/IFX.
Dengan ditetapkannya keputusan design dual engine ini, maka praktis design C-501 single engine (satu mesin) yang diusulkan oleh KAI (Korea Aerospace Industries) sudah di coret. Selanjutnya design KFX/IFX hanya ada 2 design yang keduanya adalah dual engine yaitu C-103 (design conventional) dan C-2013 (design delta). Pilihan dual engine ini sudah sesuai dengan rekomendasi Angkatan Udara Korea Selatan, ADD Korea (Agency for Defense Development) dan pihak Indonesia.
Design KFX/IFX C-103 Conventional Wing Dual Engine
Pilihan dual design ini diambil ditengah memanasnya perdebatan mengenai pilihan jumlah mesin yang dibutuhkan untuk project KFX/IFX. Sebagaimana kita ketahui bahwa sebelum keputusan ini diambil, terjadi perdebatan yang panjang mengenai design KFX/IFX ini. Angkatan Udara Korea Selatan bersama ADD (Agency for Defense Development) Korea serta Indonesia berada pada pihak yang menginginkan design dual engine. Sedangkan di pihak lain, KAI (Korea Aerospace Industries) dan KIDA (Lembaga pemerintah) menginginkan design single engine untuk KFX/IFX.
Baik KAI dan KIDA beralasan bahwa design KFX/IFX dengan dual engine tidak realistis karena membutuhkan biaya yang sangat besar dan technology yang dikuasai belum mencukupi. Namun Angkatan Udara Korea yang di backup oleh ADD menepis kekawatiran mengenai besarnya biaya pengembangan dan kesulitan teknologi dalam mengembangkan KFX/IFX dual engine ini. Mereka beralasan bahwa selain AU Korea, AU Indonesia juga akan ikut membeli pesawat ini nantinya sehingga harga produksi pesawat ini akan berkurang. Selain itu, AU Korea dan ADD juga menegaskan bahwa design dual engine memberikan ruang yang lebih banyak untuk pengembangan kedepannya untuk memastikan bahwa kekuatan udara Korea tidak akan tertinggal dari Negara tetangganya.
Petinggi ADD dalam project KFX/IFX, Lee Dae-yeol, berpendapat bawah pesawat tempur dengan konsep baru seperti KFX/IFX dual engine ini memiliki kelayakan secara ekonomi dalam hal life cycle cost. Selain itu ADD juga sudah menguasai 90% teknologi yang dibutuhkan untuk project KFX/IFX ini. Disebutkan bahwa dari 432 core technology yang di butuhkan, hanya 48 core technology yang belum dikuasi seperti mesin dan system avionic. ADD berharap bahwa kekurangan technology ini akan diambil dari offset yang ditawarkan oleh Lockheed Martin sebagai bagian dari suksesnya Lokheed Martin dalam tender FX-III Korea dimana 40 unit F-35 buatan Lokheed Martin yang dipilih oleh Korea Selatan. Selain Lockheed Martin, ADD juga masih mengharapkan adanya perusahaan asing lain yang bersedia membantu project ini.
Sebelum mengambil keputusan, tim Joint Chief of Staff (JSC) Korea sudah melakukan review mengenai perkiraan biaya, requirements dan schedule pengembangan KFX/IFX ini selama 8 bulan terakhir. Sebagai hasilnya JSC memutuskan memilih design dual engine sebagai pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan masa depan pertahanan udara kedua Negara dan bisa mengimbangi kemampuan kekuatan udara Negara tetangga. Sebagaimana kita ketahui bahwa Korea Selatan berbatasan dengan Jepang, Korea Utara dan China yang merupakan ancaman potensial Korea Selatan.
Tender Pemilihan Mesin Dilakukan pada Agustus 2014
Namun operasional KFX/IFX yang direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2023 nanti, ditunda selama dua tahun menjadi tahun 2025. Lembaga Pemerintah Korea Selatan DAPA (The Defense Acquisition Program Administrator) akan melaksanakan tender bulan Agustus 2014 untuk memilih mesin yang akan digunakan di project KFX/IFX ini. Adapun mesin yang akan ikut dalam tender ini ada dua yaitu GE F414 (mesin Super Hornet dan Gripen E/F) dan Eurojet EJ200 (mesin EF Typhoon).
Prediksi saya pemenang tender ini akan menentukan design yang akan di pilih. Jika mesin GE F414 yang terpilih kemungkinan besar design yang akan di pilih adalah design C-103 (conventional). Sedangkan jika mesin Eurojet EJ200 yang menang, maka design yang di pilih adalah design C-203 (delta wing). Namun dengan tawaran dari Lockheed Martin yang menggiurkan untuk membantu project KFX/IFX ini, maka saya prediksi bahwa kemungkinan besar mesin yang di pilih adalah design C-103 (conventional) dengan mesin GE F414 dari Amerika. Apalagi Lockheed Martin juga sudah sukses meneken kontrak pembelian puluhan F-35A untuk Korea Selatan.
Design KFX/IFX C-203 Delta Wing Dual Engine
Namun sebelum keputusan akhir diambil, tampaknya berbagai kemungkinan masih bisa saja terjadi. Hal ini mengingat EADS sebagai produsen EF Typhoon masih terus berjuang menawarkan Tyhpoon untuk Angkatan Udara Korea. Dan EADS juga melakukan pendekatan dengan PT DI untuk menawarkan Typhoon sebagai pengganti F-5 TNI AU dan menjanjikan transfer teknologi kedalam project KFX/IFX. Namun sepertinya peluang EDAS untuk “terlibat” dalam project KFX/IFX ini cukup kecil.
Dual Engine Mana yang Terpilih : C-103 atau C-203
Dengan dipastikannya bahwa design KFX/IFX menggunakan dual engine, maka praktis hanya design C-103 dan C-203 saja yang tersisa. Selanjutnya akan ditentukan pilihan design C-103 ataukan C-203 yang akan di pakai. Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya diatas, bahwa Design C-103 adalah design conventional yang banyak dianut oleh pesawat buatan Amerika seperti F-16, F-15, F-18 F-22 dan F-35, sedangkan design C-203 adalah design pesawat delta wing yang banyak digunakan di pesawat buatan Eropa seperti Rafale, EF Typhoon, dan Gripen.
Bercermin dari menangnya Lockheed Martin dengan 40 unit F-35A nya dalam tender FX-III Korea Selatan, maka besar kemungkinan design C-103 lah yang akan dipilih menjadi design KFX/IFX. Hal ini karena design ini adalah design yang cukup biasa digunakan oleh perusahaan Amerika tersebut dan factor adanya kewajiban Lockheed Martin untuk membantu project KFX/IFX ini sebagai bagian offset menangnya 40 unit F-35 buatan Lockheed Martin dalam tender FX-III Korea beberapa waktu yang lalu.
Prediksi Phase EMD (Engineering and Manufacturing Development) Dimulai September 2014?
Lalu kapan project KFX/IFX yang sudah terunda selama 1.5 tahun terakhir ini dilanjutkan lagi? Seperti sudah diberitakan akhir tahun 2012 lalu bahwa project KFX/IFX ini ditunda selama 1.5 setengah tahun. Phase yang ditunda adalah phase ketiga yaitu EMD (Engineering and Manufacturing Development). Seperti yang sudah saya tulis di blog ini pada awal tahun 2013 yang lalu, saya prediksi bahwa project KFX/IFX ini akan dilanjutkan kembali pada bulan September 2014 ini. Tapi ini masih prediski saya saja ya. Namun saya kira, project ini pasti akan dilanjutkan kembali pada tahun 2014 ini.
Mari kita doakan saja supaya proses dimulainya tahap ketiga yaitu tahap EMD (Engineering and Manufacturing Development) project KFX/IFX antara Indonesia dan Korea Selatan ini bisa berjalan dengan lancer. Dan kita doakan juga bahwa project KFX/IFX ini akan membawa dampak positif bagi Indonesia kedepannya. Sekaian dari saya, salam admin AnalisisMiliter.com
Sumber Referensi :
http://www.defensenews.com/article/20140719/DEFREG03/307190020/S-Korea-Opts-Twin-Engine-Fighter-Development
Petinggi ADD dalam project KFX/IFX, Lee Dae-yeol, berpendapat bawah pesawat tempur dengan konsep baru seperti KFX/IFX dual engine ini memiliki kelayakan secara ekonomi dalam hal life cycle cost. Selain itu ADD juga sudah menguasai 90% teknologi yang dibutuhkan untuk project KFX/IFX ini. Disebutkan bahwa dari 432 core technology yang di butuhkan, hanya 48 core technology yang belum dikuasi seperti mesin dan system avionic. ADD berharap bahwa kekurangan technology ini akan diambil dari offset yang ditawarkan oleh Lockheed Martin sebagai bagian dari suksesnya Lokheed Martin dalam tender FX-III Korea dimana 40 unit F-35 buatan Lokheed Martin yang dipilih oleh Korea Selatan. Selain Lockheed Martin, ADD juga masih mengharapkan adanya perusahaan asing lain yang bersedia membantu project ini.
Sebelum mengambil keputusan, tim Joint Chief of Staff (JSC) Korea sudah melakukan review mengenai perkiraan biaya, requirements dan schedule pengembangan KFX/IFX ini selama 8 bulan terakhir. Sebagai hasilnya JSC memutuskan memilih design dual engine sebagai pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan masa depan pertahanan udara kedua Negara dan bisa mengimbangi kemampuan kekuatan udara Negara tetangga. Sebagaimana kita ketahui bahwa Korea Selatan berbatasan dengan Jepang, Korea Utara dan China yang merupakan ancaman potensial Korea Selatan.
Tender Pemilihan Mesin Dilakukan pada Agustus 2014
Namun operasional KFX/IFX yang direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2023 nanti, ditunda selama dua tahun menjadi tahun 2025. Lembaga Pemerintah Korea Selatan DAPA (The Defense Acquisition Program Administrator) akan melaksanakan tender bulan Agustus 2014 untuk memilih mesin yang akan digunakan di project KFX/IFX ini. Adapun mesin yang akan ikut dalam tender ini ada dua yaitu GE F414 (mesin Super Hornet dan Gripen E/F) dan Eurojet EJ200 (mesin EF Typhoon).
Prediksi saya pemenang tender ini akan menentukan design yang akan di pilih. Jika mesin GE F414 yang terpilih kemungkinan besar design yang akan di pilih adalah design C-103 (conventional). Sedangkan jika mesin Eurojet EJ200 yang menang, maka design yang di pilih adalah design C-203 (delta wing). Namun dengan tawaran dari Lockheed Martin yang menggiurkan untuk membantu project KFX/IFX ini, maka saya prediksi bahwa kemungkinan besar mesin yang di pilih adalah design C-103 (conventional) dengan mesin GE F414 dari Amerika. Apalagi Lockheed Martin juga sudah sukses meneken kontrak pembelian puluhan F-35A untuk Korea Selatan.
Design KFX/IFX C-203 Delta Wing Dual Engine
Namun sebelum keputusan akhir diambil, tampaknya berbagai kemungkinan masih bisa saja terjadi. Hal ini mengingat EADS sebagai produsen EF Typhoon masih terus berjuang menawarkan Tyhpoon untuk Angkatan Udara Korea. Dan EADS juga melakukan pendekatan dengan PT DI untuk menawarkan Typhoon sebagai pengganti F-5 TNI AU dan menjanjikan transfer teknologi kedalam project KFX/IFX. Namun sepertinya peluang EDAS untuk “terlibat” dalam project KFX/IFX ini cukup kecil.
Dual Engine Mana yang Terpilih : C-103 atau C-203
Dengan dipastikannya bahwa design KFX/IFX menggunakan dual engine, maka praktis hanya design C-103 dan C-203 saja yang tersisa. Selanjutnya akan ditentukan pilihan design C-103 ataukan C-203 yang akan di pakai. Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya diatas, bahwa Design C-103 adalah design conventional yang banyak dianut oleh pesawat buatan Amerika seperti F-16, F-15, F-18 F-22 dan F-35, sedangkan design C-203 adalah design pesawat delta wing yang banyak digunakan di pesawat buatan Eropa seperti Rafale, EF Typhoon, dan Gripen.
Bercermin dari menangnya Lockheed Martin dengan 40 unit F-35A nya dalam tender FX-III Korea Selatan, maka besar kemungkinan design C-103 lah yang akan dipilih menjadi design KFX/IFX. Hal ini karena design ini adalah design yang cukup biasa digunakan oleh perusahaan Amerika tersebut dan factor adanya kewajiban Lockheed Martin untuk membantu project KFX/IFX ini sebagai bagian offset menangnya 40 unit F-35 buatan Lockheed Martin dalam tender FX-III Korea beberapa waktu yang lalu.
Prediksi Phase EMD (Engineering and Manufacturing Development) Dimulai September 2014?
Lalu kapan project KFX/IFX yang sudah terunda selama 1.5 tahun terakhir ini dilanjutkan lagi? Seperti sudah diberitakan akhir tahun 2012 lalu bahwa project KFX/IFX ini ditunda selama 1.5 setengah tahun. Phase yang ditunda adalah phase ketiga yaitu EMD (Engineering and Manufacturing Development). Seperti yang sudah saya tulis di blog ini pada awal tahun 2013 yang lalu, saya prediksi bahwa project KFX/IFX ini akan dilanjutkan kembali pada bulan September 2014 ini. Tapi ini masih prediski saya saja ya. Namun saya kira, project ini pasti akan dilanjutkan kembali pada tahun 2014 ini.
Mari kita doakan saja supaya proses dimulainya tahap ketiga yaitu tahap EMD (Engineering and Manufacturing Development) project KFX/IFX antara Indonesia dan Korea Selatan ini bisa berjalan dengan lancer. Dan kita doakan juga bahwa project KFX/IFX ini akan membawa dampak positif bagi Indonesia kedepannya. Sekaian dari saya, salam admin AnalisisMiliter.com
Sumber Referensi :
http://www.defensenews.com/article/20140719/DEFREG03/307190020/S-Korea-Opts-Twin-Engine-Fighter-Development
0 komentar:
Posting Komentar