Korea Selatan kecewa setelah membeli begitu banyak senjata, namun AS tetap tidak memberikan transfer teknologi. Kisah Korea ini dialami Jepang, belasan tahun silam, saat bekerjasama membangun pesawat tempur dengan AS.
Kepala Staf Angkatan Udara Korea Selatan, Jung Gyeong-doo mengatakan meskipun AS mungkin tidak memberikan empat teknologi inti yang diperlukan untuk pengembangan jet tempur KF-X, namun Korea akan tetap dapat mendorong proyek KF-X, untuk terwujud. Kontrak pembelian jet tempur F-35A dari AS tidak termasuk menyediakan empat teknologi inti, ujar Kepala Staf Angkatan Udara Jung, saat inspeksi parlemen terhadap ke Markas Besar Angkatan Udara tanggal 22 September 2015.
Sebelumnya, pada tahun 2014 September, militer Korea menuntut transfer 25 jenis teknologi seperti radar AESA, kontrol penerbangan, avionik, dan senjata, saat memutuskan untuk membeli 40 jet tempur siluman AS, F-35A dengan nilai kontrak 7.34 triliun won (US$6.23 miliar).
Namun pemerintah AS menolak untuk menyetujui ekspor dari empat teknologi inti karena masalah keamanan nasional, ujar anggota Defense Acquisition Program Administration (DAPA). Keempat item itu adalah radar AESA, infrared search and tracking equipment (IRST), electro-optical target tracking devices (EO TGP), dan RF Jammers. Militer Korea berencana untuk menggunakan teknologi itu di tahun 2025. Kini diketahui bahwa empat teknologi itu, tidak termasuk dalam kontrak resmi ketika pemerintah Korea memutuskan untuk membeli pesawat tempur F-35A dari Amerika Serikat.
DAPA sedang mempertimbangkan untuk maju memproduksi radar AESA, infrared search dan tracking equipment dengan cara kerjasama teknologi dengan negara-negara ketiga seperti dari Eropa dan pengembangan teknologinya di Korea.
Tapi hari ini, selama inspeksi parlemen, anggota parlemen kekhawatiran tentang penundaan/ terlambatnya program pengembangan pesawat tempur Korea, sejak Korea menyetujui program pesawat tersebut digarap bersama perusahaan Lockheed Martin, yang merupakan produsen F-35A, yang diharapkan akan mentransfer teknologi inti kepada Korea.
Beberapa pakar militer mengatakan bahwa Korea adalah salah satu pembeli terbesar senjata AS, tetapi AS sangat enggan untuk mentransfer teknologi ke Korea setelah mereka menjual senjatanya ke Korea. “Akhir-akhir ini, AS mengidentifikasi Korea sebagai pesaing di pasar senjata internasional,” kata seorang pejabat militer. “AS tidak memberikan Korea janji transfer teknologi setelah menjual F-15K.”
businesskorea.co.kr