Select Language

Minggu, 04 Maret 2012

perencanaan strategi komunikasi

Berangkat dari analis situasional, analisis organisasi dan analisis public yang tepat, strategi komunikasi yang jitu dapat dikreasikan. Tentu ketepatan mengforumalsikan strategi akan menghasilkan strategi yang handal dan berujung pada program-program yang kreatif dan unik. Tentu ada tahapan-tahapan yang harus dilalui. Apa saja tahapannya?

Masih dalam pembahasan perencanaan strategi komunikasi menurut Smith (2005) dalam buku Perencanaan Strategi Komunikasi, setelah tahapan formative research atau analisis, maka fase selanjutnya adalah pembuatan strategi komunikasi.

Sebelumnya, kita perlu menarik garis tegas antara strategi dengan taktik. Definisi mudahnya mungkin bisa dijabarkan sebagai berikut. Strategi adalah perencaan jangka panjang yang diarahkan untuk mencapai tujuan besar sebuah campaign komunikasi. Sementara, taktik adalah turunan program dari strategi. Sayangnya, masih banyak praktisi PR yang langsung membuat taktik atau program PR tanpa membuat grand design strategi terlebih dahulu.

Ini pula yang menyebabkan di beberapa tempat program-program PR seakan tidak sinkron satu sama lain serta tidak selaras dengan program-program marketing, sales maupun SDM. Program-program PR kemudian terjebak hanya pada penyelenggaraan event belaka. Peresmian gedung baru, jumpa pers dadakan, menghadiri seminar pesta tanpa tahu target komunitasnya siapa, adalah kealpaan yang terkadang masih dilakukan oleh beberapa praktisi PR.

Akibatnya dapat ditebak, divisi PR dianggap hanya sebagai divisi yang menghasilkan ‘cost’ dan bukan ‘investasi’. Itu karena divisi PR tersebut tak dapat menunjukkan secara terukur hasil-hasil aktivitas PR campaign yang sudah mereka lakukan.

Mulai dengan sasaran dan tujuan yang jelas

Ya, tahapan perencanaan strategi harus dimulai dari penetapan sasaran dan tujuan secara jelas. Untuk program PR korporasi umumnya sasaran dan tujuan ini selaras dengan sasaran dan tujuan perusahaan. Namun, sasaran dan tujuan ini juga dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan tertentu. Misal, meningkatkan sales, atau re-branding produk baru. Sasaran dan tujuan baru ini harus dinyatakan dengan jelas sejak awal perencanaan strategi agar tidak salah desain.

Formulasi dan respon strategic

Setelah mencanangkan sasaran dan tujuan, langkah selanjutnya baru meformulasikan aksi dan respon yang strategis. Berdasarkan analisis awal yang sudah diperoleh, kita bisa merancang strategi berdasarkan target-target audience beserta profilnya yang sudah kita petakan sejak awal. Formulasi mencakup keputusan menentukan tipe goals yang akan dituju. Apakah task management goals atau reputation goals, misalnya. Pada tahapan ini kita juga mencoba membuat positioning yang tepat untuk lembaga atau personal yang akan kita campaign-kan. Respon strategis dibutuhkan untuk merespon krisis yang tak terduga. Ini mencakup manajemen krisis seperti penentuan tim krisis, pembuatan contingency key messages, penentuan third party endorsers dan lainnya. Kita akan bahas ini secara khusus pada bagian lain.

Gunakan komunikasi yang efektif

Setelah formulasi aksi, langkah selanjutnya adalah menentukan metode pendekatan komunikasi apa yang akan kita tempuh serta channel apa yang akan kita pakai. Ini tentu tidak bisa hanya mengandalkan ‘common sense’ belaka, namun benar-benar harus berdasarkan hasil analisis yang sejak awal sudah dilakukan. Tentu, semakin kompleks goals yang kita ingin capai, metode komunikasi yang digunakan juga merupakan perpaduan dari beberapa pendekatan secara simultan.

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner