Surabaya - Bekas kapal perang RI buatan Jerman, yakni KRI Karang Banteng-983 akan menjadi sasaran tembak Rudal Exocet TNI AL pada Latihan Gabungan TNI yang puncaknya akan dilaksanakan di Laut Jawa dan Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, pada 4 Juni 2014.
Bekas KRI Karang Banteng yang sebelumnya berada di Satuan Kapal Bantu Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) dan kini sudah tidak bermesin lagi itu ditarik menggunakan kapal tandu dari Dermaga Koarmatim, Surabaya, Minggu menuju sasaran penembakan di perairan Laut Jawa.
"Selain menggunakan Rudal Exocet, bekas kapal perang itu juga akan ditembak menggunakan senjata C-802 serta RBU," kata Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Abdul Kadir.
Ia menjelaskan bahwa KRI Karang Banteng telah mengakhiri pengabdiannya ditandai dengan penurunan ular-ular (bendera warna-warni kapal perang) di atas geladak kapal tersebut saat bersandar di Dermaga Koarmatim, Surabaya, Rabu (28/5) dengan inspektur upacara Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Aji.
Sebelum bergabung dengan TNI AL, kapal tersebut adalah kapal fery cepat KM Serayu yang dibuat di galangan kapal Laurzen Jerman pada tahun 1998 dan dioperasikan oleh PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP).
"Pada 15 September 2005, Departemen Perhubungan RI menghibahkan KM Serayu kepada TNI AL melalui Departemen Pertahanan RI, untuk selanjutnya tanggal 7 April 2006 diresmikan menjadi KRI Karang Banteng-983 dengan tugas mendukung pergerakan pasukan dan operasi bakti," kata Kadispen.
Menurut dia, selama ini, keberadaaan KRI Karang Banteng-983 telah banyak memberikan andil terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas TNI AL. Namun berdasarkan pertimbangan strategis, teknis, dan ekonomis, KRI itu dirasakan sudah tidak layak lagi untuk mengemban tugas yang dibebankan terhadapnya.
Dalam Latgab TNI yang dipimpin Dirlat Letjen TNI Lodewijk F Paulus ini, kekuatan laut dan udara melakukan manuver pertempuran laut bersama. Sebagai persiapan, telah dilaksanakan langkah-langkah koordinasi yang intensif agar tugas yang diemban masing-masing unsur, baik unsur laut dan udara dapat terlaksana dengan baik dan maksimal, katanya. (*)
"Selain menggunakan Rudal Exocet, bekas kapal perang itu juga akan ditembak menggunakan senjata C-802 serta RBU," kata Kadispen Koarmatim Letkol Laut (KH) Abdul Kadir.
Ia menjelaskan bahwa KRI Karang Banteng telah mengakhiri pengabdiannya ditandai dengan penurunan ular-ular (bendera warna-warni kapal perang) di atas geladak kapal tersebut saat bersandar di Dermaga Koarmatim, Surabaya, Rabu (28/5) dengan inspektur upacara Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Aji.
Sebelum bergabung dengan TNI AL, kapal tersebut adalah kapal fery cepat KM Serayu yang dibuat di galangan kapal Laurzen Jerman pada tahun 1998 dan dioperasikan oleh PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP).
"Pada 15 September 2005, Departemen Perhubungan RI menghibahkan KM Serayu kepada TNI AL melalui Departemen Pertahanan RI, untuk selanjutnya tanggal 7 April 2006 diresmikan menjadi KRI Karang Banteng-983 dengan tugas mendukung pergerakan pasukan dan operasi bakti," kata Kadispen.
Menurut dia, selama ini, keberadaaan KRI Karang Banteng-983 telah banyak memberikan andil terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas TNI AL. Namun berdasarkan pertimbangan strategis, teknis, dan ekonomis, KRI itu dirasakan sudah tidak layak lagi untuk mengemban tugas yang dibebankan terhadapnya.
Dalam Latgab TNI yang dipimpin Dirlat Letjen TNI Lodewijk F Paulus ini, kekuatan laut dan udara melakukan manuver pertempuran laut bersama. Sebagai persiapan, telah dilaksanakan langkah-langkah koordinasi yang intensif agar tugas yang diemban masing-masing unsur, baik unsur laut dan udara dapat terlaksana dengan baik dan maksimal, katanya. (*)
Sumber: Antara
0 komentar:
Posting Komentar