BATAM, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah delegasi dari Rusia termasuk perusahaan energi Rosatom mengunjungi Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) dan menawarkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) untuk mencukupi kebutuhan listrik industri kawasan tersebut.
"Delegasi menawarkan investasi bidang kelistrikan dengan tenaga nuklir. Batam sebagai kawasan industri yang terus berkembang memang membutuhkan energi terbarukan meski ini membutuhkan pembicaraan panjang," kata Staf Ahli Kepala BP Batam, Asroni Harahap saat memberikan keterangan usai pertemuan di Batam, Kamis (4/9).
Ia mengatakan, Rosatom sudah memiliki pengalaman di bidang pembangkit listrik tenaga nuklir dan telah membangun fasilitas serupa pada sejumlah negara seperti di Vietnam, Bangladesh, Turki.
"Melihat pengalaman yang dimiliki, kami akan membawa ini untuk pembicaraan lebih lanjut. Mudah-mudahan November nanti ada pertemuan lanjutan," kata dia.
Ia mengatakan, pertemuan yang dilakukan di Marketing Centre BP Batam tersebut juga melibatkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Batan, dan PT PLN.
"Kebijakan publiknya harus didudukkan dulu. Kalau implementasikan disetujui tentu akan sangat positif," kata Asroni.
Rosatom, kata dia, tidak hanya akan berinvestasi dan membangun fasilitas tersebut. Namun juga akan memberikan pelatihan terhadap teknologi yang digunakan.
"Masyarakat juga harus diberi pemahaman. Karena selama ini jika mendengar kata nuklir pasti timbul ketakutan dan kehawatiran," kata dia.
Director of Business Development Rosatom, Anna Kudryavtseva mengatakan pihaknya menawarkan pembangunan dua pembangkit dengan masing-masing berkapasitas 1.200 MW.
Untuk membangun fasilitas tersebut, kata dia, investasi yang akan ditanamkan sebesar 9 miliar dolar AS.
Ia juga mengatakan, Batam merupakan wilayah yang aman dari bencana alam terutama gempa bumi sehingga cocok dibangun pembangkit tenaga nuklir.
"Kami sudah sangat berpengalaman pada banyak negara," kata dia.
"Delegasi menawarkan investasi bidang kelistrikan dengan tenaga nuklir. Batam sebagai kawasan industri yang terus berkembang memang membutuhkan energi terbarukan meski ini membutuhkan pembicaraan panjang," kata Staf Ahli Kepala BP Batam, Asroni Harahap saat memberikan keterangan usai pertemuan di Batam, Kamis (4/9).
Ia mengatakan, Rosatom sudah memiliki pengalaman di bidang pembangkit listrik tenaga nuklir dan telah membangun fasilitas serupa pada sejumlah negara seperti di Vietnam, Bangladesh, Turki.
"Melihat pengalaman yang dimiliki, kami akan membawa ini untuk pembicaraan lebih lanjut. Mudah-mudahan November nanti ada pertemuan lanjutan," kata dia.
Ia mengatakan, pertemuan yang dilakukan di Marketing Centre BP Batam tersebut juga melibatkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Batan, dan PT PLN.
"Kebijakan publiknya harus didudukkan dulu. Kalau implementasikan disetujui tentu akan sangat positif," kata Asroni.
Rosatom, kata dia, tidak hanya akan berinvestasi dan membangun fasilitas tersebut. Namun juga akan memberikan pelatihan terhadap teknologi yang digunakan.
"Masyarakat juga harus diberi pemahaman. Karena selama ini jika mendengar kata nuklir pasti timbul ketakutan dan kehawatiran," kata dia.
Director of Business Development Rosatom, Anna Kudryavtseva mengatakan pihaknya menawarkan pembangunan dua pembangkit dengan masing-masing berkapasitas 1.200 MW.
Untuk membangun fasilitas tersebut, kata dia, investasi yang akan ditanamkan sebesar 9 miliar dolar AS.
Ia juga mengatakan, Batam merupakan wilayah yang aman dari bencana alam terutama gempa bumi sehingga cocok dibangun pembangkit tenaga nuklir.
"Kami sudah sangat berpengalaman pada banyak negara," kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar