Mariupol, (Analisa). Ukraina dan pemberontak pro-Rusia, Jumat (5/9) menyetujui gencatan senjata, tahap pertama untuk mengakhiri konflik di Ukraina yang telah menyebabkan ketegangan terparah antara Moskow dengan Barat sejak Perang Dingin berakhir.
Perjanjian itu, yang mulai berlaku mulai pukul 22.00 WIB (23.00 waktu setempat) disetujui pada perundingan perdamaian dengan wakil-wakil dari Rusia dan kelompok HAM dan keamanan OSCE di ibukota Belarus, Minsk.
Sebelum persetujuan itu tercapai, baku tembak antara Ukraina dan pemberontak pro-Rusia meletus.
Tembakan artileri dan mortir berkesinambungan juga terdengar di Donetsk, basis pertahanan utama pemberontak di Ukraina timur dari dekat bandara kota yang masih dikuasai pemerintah.
Ukraina mengatakan, pasukannya berusaha mematahkan ofensif besar pemberontak yang merebut Mariupol, kota pelabuhan berpenduduk sekitar 500.000 jiwa di Laut Azov,
Komandan milisi relawan Azov, Andriy Biletsky, mengatakan, anak buahnya merebut kembali wilayah dari pemberontak dalam ofensif balasan setelah mereka berada dalam jarak lima km dari Mariupol, Kamis.
Mariupol menjadi fokus keprihatinan utama buat Ukraina setelah pemberontak memisahkan diri dari basis pertahanan utama mereka paling utara akhir Agustus yang kata Kiev didukung pasukan tetap Rusia.
Rusia menyangkal mengirim pasukan dan senjata ke Ukraina, kendati apa yang dikatakan NATO bukti kuat atas penentangan itu.
Perwakilan dari Kiev, Moskow, para pemberontak separatis dan kelompok keamanan pan-Eropa OSCE akan bertemu di ibu kota Belarusia, Jumat.
“Seluruh dunia menginginkan perdamaian, seluruh rakyat Ukraina mendambakan perdamaian, termasuk jutaan penduduk Donbass (yang dikuasai pemberontak)
0 komentar:
Posting Komentar