Pada 2022, Indonesia tidak lagi mengimpor pesawat tempur dari luar negeri dengan satu catatan: industri pertahanan nasional sudah mandiri. Hal tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro terkait dukungannya terhadap kemandirian industri pertahanan nasional.
Sejauh ini kemandirian industri pertahanan Indonesia dituangkan dalam beberapa langkah yang dimulai tahun 2010. Sejak dibentuknya KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan), yang mengoordinasikan serta menyinergikan semua potensi dalam negeri. Setelah KKIP terbentuk lahir tujuh program nasional yang meliputi pembuatan pesawat tempur, kapal selam, roket, rudal, radar, tank, sampai propelan.
"Dengan adanya kemandirian ini, maka pada 2022, Indonesia bisa tidak lagi mengimpor pesawat tempur sejenis Sukhoi dari luar negeri," demikian dijelaskan Purnomor, seperti yang Blog Militer Indonesia kutip dari detik.com.
Selain itu, menurut Purnomo, KKIP juga membuatkan road map industri pertahanan dalam negeri dalam menjalakan tugas kepada industri pertahanan nasional sejalan dengan tupoksinya.
Khusus pembangunan pabrik propellant di Energetic Material Center (EMC) PT DAHANA (Persero), Purnomo mengatakan bahwa akan ada dampak positif untuk dunia litbang. "Akan dibutuhkan SDM untuk industri propellant yang notabene baru di Indonesia disamping alih teknologi dari negara pemiliknya di EMC ini. Ini merupakan tantangan bagi dunia litbang kita,"tandasnya.
Pada kesempatan tersebut, ditandatangani nota kesepahaman antara PT DAHANA (Persero) dan Balitbang Kemhan RI. Kerja sama itu meliputi pengembangan sumber daya Manusia, penelitian, pengkajian dan pengembangan teknologi dalam bidang bahan peledak serta propelan. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT DAHANA (Persero) F Harry Sampurno dan Kabalitbang Kemhan Eddy S Siradz disaksikan oleh Menteri Pertahanan.
Sebagaimana diketahui, sejak peletakan batu pertama oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro pada 4 Desember 2010 lalu, pembangunan EMC rampung pada pertengahan 2012. Di lokasi seluas hampir 600 hektar ini diisi fasilitas perkantoran, gudang, laboratorium, dan pabrik, termasuk lokasi pabrik propelan yang sudah disiapkan jauh-jauh hari.
Pages
Diberdayakan oleh Blogger.
Archive
-
▼
2014
(1507)
-
▼
Oktober
(32)
- Pertama kalinya Inggris serang ISIS
- Rusia-Korea Utara rencanakan pertukaran diplomatik
- PM Israel nyatakan ancaman Iran lebih besar diband...
- DPR Persoalkan Pembelian Kapal Selam PT PAL
- Panglima: TNI Kuat, Jangan Macam-macam !
- [Gallery] Atraksi di Sertijab Pangkostrad
- Krisis LCS berikutnya, Indonesia vs China ?
- TNI AU Menerima F-16 C 52ID Gelombang Kedua
- Jajaran KRI produksi dalam negeri
- Puncak HUT TNI, Area Udara & Laut Surabaya Akan Ga...
- HUT ke-69 TNI Jadi Momentum Penting Angkatan Udara
- Aya Naon di Situs Gunung Padang ?
- Tambahan 4 EMB-314 Super Tucano
- Yonif Mekanis 202/TM Siap Tempur
- Legion of Merit Medal Laksamana TNI Marsetio
- Korpaskhas Juara Menembak di UNIFIL
- 147 Pesawat Dipamerkan di HUT TNI ke-69
- Ini Misil Canggih Terbaru TNI AU
- TNI Pamer Kekuatan di Hadapan Dunia
- Paket Menarik Eurofighter untuk Indonesia
- Dua F-16 Terbaru TNI AU Tiba dari AS
- Panglima : TNI Punya Kekuatan Cukup, Jangan Macam-...
- Tingkatkan Kerjasama, PAL Indonesia – Daewoo Sepak...
- Ini Alutsista yang Akan Dipamerkan di HUT TNI
- Pertambahan Cepat Armada Kapal Cepat Rudal Indonesia
- Selebrasi Susilo Surabaya
- 6 Fungsi yang Ada dalam Pesawat CN 235 Pesanan Tha...
- Tentara Nasional Indonesia Incar Radar Intai SLR-6...
- Pesawat Hercules C-130 Mulai Operasi Hujan Buatan
- Tahun 2022 Indonesia Tidak Lagi Perlu Mengimpor Pe...
- Dua Alutsista Terbaru, KCR-60 M dan CN-235, Disera...
- Pertamina Targetkan Pembelian Blok Migas di Malays...
-
▼
Oktober
(32)
Rabu, 01 Oktober 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Wikipedia
Hasil penelusuran
0 komentar:
Posting Komentar