Select Language

Jumat, 25 September 2015

Korea akan Tetap Bangun KFX, Tanpa Teknologi AS

Korea Selatan kecewa setelah membeli begitu banyak senjata, namun AS tetap tidak memberikan transfer teknologi. Kisah Korea ini dialami Jepang, belasan tahun silam, saat bekerjasama membangun pesawat tempur dengan AS.
Fitur baru terbesar dari KFX-C103-iA adalah peningkatan kapasitas internal weapon bay
Model Pesawat KFX-C103-iA
Kepala Staf Angkatan Udara Korea Selatan, Jung Gyeong-doo mengatakan meskipun AS mungkin tidak memberikan empat teknologi inti yang diperlukan untuk pengembangan jet tempur KF-X, namun Korea akan tetap dapat mendorong proyek KF-X, untuk terwujud. Kontrak pembelian jet tempur F-35A dari AS tidak termasuk menyediakan empat teknologi inti, ujar Kepala Staf Angkatan Udara Jung, saat inspeksi parlemen terhadap ke Markas Besar Angkatan Udara tanggal 22 September 2015.
Sebelumnya, pada tahun 2014 September, militer Korea menuntut transfer 25 jenis teknologi seperti radar AESA, kontrol penerbangan, avionik, dan senjata, saat memutuskan untuk membeli 40 jet tempur siluman AS, F-35A dengan nilai kontrak 7.34 triliun won (US$6.23 miliar).
Namun pemerintah AS menolak untuk menyetujui ekspor dari empat teknologi inti karena masalah keamanan nasional, ujar anggota Defense Acquisition Program Administration (DAPA). Keempat item itu adalah radar AESA, infrared search and tracking equipment (IRST), electro-optical target tracking devices (EO TGP), dan RF Jammers. Militer Korea berencana untuk menggunakan teknologi itu di tahun 2025. Kini diketahui bahwa empat teknologi itu, tidak termasuk dalam kontrak resmi ketika pemerintah Korea memutuskan untuk membeli pesawat tempur F-35A dari Amerika Serikat.
DAPA sedang mempertimbangkan untuk maju memproduksi radar AESA, infrared search dan tracking equipment dengan cara kerjasama teknologi dengan negara-negara ketiga seperti dari Eropa dan pengembangan teknologinya di Korea.
Tapi hari ini, selama inspeksi parlemen, anggota parlemen kekhawatiran tentang penundaan/ terlambatnya program pengembangan pesawat tempur Korea, sejak Korea menyetujui program pesawat tersebut digarap bersama perusahaan Lockheed Martin, yang merupakan produsen F-35A, yang diharapkan akan mentransfer teknologi inti kepada Korea.
Beberapa pakar militer mengatakan bahwa Korea adalah salah satu pembeli terbesar senjata AS, tetapi AS sangat enggan untuk mentransfer teknologi ke Korea setelah mereka menjual senjatanya ke Korea. “Akhir-akhir ini, AS mengidentifikasi Korea sebagai pesaing di pasar senjata internasional,” kata seorang pejabat militer. “AS tidak memberikan Korea janji transfer teknologi setelah menjual F-15K.”
businesskorea.co.kr

Pindad Uji R-Han 122 B dan Tandem Shaped Charge Warhead

PindadPengujian merupakan salah satu validasi desain yang bertujuan mengetahui kesesuaian desain dan performance suatu produk hasil penelitian dan pengembangan. Untuk pembuktian hasil desain tersebut, PT Pindad malaksanakan pengujian hasil penelitian dan pengembangan salah satu produk pertahanan dan keamanan roket dengan menitik beratkan pada daya hancur serta kemampuan tabir.
Pengujian yang dilakukan meliputi uji statis warhead (hulu ledak) roket pertahanan R-Han 122 B dan uji statis tandem shaped charge warhead untuk Anti Tank Guided Missile (ATGM) yang dilaksanakan di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur pada tanggal 16-18 September 2015.
Acara ini dihadiri PT Pindad, beberapa anggota Konsorsium Roket Nasional seperti Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan, Direktorat Jenderal Potensi Keamanan Kementerian Pertahanan , Kementerian Riset, Teknologi danPendidikan Tinggi, PT Dirgantara Indonesia, PT Dahana, LAPAN, serta Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogjakarta.
Kolonel Abdullah Sani, Kepala Bidang Matra Darat Balitbang Kemhan mengatakan, kegiatan pengujian ini merupakan salah satu bagian dari wujud kerja keras sumbangan terhadap bangsa dan negara. “Pengujian warhead roket ini merupakan salah satu program Balitbang Kemhan untuk R-Han 122 B, dimana akan dilaksanakan uji fungsi yang salah satu materinya adalah uji statis. Data-data ini akan sangat kami butuhkan dalam pengembangan roket yang merupakan bagian dari alutsista, sehingga roket ini dapat menjadi kebanggaan dan pada akhirnya bisa digunakan oleh kesatuan-kesatuan TNI,” ujarnya.
Perwakilan dari Kemenristekdikti, Gunawan Wibisana mengatakan sedang disiapkan suatu dukungan berupa forum di tingkat Kementerian agar kegiatan pengembangan roket dapat berjalan secara lebih efektif. “Sudah ada pertemuan-pertemuan yang dilakukan dengan perwakilan dari Kementerian. Semoga environment ini dapat terus terjaga, terutama di tempat-tempat yang dapat mendorong atau membuat kebijakan agar kegiatan yang akan dilakukan dapat lebih terarah dan dapat direalisasikan secara lebih cepat,” tuturnya.
Kadiv Bangprodses PT Pindad, Heru Puryanto mengatakan bahwa pengujian ini dilakukan untuk validasi dan optimasi desain warhead Roket R-Han 122 B. “Akan ada 8 materi uji yang akan dilakukan terhadap warhead untuk mengetahui karakteristik dan performance warhead yang akan dilaksanakan oleh tim teknis Bangprodses PT Pindad,” tutur Heru.
roket-pindadUji statis warhead roket pertahanan yang merupakan program kerjasama PT Pindad dengan Balitbang Kemhan. Dua varian warhead roket R-Han 122 B, High Explosion (HE) dan smoke mengacu pada 8 materi uji yg meliputi : uji fragmentasi, untuk mengetahui jumlah pecahan dan berat pecahan minimum yang mampu mematikan target, uji perkenaan/kerapatan, bertujuan untuk mengetahui jarak mematikan pada radius yang telah ditentukan dengan menggunakan triplek serta plat aluminium, uji kuat suara ledakan dilakukan untuk mengukur kuat suara ledakan dengan menggunakan desibel meter.
Sementara, uji crater dilakukan untuk mengetahui ukuran diameter dan kedalaman crater (lubang/kawah) yang dihasilkan dari ledakan, uji blast effect dilakukan untuk menganalisa efek ledakan dengan mensimulasikan pada tembok dengan jarak yang telah ditentukan, uji bullet impact dilakukan untuk menguji sensitivitas warhead terhadap penembakan dengan menggunakan munisi ringan kaliber 12.7 mm, uji sympathetic detonation dilakukan untuk mengetahui sensitivitas warhead terhadap lingkungan penyimpanan, dan khusus untuk varian asap, dilakukan uji smoke untuk mengetahui kepekatan asap yang dihasilkan.
Selain warhead R-Han 122 B, juga dilakukan uji statis terhadap tandem shaped charge warhead untuk Anti Tank Guided Missile (ATGM) yang merupakan proyek PT Pindad (Persero) dengan Kemenristekdikti. Materi uji yang dilakukan antara lain ; uji daya tembus precursor warhead, uji daya tembus main warhead, serta uji daya tembus warhead dengan sistem tandem. Beberapa materi uji tersebut diledakkan di atas plat baja setebal 30 cm dan uji tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi daya tembus terhadap target.
Data-data yang dihasilkan dari uji statis warhead R-Han 122B dan tandem shaped charge warhead akan dianalisis untuk mengetahui detail performance warhead saat roket ditembakkan dan meledak di sasaran. Selain itu, data yang dihasilkan dapat digunakan sebagai data pendukung saat dilakukan uji dinamis.

Pindad

Norwegia Terima Jet Tempur F-35A

Norwegian+F-35A+inauguration+ceremony+1
Norwegian+F-35A+inauguration+ceremony+2
Norwegian+F-35A+inauguration+ceremony+3
Norwegian+F-35A+inauguration+ceremony+4
Norwegian+F-35A+inauguration+ceremony+5
Norwegian+F-35A+inauguration+ceremony+6
Norwegian+F-35A+inauguration+ceremony+7
Norwegian+F-35A+inauguration+ceremony+8
Norwegian+F-35A+inauguration+ceremony+9
Satu persatu negara yang tergabung dengan konsorsium pembuatan jet tempur F-35 mulai mendapatkan pesawat mereka. Kini Norwegia pun menerima pesawat yang sama. Untuk beberapa waktu mendatang pilot pilot Norwegia akan berlatih dengan pesawat F-35 mereka di Norwegia. Hingga saat ini baru Italia yang menerima pesawat F-35 di negerinya sendiri, karena Italia merupakan pabrik perakitan dan perawatan F-35 selain, Amerika Serikat.
Norwegian F-35A inauguration ceremony

Militer Inggris di Afghanistan

British+Army+photo+shoot+in+Afghanistan+1
British+Army+photo+shoot+in+Afghanistan+2
British+Army+photo+shoot+in+Afghanistan+3
British+Army+photo+shoot+in+Afghanistan+4
British+Army+photo+shoot+in+Afghanistan+5
British+Army+photo+shoot+in+Afghanistan+6
British+Army+photo+shoot+in+Afghanistan+7
British+Army+photo+shoot+in+Afghanistan+8
Inggris sadar negara mereka tidak sekaya dan sebesar Amerika Serikat. Inggris bisa menerima kenyataan yang ada di jaman sekarang, setelah ratusan tahun yang lalu, mereka salah satu bangsa yang unggul di dunia. Untuk itu secara militer, Inggris tidak lagi meniru gaya Amerika Serikat yang sangat agresif dan boros untuk urusan militer. Inggris membentuk unit unit militernya lebih ramping namun efektif dan mematikan. Konsep itu antara lain mereka terapkan di perang Afghanistan.
sumber: jakartagreater.com

Kapal Induk Tiongkok Berbahan Semen

PLA+Navy+military+training+on+cement+aircraft+carrier+1
PLA+Navy+military+training+on+cement+aircraft+carrier+2
PLA+Navy+military+training+on+cement+aircraft+carrier+3
PLA+Navy+military+training+on+cement+aircraft+carrier+4
Angaktan laut Tiongkok (PLA) terus meningkatkan dan mengasah keterampilan mereka, terutama untuk mengoperasikan mesin-mesin perang baru dan modern yang booming di bangun di negeri tirai bambu ini. Kini Tiongkok sedang membangun kapal induk kedua. Sambil menunggu selesai, para calon awak kapalnya berlatih menerbangkan pesawat dari kapal induk yang terbuat dari semen, namun dibentuk semirip mungkin.

Malaysia Sering Langgar Ruang Udara Natuna

F-18D Malaysia
F-18D Malaysia
Jakarta – Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas), Marsda TNI Hadiyan Sumintaatmadja mengaku selama ini ruang udara Pulau Natuna, Kepulauan Riau sering terjadi pelanggaran yang dilakukan pesawat Malaysia. Meski jajarannya telah mengatur jalur khusus di kawasan udara alur laut kepulauan Indonesia (Alki).
“Ada yang kabur, ada yang protes. Mereka merasa enggak keluar jalur (Alki). Tapi radar kita melihat mereka masuk jalur Alki,” ujar Hadiyan saat dikonfirmasi, Jumat (25/9/2015).
Hadiyan mencontohkan, negeri jiran Malaysia misalnya, meski sudah diberikan koridor khusus penerbangan dari Kuching yang berada di wilayah timur Malaysia ke Kelantan, bagian barat Malaysia, mereka tetap melanggar. Bahkan, Malaysia seringkali melakukan hal tersebut.
“Mereka kita beri koridor khusus juga. Sudah kita kasih karena ada perjanjian. Kita fasilitasi, kita sudah kasih lorong, tapi kadang mereka (Malaysia) suka keluar jalur atau lorong. Makanya kita usir, kita beri peringatan sebab kejadian seperti itu sering terjadi,” imbuhnya.
Keterbatasan pesawat tempur TNI AU, menjadi salah satu penyebab nekatnya pesawat asing melintas secara ilegal di ruang udara Indonesia. Terlebih pesawat tempur milik prajurit matra udara hanya berada di Batam, Makassar, dan Madiun.
“Harapan kita dengan banyak pesawat mereka jadi takut, kita berikan efek getar. Kalau di Batam kita sudah melakukan operasi mulai 16 September, operasi dilakukan hampir setiap hari. Tapi pesawat tempur tidak setiap saat kita deploy (parkir) di sana,” pungkasnya.

Okezone.com

Mengenal Spetsnaz Grup Alpha

statik.tempo.co
Spetsnaz Grup Alpha salah satu dari sekian banyak pasukan khusus yang dimiliki oleh Rusia. Grup Alpha berada di bawah kendali FSB (Federal’naya Sluzhba Bezopasnosti), atau badan keamanan federasi yang dahulu bernama KGB. Grup Alpha memiliki keahlian operasi penyamaran, operasi anti teror, dan penculikan tokoh penting. [defence.pk]
2
Sejumlah pasukan Grup Alpha berusaha menyelamatkan anak-anak dari penyanderaan sekolah di Beslan. FSB membawahi 2 unit paramiliter pasukan khusus yaitu Alpha dan Vympel, namun dalam pembahasan kali ini lebih menekankan pada pasukan Grup Alpha. Dimana pasukan grup Alpha lebih sering dikerahkan dalam konflik berintensitas tinggi, dan operasi pembebasan sandera. [Getty Images]
3
Pasukan Grup Alpha tengah menyerbu sebuah bangunan di kota Nalchik, seorang prajurit terlihat membawa tameng anti peluru yang merupakan ciri khas dari Grup Alpha. Unit ini didirikan pada 28 Juli 1978 oleh pemimpin KGB Yuri Andropov, dahulu unit ini hanya menerima perwira saja dan beroperasi dalam jumlah personel yang amat terbatas. Alpha dikerahkan pertama kali saat menyerbu Istana Kepresidenan Afganistan di Kabul pada 27 Desember 1979. [Getty Images]
4
Sejumlah pasukan Spetsnaz Grup Alpha berlarian saat menyerbu gedung theater di Moscow. Sebagai pasukan intelejen, jumlah personel dan metode pelatihan tidak pernah diumbar ke publik. Tetapi pelatihan pasukan Grup Alpha sangatlah berat, salah satunya adalah latihan mengamankan tokoh penting dan menjaga pembangkit listrik tenaga nuklir. [Getty Images]
5
Salah satu strategi rahasia dari Spetsnaz Grup Alpha adalah melumpuhkan nuklir. Alpha bertugas untuk mengeleminasi kemampuan nuklir lawan, tugas ini sangatlah sulit mendeteksi keberadaan tempat peluncur nuklir lawan. Alpha memiliki salah satu strategi unik yaitu, menculik tokoh penting yang bertanggung jawab meluncurkan nuklir seperti pimpinan militer, pejabat pemerintah dan operator nuklir. Sehingga dengan mudah rudal nuklir tidak dapat diluncurkan jika orang-orang penting tersebut diculik atau dilenyapkan. [Getty Images]
6
Sebagai pasukan intelejen Alpha kerap kali ditugaskan untuk menangani misi-misi kotor, seperti eksekusi target terpilih. Salah satu misi Alpha adalah melakukan serangan terhadap instalasi militer dalam konflik Ukraina-Rusia. Selain itu operasi pembebasan sandera dan penyerbuan ke instalasi musuh kerap kali dilakukan oleh satuan ini. [Getty Images]
Tempo.co

Jet Tempur MiG-29 di Langit Suriah

22
33
44
55
Presiden AS Barack Obama menyampaikan Pidato di White House, Washington DC, AS
Presiden AS Barack Obama menyampaikan Pidato di White House, Washington DC, AS
Sebelumnya satelit mata-mata AS mendeteksi kehadiran pesawat tempur Rusia di lapangan terbang Suriah. Kini pesawat MiG-29 telah terbang di timur wilayah Ghouta, Suriah. Belum diketahui apakah pesawat ini milik AU Suriah atau Rusia.
sumber: jakartagreater.com

Russian Navy Amphibious Landing Crafts

Russian1
Russian2
Russian3
Russian4
Russian5
Russian6
Russian7
Russian8
Russian9
Russian10
Russian11
Russian12
Russian13
Russian Navy amphibious landing crafts. Rusia berlatih melakukan pendaratan pasukan dan mesin perang, di saat meningkatnya suhu politik di Eropa dan juga Suriah. Rusia melakukan berbagai simulasi pendaratan pasukan ke garis pantai, mengantisipasi jika pasukan ini harus bergerak, jika di minta pusat komando di Moskow, Rusia.
sumber: jakartagreater.com

SU-27 TNI AU Usir Pesawat Asing di Natuna

image
Kepulauan Riau – Satu thunder flight Sukhoi Su-27/30MKI Flanker dari Skuadron Udara 11 TNI AU mengusir pesawat terbang asing yang tanpa ijin masuk di koridor udara Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau, hari ini.
Penerbangan tanpa ijin di wilayah udara ini sudah beberapa kali terjadi namun bisa diusir jajaran TNI AU.
“Satuan radar mendeteksi pesawat tidak dikenal di wilayah Natuna. Kami mengejar mereka,” kata Komandan Skuadron Udara 11 TNI AU, Letnan Kolonel Penerbang Vincentius Endy HP, usai kembali mendarat di Pangkalan Udara TNI AU Hang Nadim, Batam, Jumat.
Untuk sementara waktu, beberapa Sukhoi Su-27/30MKI Flanker Skuadron Udara 11 TNI AU ditempatkan di sana untuk bersiaga. Dalam keseharian, mereka memiliki home base di Pangkalan Udara Utama TNI AU Hasanuddin, Makassar.
Informasi penerbangan gelap itu, kata dia, diterima petugas piket sekitar pukul 11.30 WIB.
Endy langsung memimpin pengejaran bersama dua anak buahnya, yaitu Letnan Dua Penerbang Nur Wachid, dan Kapten Penerbang Idris.
Sekitar satu jam pengejaran, dua pesawat tempur buatan Rusia itu mendarat di Batam.
“Pesawatnya memotong jalur di Natuna. Setelah mengetahui kami mengejar, pesawat tidak dikenal tersebut keluar dari ruang udara Natuna dan menggunakan jalur semestinya,” kata dia.
Ia mengatakan, belum mengetahui secara pasti jenis pesawat terbang itu, karena posisi terakhir masih jauh dari titik pesawat terpantau radar. “Mereka tahu kalau dikejar. Sehingga langsung meninggalkan udara Natuna sebelum sempat kami dekati,” kata Endy.
Indonesia sebetulnya memberi beberapa koridor udara untuk keperluan penerbangan damai pesawat-pesawat terbang militer negara-negara lain.
Walau begitu, mereka atau perwakilan resmi negara-negara yang akan menggunakan koridor udara itu tetap harus mengajukan ijin resmi kepada pemerintah Indonesia.
Pemberitahuan tertulis dan pengajuan ijin resmi itu ditujukan, antara lain, kepada Markas Besar TNI dan TNI AU, Badan Intelijen Strategis TNI, Kementerian Luar Negeri, dan beberapa instansi lain. Ketidakpatuhan pada prosedur ini bisa berujung pada insiden diplomatik dan militer secara serius.
Wilayah Natuna, kata dia, termasuk paling rawan dilanggar penerbangan gelap mengingat kondisi geografisnya yang luas.
“Posisinya pada sisi utara. Sementara pesawat-pesawat itu ingin ambil jalur lurus sehingga bisa lebih hemat bahan bakar dan cepat sampai. Makanya mereka melintasi udara Natuna khususnya yang ke Malaysia dan Singapura,” kata dia.
Editor: Ade Marboen
ANTARA
hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner