Select Language

Minggu, 31 Mei 2015

Membangun Kemandirian Pertahanan RI (Part 2)

Pertahanan negara menjadi salah satu aspek penting dalam menjamin eksistensi dan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pertahanan negara yang kokoh akan mampu mewujudkan bangsa yang kuat. Pembangunan pertahanan yang kuat menuntut dipenuhinya kebutuhan Alutsista modern.
Bagi Indonesia pembangunan kekuatan melalui modernisasi Alutsista bukan saja pilihan tetapi menjadi suatu keharusan. Peran TNI kedepan tidak hanya sebagai pengawal kedaulatan bangsa dan negara tetapi juga dituntut untuk mampu melaksanakan tugas-tugas perdamaian dunia maupun tugas-tugas kemanusiaan tingkat regional dan global.
Namun dengan demikian bahwa pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI yang modern dengan teknologi mutakhir membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Oleh karena itu pemerintah mendorong adanya pemberdayaan Industri Pertahanan nasional agar mampu memenuhi kebutuhan Alutsista TNI mewujudkan kekuataan pokok TNI sampai 2024.
Industri pertahanan dalam negeri yang sempat kolaps pada awal era reformasi, pada tahun 2004 dibangun kembali yang diawali dengan diadakannya Roundtable Discussion di Kementerian Pertahanan. Roundtable Discussion tersebut dipimpin langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dimaksudkan untuk revitalisasi industri pertahanan dalam negeri. Pada tahun 2010, melalui Perpres no. 42 tahun 2010, lahirlah Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).
Komite yang dipimpin langsung oleh Presiden ini bertugas menentukan arah strategis pembangunan industri pertahanan dalam negeri. Didalamnya terdapat lima Menteri Kabinet yang terkait yaitu Menteri Pertahanan sebagai leading sektor, Menteri BUMN, Menteri Perindustrian, Menteri Riset dan Teknologi dan Menteri Keuangan.
Tugas pokok KKIP adalah membina industri pertahanan dalam negeri yang setelah tahun 1998 terjadi kebangkrutan akibat krisis. KKIP juga menyusun rencana induk dan cetak biru industri pertahananan dengan mengutamakan produksi dalam negeri. Selain itu, KKIP juga bertugas mendorong percepatan pembangunan MEF TNI untuk operasi militer dengan pendanaan dari APBN.
Keberadaan KKIP sangat berarti bagi PT Dirgantara Indonesia (DI), PT Pindad, maupun PT PAL,sebagai tiga industri pertahanan terbesar milik negara. KKIP-lah yang berkontribusi membentuk masterplan revitalisasi industri pertahanan, kriteria industri pertahanan, kebijakan dasar pengadaan Alutsista TNI dan Polri, serta verifikasi kemampuan industri pertahanan dan revitalisasi manajemen BUMN Industri Pertahanan.
KKIP dibentuk untuk mengawal pembangunan Alutsista dalam negeri hingga 2029 yang dibagi menjadi  empat tahap. Tahap pertama, 2010 hingga 2014, KKIP mencanangkan empat program strategis, meliputi  penetapan program revitalisasi industri pertahanan,  stabilisasi dan optimalisasi industri pertahanan, penyiapan regulasi industri pertahanan dan penyiapan produk masa depandan hampir semua program sudah terealisasi.
Pada tahun 2012, lahirlah Undang-Undang No. 16  tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Lahirnya UU Industri Pertahanan merupakan perkembangan baik  karena memberikan guideline bagi semua pelaku. UU  Industri Pertahanan sangat strategis dan fundamental untuk membangkitkan kembali industri pertahanan. Adanya UU ini diyakini akan mendorong kemampuan  memproduksi dan pengembangan jasa pemeliharaan  dari industri pertahanan semakin berkembang.
Dengan  demikian hal tersebut akan membawa dampak bagi proses modernisasi Alutsista. Target Alutsista yang akan dicapai adalah Alutsista yang memiliki mobilitas tinggi dan daya pukul. Sedang target  industri pertahanan adalah mewujudkan kemampuan  memenuhi permintaan pasar dalam negeri, kemampuan bersaing di pasar internasional serta kemampuan  mendukung pertumbuhan ekonomi.
Terkait perkembangan Alutsista masa depan, KKIP telah mencanangkan program new future products yang meliputi Pesawat Tempur IFX, pesawat angkut, kapal selam, kapal perang atas air, roket, peluru kendali, pesawat terbang tanpa awak, radar, combat management sistem, alat komunikasi, amunisi kaliber besar, bom udara, torpedo, propelan, kendaraan tempur, serta kendaraan taktis.
Pada 2029 diharapkan industri pertahanan Indonesia sudah bisa disejajarkan dengan industri pertahanan dunia. Dengan terwujudnya kebangkitan industri pertahanan dalam negeri, Indonesia siap bersaing dengan pasar internasional.
Negara yang baik (ideal) adalah negara yang mampu memproduksi Alutsista dengan kuantitas dan kualitas yang tinggi sehingga dapat menjual (mengekspor) Alutsistanya ke luar negeri. Kondisi ini memberikan keuntungan karena ancaman yang diperoleh NKRI akan meningkatkan kebutuhan penyediaan Alutsista TNI.
Tahap selanjutnya peningkatan kebutuhan Alutsista TNI meningkatkan kebutuhan pengembangan industri pertahanan. Sehingga secara ringkas dapat dikatakan ancaman dapat meningkatkan kemampuan pertahanan negara juga kemampuan ekonomi nasional.
Negara Indonesia wajib memproduksi alat utama sistem senjata (Alutsista) sendiri, Alutsista yang dapat diproduksi di dalam negeri wajib kita adakan sendiri, Alutsista modern telah diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri bersama kekuatan Alutsista yang modern, sarana untuk berlatih tempur dan pendidikan memelihara keamanan juga telah dibangun pemerintah.
Sehingga diharapkan TNI memiliki kekuatan pasukan yang andal serta dilengkapi dengan sistem persenjataan yang modern. Namun ini bukan mengartikan Indonesia hendak membangun kekuatan militer yang agresif. Kita ingin menjadikan TNI memiliki kekuatan pertahanan yang andal, terlatih bermanuver secara baik, terdidik dan dipersenjatai dengan Alutsista yang semakin canggih.
Minimum Essential Force (MEF) tahap I (2010-2014) membawa perkembangan bagi geliat industri pertahanan dalam negeri. Kita melihat sesuatu yang lebih dengan melihat kemandirian teknologi dan regulasi kebijakan pertahanan, regulasi kebijakan pertahanan itu mengatur pengembangan industri pertahanan dan pembangunan SDM. Jika terjadi pengadaan maka harus ada transfer of technology untuk peningkatan SDM-nya baik dari TNI maupun non TNI dan saat ini Indonesia memiliki beberapa SDM yang mampu memproduk Alutsista sendiri.
Pembangunan TNI melalui pencapaian MEF pada bidang Alutsista telah dilaksanakan dengan rematerialisasi, pengadaan, dislokasi kekuatan, dan revitalisasi satuan TNI sesuai dengan ancaman yang berkembang.
Sedangkan dalam bidang penelitian dan pengembangan, Kementerian Pertahanan telah berhasil dengan sukses melaksanakan uji coba penembakan roket 122-RHAN dan pengembangan beberapa prototype small jet engine 200 newton untuk rudal jelajah surface to surface jarak 100-150 KM, pembuatan warhead dengan impac fuze untuk pengembangan roket caliber 200 mm, pembuatan material komposit aluminium paduan, glide smart bomb, alat komunikasi (Alkom) manpack VHF/FM ground to air, alat komunikasi tempur (Alkompur)UHF handheld dan repeater serta pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X.
(Berbagai Sumber)

HNLMS Karel Doorman (A833) Resmi Beroperasi

image
image
image
image
image
image
image
image
image
image
image
image
image
image
image
image
HNLMS Karel Doorman adalah kapal multi-function support untuk operasi amfibi Angkatan Laut Kerajaan Belanda yang mggantikan HNLMS Zuiderkruis (scrapped in February 2014) dan HNLMS Amsterdam (sold to Peru in December 2014).
Kapal ini baru saja memasuki layanan, untuk digunakan Angkatan Laut Kerajaan Belanda dengan panjang 204,7 meter yang menjadi kapal terbesar dalam pelayanan angkatan laut Belanda.
She was built at the Damen yard in Galati, Romania dan pada 16 August 2013 the ship arrived in Vlissingen, The Netherlands where final outfitting and installation of the weapon systems will take place.
Kapal ini dibangun di galangan kapal Damen, di Galati, Rumania dan pada 16 Agustus 2013 kapal tiba di Vlissingen, Belanda untuk perlengkapan final dan instalasi sistem senjata.
Pada bulan September 2013, Pemerintah Belanda mengumumkan serangkaian pemotongan anggaran pertahanan Belanda, dan kapal ini tadinya tidak akan masuk dinas militer. Akan tetapi keputusan itu ditarik oleh pemerintah Belanda dan kapal ini sekarang operasional yang menelan biaya 400 juta euro.

Vietnam juga reklamasi di wilayah sengketa Laut China Selatan

Foto udara menunjukkan Pulau Pagasa (Harapan), yang merupakan salah satu pulau di gugusan pulau Spratly yang menjadi perselisihan sejumlah negara di sekitar Laut China Selatan, di lepas pantai barat Filipina, Rabu (20/7). Lima politisi Filipina berencana melakukan perjalanan ke daerah sengketa di Laut China Selatan itu, menegaskan klaim negara tersebut atas daerah yang kaya minyak dan gas itu. Langkah ini diperkirakan akan mengundang protes dari pihak lain yang mengklaim pulau tersebut. Saat ini China, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Filipina mengklaim wilayah di Laut China Selatan itu. (REUTERS/Rolex Dela Pena)
Foto udara menunjukkan Pulau Pagasa (Harapan), yang merupakan salah satu pulau di gugusan pulau Spratly yang menjadi perselisihan sejumlah negara di sekitar Laut China Selatan, di lepas pantai barat Filipina, Rabu (20/7). Lima politisi Filipina berencana melakukan perjalanan ke daerah sengketa di Laut China Selatan itu, menegaskan klaim negara tersebut atas daerah yang kaya minyak dan gas itu. Langkah ini diperkirakan akan mengundang protes dari pihak lain yang mengklaim pulau tersebut. Saat ini China, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Filipina mengklaim wilayah di Laut China Selatan itu. (REUTERS/Rolex Dela Pena)

… Vietnam mempunyai hak legal dan bukti sejarah yang cukup untuk mengklaim kepemilikan atas sebagian Kepulauan Spratly
Washington – Diam-diam Vietnam juga menjalankan dua proyek reklamasi besar di wilayah sengketa Laut China Selatan–meski skala dan kecepatannya masih belum menandingi pekerjaan sama yang dilakukan China.
Ini informasi terkini dari foto satelit sebagaimana dinyatakan Center for Strategic and International Studies (CSIS), di Washington, Kamis.
Foto-foto itu menunjukkan ada perluasan pulau di wilayah West London Reef, Kepulauan Spratly, dengan beberapa bangunan di atasnya.
Mira Rapp-Hooper dari CSIS mengatakan bahwa proyek yang dijalankan dijalankan Vietnam itu mencakup pembangunan instalasi militer dan diduga telah dimulai sebelum China melakukan reklamasi di Kepulauan Spratly pada tahun lalu.
Foto-foto yang diproduksi oleh perusahaan DigitalGlobe itu diambil antara 2010 sampai 30 April tahun ini.
“Dalam satu tempat, Vietnam telah membangun pulau besar baru yang sebelumnya masih berada di bawah permukaan air. Sementara di tempat kedua, mereka menggunakan teknik reklamasi untuk memperluas pulau yang sudah ada,” kata Rapp-Hooper.
Pemerintah Vietnam tidak menanggapi temuan baru CSIS itu dan menyatakan Vietnam mempunyai hak legal dan bukti sejarah yang cukup untuk mengklaim kepemilikan atas sebagian Kepulauan Spratly.
Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan, Vietnam, Filipina, dan sejumla negara lain telah menjalankan proyek reklamasi di atas wilayah laut yang dimiliki China.
“Kami sangat prihatin dan dengan tegas menentang aktivitas ilegal ini. Kami meminta negara-negara terkait untuk menghentikan aktivitas yang mencederai kedaulatan dan hak China itu,” kata Hua kepada sejumlah wartawan.
Sebelumnya, proyek reklamasi besar-besaran China di atas wilayah sengketa telah memicu reaksi keras dari sejumlah negara tetangga di Asia Tenggara dan juga Amerika Serikat. Pembangunan pulau baru–yang diduga bertujuan militer–tersebut dinilai mengancam kebebasan berlayar di area lalu-lintas perdagangan bernilai lima trilyun dolar AS setiap tahun.
Sebagaimana diketahui Beijing mengklaim 90 persen wilayah Laut China Selatan yang diduga mempunyai kandungan energi besar. Negara tersebut kini tengah bersengketa dengan Vietnam, Filipina, Brunei, dan Malaysia.
“Foto-foto ini memang menunjukkan bahwa tuduhan China benar. Namun di sisi lain, proyek sama yang dijalankan Tiongkok di wilayah sengketa jauh lebih besar dari Vietnam,” kata Rapp-Hooper.
Menurut ketarangan Rapp-Hooper, Vietnam telah mereklamasi sekitar 65.000 meter persegi tanah di West London Reef dan 21.000 meter persegi di San Cay.
Angka tersebut jauh lebih kecil dari reklamasi yang dilakukan China, yaitu 900.000 meter persegi di kawasan Fiery Cross yang juga berada di area Kepulauan Spratly.
Lebih dari itu, Rapp-Hooper mengatakan bahwa sejak Maret 2014, China telah mereklamasi di tujuh tempat yang tersebar di Kepulauan Spratly. (ANTARA News)

Seorang tentara Malaysia ditangkap di Sebatik

Wilayah Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia (istimewa)
Wilayah Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia (istimewa)
Nunukan – Seorang anggota tentara Malaysia tertangkap aparat Kepolisian Sektor Sei Nyamuk Kecamatan Sebatik Timur Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, karena masuk secara ilegal atau tidak menggunakan paspor.
Kepala Polsek Sei Nyamuk, Iptu Oman di Pulau Sebatik, Jumat malam menerangkan, anggota tentara Malaysia tersebut diamankan ketika ditemukan di Pelabuhan Sei Nyamuk sekitar pukul 09.30 WITA.
Kapolsek Sei Nyamuk menegaskan, saat dilakukan interogasi kepadanya, ia mengaku sebagai warga negara Malaysia yang masuk ke Pulau Sebatik untuk menemui keluarganya yang berada di Kabupaten Nunukan Kota Tarakan dan Kabupaten Berau (Kaltim).
WN Malaysia ini diketahui sebagai seorang anggota tentara ketika dilakukan penggeledahan ditemukan kartu anggota nomor 6191458 dengan pangkat LLP atas nama Raymonega Bin Taguna kelahiran 17 Mei 1986.
Pada kartu pengenal itu pula, dia diketahui bersuku bangsa Murut Negeri Sabah sebagai pasukan REJ 507 AW tentara Malaysia di Pengawal Keselamatan Security Guard Apartemen yang beralamat Penampang Kota Kinabalu Negeri Sabah.
“Jadi ketika diinterogasi yang bersangkutan mengaku sengaja tidak membawa Identity Card Malaysia miliknya supaya dianggap sebagai warga Malaysia biasa,” ujar Oman melalui pernyataan tertulisnya.
Sehubungan dengan penangkapan anggota tentara Malaysia ini, aparat kepolisian setempat langsung menyerahkannya kepada petugas Imigrasi Pulau Sebatik untuk diamankan dan ditindaklanjuti. (ANTARA News)

Mengenal Kapal Perang dan Persenjataannya

image
Formidable class frigate of the Republic of Singapore Navy.
image
Vittorio Veneto (C550) helicopter cruiser of #MarinaMilitare, the last cruiser of Italian Navy (1969-2006).
image
Durand de la Penne class destroyer of Italian Navy.
image
Osman Gazi tank landing ship/minelayer of Turkish Navy.
image
Some oldies.. Andrea Doria class helicopter cruisers of Italian Navy, a class of two elegant, fast & well-armed ships.

Singapura Upgrade 60 Pesawat F-16 Block 52

F-16 D Block 52+ RSAF
F-16 D Block 52+ RSAF
Washington – Departemen Luar Negeri AS bertekad menyetujui rencana penjualan aset militer ke pihak Asing, ke Singapura untuk Program upgrade F-16 block 52, termasuk peralatan terkait, suku cadang dan dukungan logistik dengan perkiraan biaya $ 130 juta. Defense Security Cooperation Agency (DSCA) AS telah mengimkan sertifikasi pemberitahuan yang diperlukan ke Kongres AS untuk penjualan ini, pada 5 Mei 2015.
Pemerintah Singapura telah mengajukan upgrade 60 pesawat F-16 C/D /D + Block 52, untuk meningkatkan kehandalan, dukungan dan memerangi masalah efektivitas terkait penuaan armada F-16 armada mereka. Rencana penjualan/upgrade ini berisi persyaratan tambahan yang sebelumnya tidak diidentifikasi dalam lembaran pengajuan kongres nomer 13-67.
Item yang termasuk dalam rencana penjualan adalah:
-50 Joint Helmet-Mounted Cueing System,
-90 AN/APX-126 Advanced Identification Friend or Foe Interrogator/Transponders,
-150 LAU-129 Missile Launchers,
-8 KMU-572/B 500lbs Joint Direct Attack Munition (JDAM) Tail Kits,
-9 KMU-556/B 2000lbs JDAM Tail Kits,
-2 FMU-152 Munition Fuze Units,
-10 MK-82 500lbs Inert Bombs,
-3 MK-84 2000lbs Inert Bombs,
-12 LN-260 Embedded Global Positioning System/Inertial Navigation Systems (GPS/INS),
-20 GBU-39/B Small Diameter Bombs (SDB),
-92 Link-16 Multifunctional Information Distribution System/ Low Volume Terminals
(MIDS/LVT),
-2 SDB Guided Test Vehicles,
-Computer Control Group and Tail Assembly for GBU-49,
-DSU-38/40 Proximity Sensor for JDAM,
-GBU-39 Tactical training Round,
-ADU-890/E and 891 Adaptor Group for Common Munitions Built-In-Test/Reprogramming
Equipment,
-Encryption/Decryption devise,
-MIDS/LVT Ground Support Station,
Termasuk juga: suku cadang dan perbaikan alat, peralatan pendukung, dokumentasi teknis, pelatihan personil dan peralatan pelatihan, alat dan peralatan uji, kontraktor, jasa teknis dan dukungan logistik, dan unsur-unsur lain yang terkait program dan dukungan logistik. Perkiraan biaya adalah $ 130 juta.
Rencana penjualan ini berkontribusi terhadap kebijakan luar negeri dan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan kemampuan Republik Singapura Air Force (RSAF) dalam mendukung keamanan regional. Penjualan yang diusulkan untuk meningkatkan keamanan mitra strategis yang telah, dan terus menjadi, dan menghadirkan kekuatan penting bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik.
Program Upgrade ini untuk meningkatkan baik kemampuan dan keandalan dari armada F-16 RSAF yang menua. Ditingkatkannya kemampuan, survivability, dan keandalan F-16 Singapura akan meningkatkan kemampuan RSAF untuk mempertahankan perbatasannya dan berkontribusi untuk operasi koalisi. RSAF tidak akan memiliki kesulitan dalam menyerap peralatan tambahan ini dan cocok untuk mendukung angkatan bersenjata mereka.
(DSCA)

Sukhoi SU-35, Tukar Sawit pun Boleh

image
Jakarta – Indonesia dan Rusia sepakat memperluas kerjasama di bidang pertahanan. Kerjasama kali ini memiliki prospek menggunakan mata uang nasional dan penggunaan sistem barter dalam transaksi antara Indonesia dan Rusia.
Menurut Kapuskom Publik Kemhan Brigjen Djundan Eko Bintoro, perluasan kerjasama tersebut disepakati saat Menhan Ryamizard Ryacudu diundang oleh Kementerian Pertahanan Federasi Rusia pada 16-17 April lalu. Pada kesempatan itu, Ryamizard juga diminta menjadi pembicara dalam Moscow Conference on International Security (MCIS) ke-4.
“Sehari sebelum mengadiri MCIS, tepatnya pada 15 April 2015, Pak Ryamizard mengadakan pertemuan bilateral dengan Menhan Rusia Jenderal Sergei K Shoigu,” ucap Djundan di restoran di kawasan Thamrin, Jakpus, Kamis (7/5/2015).
Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa prakarsa dan kesepakatan bersama untuk memperluas kerjasama bilateral bidang pertahanan, di mana sebagian telah dilaksanakan. Antara lain kerjasama pertukaran informasi dan peningkatan kerjasama di bidang dan pendidikan khususnya jenjang S2 dan S3.
“Kedua pihak sepakat untuk membentuk working group di bidang teknik militer pada Sidang Komisi Bersama ke-11 tahun 2016 dan mendorong agar MoU kerjasama bidang militer dapat diselesaikan dalam waktu dekat,” kata Djundan.
“Bentuk working groupnya apa nanti saya perlu tanyakan dulu ke TNI, tapi sebelumnya kami juga beberapa kali menggelar latihan gabungan, seperti di Batam tahun lalu,” sambung Jenderal Bintang 1 itu.
Tak hanya dengan Menhan Rusia, Ryamizard pun secara terpisah juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia Denis V. Selain itu juga dengan CEO Rosoboronexport, Isaikin.
“Membahas mengenai kerjasama di bidang penyediaan alutsista. Mereka menawarkan, salah satunya Sukhoi,” tukas Djundan.
Pada pertemuan itu muncul prospek menggunakan mata uang nasional dan penggunaan sistem barter. CEO Rosoboronexport, kata Djundan, menyampaikan sinyal positif bahwa pihak Rusia melalui Rosoboronexport siap memberikan peluang kepada Indonesia untuk membeli alutsista dengan format G to G (government to government).
“Mereka bersedia memenuhi opsi-opsi yang diinginkan pemerintah Indonesia dalam proses pengadaan alutsista. Jadi ada imbal dagang (barter) melibatkan kementerian lain, Kalau enggak salah Kemendag. Jadi kita beli alutsista ke mereka, nah syaratnya mereka harus beli apa yang menjadi unggulan kita, misalnya Kelapa Sawit,” jelas Djundan.
“Coba tanya ke Kemendag, katanya mereka punya 200 item yang bisa dijual. Kita bisa jual produk unggulan ke mereka. Seperti itu kesepakatannya, tapi masih digodok lagi,” imbuhnya.
Saat berada di Rusia dan bertemu sejumlah pejabatnya, Menhan Ryamizard juga berkesempatan mengadakan pertemuan bilateral dengan Menhan Iran Brigjen Hossein Dehghan yang saat itu sedang berada di Rusia. Pertemuan itu disebut Djundan berkaitan dengan pembahasan peningkatan kerjasama militer meliputi pertukaran informasi, pendidikan, latihan bersama, serta pengadaan alutsista guna mendukung pengembangan kemandirian industei pertahanan Indonesia.
“Kerjasama yang baik antara Indonesia dengan Iran di bidang pertahanan diharapkan dapat dijadikan contoh untuk pengembangan kerjasama di bidang lainnya,” pungkas Djundan.
Detik.com

TNI AU Uji Oerlikon Skyshield

 Oerlikon Skyshield (Jakartagreater.com)
Oerlikon Skyshield (Jakartagreater.com)
Komandan Detasemen Hanud (Denhanud) 472 Paskhas, Letkol Pas Iwan Setiawan, S.T. sebagai RSO (Range Safety Officer) melaksanakan paparan keamanan area dalam pelaksanaan Uji Terima Senjata PSU Oerlikon Skyshield, kepada Komandan Korps Pasukan Khas TNI AU Marsma TNI Drs. Adrian Wattimena, M.B.A. bertempat di Pandanwangi, Lumajang Jawa Timur, belum lama ini.
Paparan tersebut dihadiri para pejabat Kemhan, Mabesau, para Asisten Korpaskhas, Depohar 60, para Danwing Paskhas, Danpusdiklat Paskhas dan para jajaran Dandenhanud Paskhas, pihak mitra PT. Adhityatama Perkasa Putra serta pihak Produsen Rheinmetall Air Deffence Swiss.
“Pengujian senjata ini menjadi bukti untuk menyakinkan kepada Tim Penguji bahwa Detasemen Hanud Paskhas profesional dalam bekerja sekaligus mampu menguasai dan mengoperasikan senjata tersebut dengan baik”, jelas Komandan Denhanud 472 Paskhas, Letkol Pas Iwan Setiawan, S.T.
Setelah paparan, tim dari Rheinmetall Air Deffence Swiss didampingi para personel Denhanud Paskhas melaksanakan kegiatan uji penembakan senjata di daerah Pandanwangi Pesisir Pantai Lumajang Jawa Timur dengan menggunakan Oerlikon Skyshield.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk uji dinamis dengan menggunakan Target Drone Jet dengan profile Head On dapat dideteksi oleh Sensor Unit/Radar dan dapat dihancurkan dengan meriam Oerlikon Skyshield dan uji statis melaksanakan Tracking oleh sensor unit/Radar dengan sasaran berupa Target Drone Jet yang menggunakan meriam Oerlikon Skyshield dan Rudal Chiron buatan Korea Selatan.
Pada hari berikutnya, personel Denhanud Paskhas melaksanakan uji coba penembakan senjata Oerlikon Skyshield mulai dari mulai penyiapan amunisi, loading, penentuan Fiktif Point di dalam Command Post serta sistem penembakan mulai dari single, rapid dan burst sampai prosedur penembakan, yang dilaksanakan personel Denhanud Paskhas dan diawasi oleh pihak Rheinmetall Air Deffence Swiss.
Komandan Denhanud 472 Paskhas juga menambahkan, “Keberhasilan dalam kegiatan Uji Terima senjata PSU Oerlikon Skyshield tersebut menjadi batu loncatan Detasemen Hanud Paskhas dalam mengemban tugas kedepannya sesuai dengan tugas pokok Detasemen Hanud Paskhas yakni melaksanakan operasi pertahanan udara sebagai bagian sistem pertahanan udara nasional dan operasi militer lain atas kebijakan Panglima TNI.
TNI AU

Tank Medium Pindad FNSS Turki

Indonesia dan Turki menandatangani perjanjian untuk desain dan pembuatan 2 protoipe tank medium weight  (foto: DefenceStudies.blogspot.com)
Indonesia dan Turki menandatangani perjanjian untuk desain dan pembuatan 2 protoipe tank medium (foto: DefenceStudies.blogspot.com)
Turki dan Indonesia sepakat untuk mengembangkan tank medium dan telah menandatangani kesepakatan untuk bersama-sama mengembangkan dan memproduksi tank medium, ujar perwakilan Industri pertahanan Turki.
Kedua negara menandatangani perjanjian untuk desain dan pembuatan 2 prototipe tank medium. Hak kekayaan intelektual akan menjadi milik kedua negara, ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Pembuatan prototipe ini akan selesai dalam 37 bulan, termasuk pembuatan satu hull/ badan tank untuk digunakan dalam tes ranjau.
Program ini akan dipantau oleh komite eksekutif yang akan dibentuk oleh Departemen Pertahanan Nasional Indonesia dan Undersecretariat for Defense Industries, Turki.
FNSS Defense Systems, Turki merupakan perusahaan sistem tempur darat terkemuka di Turki, yang akan memberikan pelatihan kerja untuk BUMN PT Pindad Indonesia untuk desain dan produksi tank medium. Prototipe pertama akan diproduksi di Turki dengan partisipasi insinyur PT Pindand dan prototipe kedua akan diproduksi di Indonesia oleh PT Pindad.
(Anadolu Agency)

ShinMaywa Jadi Bahasan Menhan dan Dubes RI

Pesawat Amfibi ShinMaywa Jepang
Pesawat Amfibi ShinMaywa Jepang
Jakarta – Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra bertemu Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu, Selasa (5/05) di Kantor Kemhan, Jakarta.
Dalam kunjungannya ke Menhan, Yusron menyampaikan Implementasi MoU kerjasama dibidang pertahanan antara RI dan Jepang, khususnya perkembangan rencana pengadaan Pesawat Amphibi ShinMaywa Industries US-2 dari Jepang.
image
Menurut Yusron Ihza Mahendra, Pemerintah Jepang kini tengah menunggu penawaran sistem dan skema pembelian pesawat ini dari Pemerintah Indonesia.
Pesawat ini bisa digunakan Operasi Militer Selain Perang seperti misi penyelamatan di laut dan sebagai alat transportasi angkut udara untuk membantu penanganan bencana alam. Menhan tertarik dengan salah satu keunggulan dari Pesawat Amphibi ShinMaywa Industries US-2 ini, yaitu pesawat ini bisa menahan gelombang ombak setinggi 3 meter saat berada di laut. (Kemhan.go.id).

Pentagon Tak Akan Berhenti Cegat Jet Bomber Rusia

Pentagon tidak akan berhenti mencegat pesawat-pesawat jet bomber Rusia di dekat wilayah AS. | (New York Times) source: http://international.sindonews.com/read/998466/42/pentagon-tak-akan-berhenti-cegat-jet-bomber-rusia-1430978416
Pentagon tidak akan berhenti mencegat pesawat-pesawat jet bomber Rusia di dekat wilayah AS. | (New York Times)

WASHINGTON – Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) sempat berniat untuk berhenti mencegat manuver-manuver pesawat jet bomber Rusia di dekat wilayah AS. Namun, niat urung dan Pentagon akan terus mencegat pesawat jet bomber Rusia jika melintas di dekat wilayah AS.
Pentagon selama ini rutin mencegat manuver pesawat jet pembom Rusia di dekat lepas pantai Alaska. Menurut pejabat Pentagon, niat untuk berhenti mencegat pesawat tempur Rusia itu karena manuver Rusia itu tidak pernah masuk ke wilayah udara AS.
Wilayah pertahanan udara (ADIZ) AS umumnya berlaku sepanjang 12-200 mil dari garis pantai AS. Sedangkan wilayah udara internasional dibebaskan untuk navigasi semua negara.
Namun, pada akhirnya Pentagon memutuskan bahwa pencegatan pesawat jet pembom Rusia akan terus berlanjut. Pentagon menolak klaim bahwa ada diskusi yang sedang berlanjut untuk memutuskan berhenti atau meneruskan pencegatan terhadan pesawat tempur Rusia itu.
“Tapi rasio biaya dan manfaat melakukan misi ini selalu dibahas,” kata salah seorang pejabat Pentagon, yang menolak diidentifikasi, seperti dilansir CNN, Kamis (7/5/2015). ”Menjaga (area) penerbangan akan menjadi pilihan, kita akan membuat hal tak terduga terhadap Rusia,” lanjut pejabat itu.
Pejabat itu menambahkan, selama manuver pesawat-pesawat tempur Rusia menjauh dari garis pantai AS, Pentagon tidak mengirim pesawat jet tempur untuk mencegat. Menurutnya, Pentagon selama ini mengandalkan berbagai radar dan sensor intelijen yang mampu mendeteksi kehadiran pesawat-pesawat tempur Rusia tanpa harus mengirim pesawat jet tempur. (sindonews.com)

Jet Tempur Rusia Kebal Rudal Pertahanan Udara

Jet tempur TU-160 milik Rusia (Foto: Sputnik)
Jet tempur TU-160 milik Rusia (Foto: Sputnik)

MOSKOW – Rusia diketahui memiliki jet tempur yang kebal terhadap rudal pertahanan udara, jet tempur itu berjenis TU-160. Hal itu diungkapkan Badan Teknologi Radio Elektronik Rusia (KRET).
KRET telah mengembangkan teknologi sistem radio elektronik canggih untuk pertempuran, dan disematkan pada jet tempur TU-160. Dengan adanya teknologi tersebut, jet tempur TU-160 akan sangat efektif dalam menangkal rudal-rudal anti-pesawat.
Dengan adanya teknologi yang dikembangkan KRET, Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia, Sergey Shoigu, telah mengunjungi Asosiasi Produksi Pesawat Kazan, dan Tupolev Design Bureau, untuk melanjutkan proses produksi jet tempur TU-160.
“Jet tempur TU-160 tidak ada bandingannya diantara pesawat supersonik lainnya, jika disematkan teknologi radio elektronik dari KRET,” ujar Menhan Shoigu, seperti dikutip Sputnik, Rabu (6/5/2015).
Jet tempur TU-160 termasuk ke dalam kategori pesawat supersonik yang mampu membawa misil penghancur untuk strategi serangan udara. Jet itu pertama kali dirancang oleh Tupolev Design Bureau pada awal 1980.
Sebagaimana diberitakan, Pemerintah Rusia memang kerap kali memamerkan peralatan militer dan juga alutsista mereka. Setelah memperkenalkan Tank Armata T-14, Rusia kembali memperkenalkan alutsista terbarunya, yakni jet tempur Sukhoi T-50.
Pesawat itu diklaim memiliki kemampuan yang sama dengan pesawat F-35 dan F-22 buatan Amerika Serikat (AS). (okezone.com)

Kendaraan Tempur Baru Rusia

image
MBT T-14 Armata
image
IFV / APC Armata
image
APC Kurganet25
image
APC Bumerang 8×8
image
2S35 Koalitsiya-SV 152mm self propelled tracked howitzer
image
ATGM Kornet -D1 dengan platform kendaraan infanteri GAZ Tigr
Rusia memamerkan tank terbaru dan peralatan tempur paling canggih yang pernah diproduksi negeri itu sejak Perang Dingin berakhir. Kendaraan militer ini ditampilkan dalam sebuah latihan parade militer yang disaksikan Presiden Vladimir Putin.
Tank T-14 Armata muncul di hadapan publik untuk kali pertama, Senin (4/5/2015), saat menyusuri jalan-jalan kota Moskwa menuju ke Lapangan Merah untuk ambil bagian dalam parade Victory Day yang akan digelar pada Sabtu (9/5/2015). Parade memperingati 70 tahun kemenangan Rusia atas Nazi Jerman itu, akan diikuti sebanyak 200 alat tempur dan 16.500 personel militer.

KRI Rigel Tiba di Tanah Air

KRI Rigel tiba di Sabang setelah berlayar dari Prancis (All photos: @lembagaKeris
KRI Rigel tiba di Sabang setelah berlayar dari Prancis (All photos: @lembagaKeris
image
KRI Rigel tiba di Sabang setelah berlayar dari Prancis (All photos: @lembagaKeris
KRI Rigel tiba di Sabang setelah berlayar dari Prancis (All photos: @lembagaKeris
Sabang — KRI Rigel-933 TNI AL buatan Prancis memasuki perairan Indonesia dari pulau terluar wilayah barat, Sabang, Aceh, Rabu (6/5).
KRI Rigel-933 merupakan kapal bantu Hidro-Oseanografi (OSV 190 SC-W), dan kapal ini memiliki kemampuan survei Hidrogafi, Oseanografi, Geofisika dan Perikanan (Multy Purpose Research Vessel).
Sejumlah prajurit TNI AL menunggu kedatangan KRI Rigel-933 buatan Prancis saat memasuki Pangkalan Angkatan Laut Sabang, Aceh, Rabu (6/5/15).
Saat memasuki wilayah Indonesia kapal spesialis pemetaan bawah laut ini disambut dan dikawal dua KRI lainnnya. Welcome KRI Rigel.
hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner