Select Language

Kamis, 18 September 2014

PT PAL Dorong Industri Maritim

Rampungkan Karya, PAL Indonesia Dorong Tumbuhnya Industri Maritim (Jakartagreater)
Rampungkan Karya, PAL Indonesia Dorong Tumbuhnya Industri Maritim (Jakartagreater)
Surabaya – Predikat sebagai Lead Integrator yang merupakan amanah UU 16/2014 menugaskan PT PAL Indonesia sebagai BUMN yang mampu memproduksi kebutuhan Alutsista TNI menjadi motor tumbuhnya Industri galangan kapal.
Dengan merampungkan pesanan TNI Angkatan Laut, PAL Indonesia terus berkarya untuk meningkatkan kebutuhan Armada Angkatan Laut menjadi WORLD CLASS NAVY.
Dengan menyerahkan Kapal Cepat Rudal 60 Meter (KCR 60) total 3 unit dari Bacth Essential Force (MEF).
Kapal Cepat Rudal 60 meter ini merupakan jenis pengembangan dari Kapal Patroli Cepat (FPB-57) yang telah dibangun oleh PT PAL Indonesia (Persero) sebelumnya.
Setelah menyerahan KCR-60 Meter, Kapal Pertama “KRI SAMPARI-628″ 28 Mei, dilanjutkan penyerahan KCR-60 Meter Kapal Kedua “KRI TOMBAK-629″ 27 Agustus lalu, kini berurutan KCR-60 meter kapal ketiga dengan nomor pembangunan W000275 diserahterimakan kepada TNI-AL dan selanjutnya akan diresmikan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro menjadi Kapal Perang Republik Indonesia dengan nama “KRI HALASAN-630″, Rabu (17/9/2014).
Penyelesaian Proyek KCR 60 Bacth Pertama ini dibarengi dengan pemotongan Plat Baja Pertama (First Steel Cutting) proyek Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR 10514) kedua.
Proyek kerjasama dengan Galangan Kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda ini sebagai pemenuhan Armada TNI Angkatan Laut.
Kerjasama dengan galangan laur negeri turut menyeimbangkan teknologi terkini pada Industri Perkapalan. Perkembangan kebutuhan kapal dan teknologinya selalu meningkat setiap tahunnya.
Kegiatan ini dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Laskdya TNI Didit Herdiawan, dan Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansya Arifin.
image
Peluncuran kapal ketiga KCR-60 PT PAL (Jakartagreater)
Pada kesempatan, itu, Menteri Pertahanan juga memberikan arahan terhadap 250 Insan PAL Indonesia dalam melaksanakan Transfer Of Technology (ToT) proyek Kapal Selam. Proyek ini menjadi sejarah pertama di Indonesia dalam pembangunan Kapal Selam.
Sebagai Negara yang dipersatukan oleh laut, Indonesia sangat membutuhkan Armada kapal yang mencukupi dalam menjaga keutuhan batas wilayah laut.
Dengan terus mendapatkan kepercayaan dalam memproduksi Alutsista, secara tidak langsung juga dapat mendorong pertumbuhan perekonomian nasional sekaligus peningkatan kemampuan teknologi industri perkapalan dalam negeri.
Pemenuhan kebutuhan ini diharapkan juga mempercepat terwujudnya cita-cita kemandirian Alutsista negara sebagai hal yang sangat esensial bagi bangsa Indonesia dalam mempertahankan NKRI. Sehingga menempatkan bangsa Indonesia sebagai negara strategis yang dihormati dan disegani dalam kancah percaturan dunia. (DK)- JKGR.

Paparan Pembangunan Kekuatan TNI AU

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11


KCR-60, Frigate Sigma dan Kapal Selam

Kapal rucal cepat KRI Halasan 630. (photo: Wakhid suarasurabaya.net
Kapal rucal cepat KRI Halasan 630. (photo: Wakhid suarasurabaya.net
Surabaya – Produsen kapal nasional, PT PAL Indonesia, menyerahkan kapal cepat rudal 60 meter (KCR 60) kepada TNI AL guna mendukung kecukupan arsenal militer pada masa mendatang.
Kapal perang yang bernama KRI Halasan-630 ini, merupakan kapal ketiga batch pertama di kelas kapal cepat berpeluru kendali 60 meter.
Penyerahan kapal perang buatan Indonesia di Surabaya, ini, dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, dan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio.
“Upaya itu menyusul predikat kami sebagai lead integrator. Sesuai amanah UU 16/2012 yang menugaskan kami sebagai BUMN yang mampu memproduksi keperluan sistem kesenjataan TNI,” kata Direktur Utama PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin, di Surabaya, Rabu.
“KCR 60 meter ini pengembangan dari kapal patroli cepat (FPB-57) yang telah kami bangun sebelumnya,” ujarnya.
Sebelumnya, jelas dia, pihaknya telah menyerahkan KCR-60 meter pertama, dengan nama KRI Sampari-628 pada 28 Mei lalu, diikuti KRI Tombak-629 pada 27 Agustus 2014.
“Penyelesaian proyek KCR 60 bacth pertama sekaligus bersamaan pemotongan pertama pelat baja Proyek Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR 10514) Kedua,” katanya.
Ia menyebutkan, proyek kerja sama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda, juga untuk memenuhi keperluan TNI AL sebagai pengguna.
“Apalagi, kini perkembangan keperluan kapal dan teknologinya selalu meningkat setiap tahun,” katanya.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan), bersama Wakil KSAL Laksdya TNI Didit Herdiawan (kedua kiri), Dirut PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin (kedua kanan) dan perwakilan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda (kiri), menunjukkan potongan plat baja berbentuk kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 di Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia (Persero) Surabaya, Rabu (17/9). Pemotongan plat baja pertama (fist steel cutting) proyek kapal PKR yang bekerjasama dengan galangan kapal DSNS Belanda tersebut, untuk menyeimbangkan teknologi terkini pada industri perkapalan, demi memenuhi Armada TNI AL. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan), bersama Wakil KSAL Laksdya TNI Didit Herdiawan (kedua kiri), Dirut PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin (kedua kanan) dan perwakilan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda (kiri), menunjukkan potongan plat baja berbentuk kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 di Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia (Persero) Surabaya, Rabu (17/9). Pemotongan plat baja pertama (fist steel cutting) proyek kapal PKR yang bekerjasama dengan galangan kapal DSNS Belanda tersebut, untuk menyeimbangkan teknologi terkini pada industri perkapalan, demi memenuhi Armada TNI AL. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
(ANTARA FOTO/Eric Ireng)
(ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Seusai penyerahan KRI Halasan-630 itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro juga memberikan arahan terhadap 200 insan PT PAL INDONESIA yang akan berangkat ke Korea Selatan untuk menggarap transfer teknologi Proyek Kapal Selam. (Antara News).

KRI Teluk Bintuni Telah Sandar di Dermaga

KRI Teluk Bintuni Telah Sandar di Dermaga

Bandar Lampung (MI) : KRI Teluk Bintuni sudah sandar di dermaga milik galangan kapal PT PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung. Informasi tersebut Saibumi.com peroleh dari General Manager Production PT DRU Lampung Edy Wiyono yang dihubungi via ponselnya Sabtu 6 September 2014.

"Dini hari tadi sudah ditarik sedikit. Ditambah lagi air laut pasangnya juga bagus. Jadi pukul 03.00 WIB kurang sudah sandar di dermaga. Kondisi kapal juga utuh yah. Alhamdulillah yang saya khawatirkan kemarin tidak terjadi. Kondisi siripnya utuh," jelas Edy yang saat terakhir diwawancarai kemarin mengkhawatirkan kondisi sirip kapal yang menyentuh dasar landasan peluncuran kapal.

Lebih lanjut Edy menambahkan bahwa pekerja di lapangan sudah dalam kondisi istirahat semua. "Begitu kapal dinyatakan kondisinya bagus, para pekerja yang lembur dari tadi malam sudah istirahat sekarang. Termasuk saya," katanya dengan suara setengah mengantuk.

Sebelumnya, kemarin kapal perang khusus pengangkut tank jenis Leopard mendadak meluncur kelautan. Tali sling penahan yang terbuat dari baja yang putus menyebabkan kapal meluncur diluar acara resmi.

Lanal Lampung Bantu Menyelam Cek Bagian Bawah Kapal


Kondisi kapal perang KRI Teluk Bintuni 520 yang telah sandar di dermaga PT Daya Radar Utama Lampung dibenarkan oleh Komandan Pangkalan Angkatan Laut Lampung (Danlanal) Kol Laut (P) Suharto. Hal ini disampaikannya kepada Saibumi.com melalui Blackcberry Messengernya pukul 04.07 WIB. “Pukul 02.30 WIB kapal sudah berhasil ditarik ke laut dan pukul 03.00 WIB telah bersandar di dermaga,” ungkap Suharto dalam BBMnya.

Sementara saat dihubungi Suharto menyampaikan hal yang sama. “Sekarang sedang persiapan untuk dilakukan penyelaman lagi. Tapi kali ini ada dua tim yang satu tim dari PT DRU Lampung dan satu tim dari Lanal yang mewakili Angkatan Laut. Masing-masing tim terdiri dari dua orang. Satuan Tugas Angkatan Laut (Satgas AL) yang meminta supaya Lanal menyiapkan tim penyelam sendiri,” jelas Suharto yang berada dilokasi galangan kapal PT DRU Lampung.

Menurutnya, penyelaman kembali dilakukan untuk memeriksa kondisi dibagian bawah kapal perang yang didesain bisa langsung mendarat dipantai itu.
Sebelumnya kemarin (Jumat 5 September 2014), KRI Teluk Bintuni tiba-tiba meluncur kelaut sebelum acara resmi dilaksanakan. Putusnya tali sling baja yang menahan kapal berbobot 2300 ton ditambah kondisi angin yang kencang menyebabkan kapal meluncur diluar dugaan.
Sumber : Saibumi

Lanal Lampung Terima Kapal Patroli Catamaran 1201

Lanal Lampung Terima Kapal Patroli Catamaran 1201

Bandar Lampung (MI) : Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Lampung kedatangan kapal patroli jenis Catamaran 1201. Acara serah terima pinjam pakai satu unit kapal milik Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) dilaksanakan di Gedung Wiyono LANAL Panjang, Kamis 4 September 2014.

Rombongan Bakorkamla dipimpin oleh Laksma TNI Wuspo Lukito. Dengan didampingi KSOP Pelabuhan Panjang, perwakilan Dirpolair, Kejati, KPLP (Kesatuan Penjaga Laut Dan Pantai), Bea Cukai, dan  Dinas Perhubungan yang langsung dijemput Komandan Lanal (Danlanal) Kol Laut (P) Suharto di Bandara Radin Inten II Natar.

"Kondisi perairan Lampung secara umum kondusif. Ada beberapa kegiatan ilegal. Lanal jalin kerjasama dengan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) dan Dirpolair. Utamanya digunakan untuk menghambat peracunan bom ikan yang memakai potasium. Model begini sedang marak di perairan Lampung," papar Suharto dalam kata sambutannya.

Rencananya kapal tersebut akan ditempatkan di Pos AL Tanggamus atau Kalianda atau bisa juga keseluruh wilayah Lampung tergantung urgensinya.
Kapal yang dilengkapi dengan fasilitas radar dan GPS tersebut khusus diawaki oleh Angkatan Laut. Saat ditanya saibumi.com sampai kapan Lanal Lampung diberi hak pakai kapal tersebut sebelum dikembalikan ke Bakorkamla, Kepala Bakorkamla Laksma TNI Wuspo Lukito menjawab. "Terserah Lanal mau pakai berapa lama. Yang penting bermanfaat dan sesuai tugasnya," tegasnya.

Padahal sebelumnya Wuspo menyebutkan bahwa Bakorkamla hanya mempunyai delapan kapal jenis Catamaran tersebut yang posisinya tersebar di seluruh nusantara. Dan Lampung mendapat kehormatan untuk meminjam salah satu kapal patroli canggih tersebut.

Sumber : Saibumi

Merah Putih di MBT Leopard Tiba di Surabaya


ARC (MI) : Perjalanan sang Merah Putih di MBT Leopard 2 dari Jerman berakhir di Surabaya. Melalui sebuah upacara sederhana, Sang Merah Putih akhirnya sampai di tangan prajurit kavaleri di tanah air. Bendera mungil itu kini diserahterimakan kepada Komandan Batalyon kavaleri 8 Kostrad, Letkol Kav. Valian Wicaksono. Ini sekaligus menandakan bahwa sang Macan telah tiba dengan selamat di Surabaya Jawa timur.

Tank Leopard itu sendiri tiba di Surabaya Jawa timur pada Sabtu (06/09) dini hari sekitar pukul 03:00. Sebanyak 24 MBT Leopard 2 dan 28 IFV Marder satu persatu turun di Dermaga  Zamrud Surabaya. Selanjutnya Tank ini akan ikut berpartisipasi di HUT TNI yang upacaranya akan digelar di Markas Armada Timur TNI-AL Surabaya pada 7 Oktober nanti.

Nah, kini tugas dari prajurit Kavaleri memeriksa kelengkapan dan kelaikan seluruh tank itu. Sembari tentunya tak lupa menyiapkan personel yang akan mengawaki. Bravo...!!




 

Sumber :  ARC

TNI AU bangun radar pemantau perbatasan di Nunukan

Dokumentasi pesawat tempur Sukhoi Su-30MKI Flanker Skuadron Udara 11 TNI AU menggiring pendaratan pesawat asing Boeing B-737 pada Latihan Sriti Gesit di Pangkalan Udara Utama TNI AU Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Rabu (2/4). Latihan itu untuk meningkatkan kemampuan TNI AU dalam memantau pergerakan pesawat asing yang melanggar wilayah udara Indonesia tanpa izin. (ANTARA FOTO/Sahrul Tikupadang)
Dokumentasi pesawat tempur Sukhoi Su-30MKI Flanker Skuadron Udara 11 TNI AU menggiring pendaratan pesawat asing Boeing B-737 pada Latihan Sriti Gesit di Pangkalan Udara Utama TNI AU Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Rabu (2/4). Latihan itu untuk meningkatkan kemampuan TNI AU dalam memantau pergerakan pesawat asing yang melanggar wilayah udara Indonesia tanpa izin. (ANTARA FOTO/Sahrul Tikupadang)
Nunukan, Kalimantan Utara (ANTARA News) – Sebentar lagi “mata dan telinga” militer Indonesia akan bertambah tajam sejalan pembangunan instalasi radar bergerak di Pulau Nunukan, Kalimantan Utara.
Arah hadap instalasi radar itu sengaja ditujukan ke perbatasan Indonesia dengan negara bagian Sabah, Malaysia Timur itu, untuk mencegah pelanggaran kedaulatan ruang udara nasional.
Asisten Operasi Kepala Staf TNI AU, Marsekal Madya TNI Sudipo Handoyo, kepada wartawan, setiba di Bandara Nunukan, Senin, menyatakan, “Radar itu diupayakan beroperasi pada November 2014.”
Untuk menempatkan instalasi strategis itu, diperlukan lahan 10 Hektare walau radarnya adalah radar bergerak (mobile radar), yang juga berarti dia bisa bersifat mobil yang dapat dipasang dimana saja.
Selain instalasi radar –umumnya setingkat detasemen (Satuan Radar TNI AU) yang dipimpin seorang mayor senior atau letnan kolonel– instalasi itu juga dilengkapi dua satuan setingkat kompi Korps Pasukan Khas TNI AU dan Artileri Pertahanan Udara.
Selama ini TNI memiliki Komando Pertahanan Udara Nasional yang dipimpin seorang marsekal muda TNI dan penggunanya adalah presiden Indonesia melalui panglima TNI.
Dalam organisasinya, komando yang berkewajiban dan berkewenangan mengintersepsi dan memaksa plus melumpuhkan pelanggar kedaulatan wilayah udara nasional itu dibagi ke dalam empat Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional yang dipimpin seorang marsekal pertama TNI. (www.antaranews.com)

===============================================================================================

Nunukan rawan pelanggaran batas udara


Nunukan rawan pelanggaran batas udara
Dokumentasi sejumlah prajurit TNI AU melakukan pemeriksaan terhadap pesawat tempur F-16 di Lanud Soewondo Medan, Sumut, Jumat (11/4). TNI AU terus menyiagakan kesiapan armada udara untuk menegakkan hukum dan menjaga keamanan kedaulatan negara dalam mengantisipasi bagi pihak asing menyusup ke wilayah Indonesia tanpa izin. (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Nunukan, Kalimantan Utara – Markas Besar TNI AU mengakui wilayah batas udara Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, rawan pelanggaran batas udara.
Asisten Operasi Kepala Staf TNI AU, Marsekal Muda TNI Sudipo Handoyo , kepada wartawan di Nunukan, Senin, mengungkapkan, “Selama ini TNI AU seringkali mendapat laporan pelanggaran batas wilayah udara oleh pesawat-pesawat Malaysia.”
Untuk mencegah dan menindak pelanggaran wilayah udara nasional di Nunukan itu, TNI AU langsung menindaklanjuti dengan membangun instalasi radar bergerak (mobile radar) di sana.
Bukan cuma radar dan piranti pendukung, karena satu satuan setingkat kompi dari Korps Pasukan Khas TNI AU dan Artileri Pertahanan Udara juga ditempatkan. Satuan-satuan itu masih diperkuat satuan peluru kendali permukaan-udara.
Ia menegaskan, apabila suatu saat radar TNI AU itu mendeteksi pelanggaran batas udara oleh pesawat terbang Malaysia, maka pasti ditindak tegas.
Hasil pantauan instalasi radar yang akan dibangun pada lahan seluas 10 Hektare di Kelurahan Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan, itu dapat dicetak untuk membuktikan pelanggaran.
“Bisa dicetak, apabila menyangkal melanggar,” kata dia. (www.antaranews.com)

Rabu, 17 September 2014

Brasil Kirim Super Tucano

image
image
image
image
image
image
image
image
Redacción – Super Tucano Indonesia di landasan Los rodeo, Brasil. Empat turboprop A-29B Super Tucano terbang menuju Indonesia 11 September. Sebagian gambar kurang terang karena diambil dari balik kaca bandara. (aereo.jor.br & elblogoferoz.com)

Lanud Suryadarma Naik Status Jadi Tipe A

EC-725 CougarEC-725 Cougar
TEMPO.CO, Subang - Markas Besar TNI AU akan menaikkan status Lapangan Udara Suryadarma Kalijati, Subang, Jawa Barat, dari tipe B menjadi tipe A. “Rencananya akhir tahun 2014 atau awal 2015,” kata Komandan Lanud Suryadarma Kalijati Kolonel Penerbang Tahyodi kepada Tempo, Senin, 15 September 2014. Dengan dinaikkannya status lanud dari tipe B ke tipe A maka secara otomatis pimpinan yang mengomandoinya pun harus seorang perwira tinggi bintang satu.
Setelah menjadi tipe A, Lanud Suryadarma akan memiliki skuadron khusus pesawat udara jenis helikopter. Saat ini skuadron yang dimiliki adalah heli Colibri dengan 12 unit pesawat. Pesawat lainnya yang sedang disiapkan adalah satu kuadron heli jenis Cougar E.C 735 yang saat ini baru ada enam unit. “Nanti ditambah lagi minimal jadi 12-16 unit untuk dijadikan satu kuadron,” kata Tahyodi.
Menurut dia, Lanud Suryadarma saat ini menjadi satu-satunya yang memiliki dan dipercaya mengoperasikan sekolah penerbangan buat seluruh armada udara TNI. “Kecuali Polri, mereka punya sendiri,” ujar Tahyodi.
Lanud Suryadarma juga akan ditingkatkan statusnya menjadi bandara komersial, terutama bandara khusus kargo, seiring dengan perkembangan industri di wilayah Subang, Purwakarta, dan Karawang. Lahan yang diperlukan buat membangun landasan sudah disiapkan, termasuk infrastruktur pendukungnya. “Sudah enggak ada masalah,” ujar Tahyodi.
Rencana Lanud Suryadarma akan dijadikan bandara kargo sudah diwacanakan sejak 1998. Namun karena keburu terjadi resesi ekonomi jadi belum terealisasi.
Sekretaris Daerah Kabupaten Subang Abdurakhman mengapresiasi rencana perubahan status Lanud Suryadarma Kalijati dari tipe B jadi tipe A dan rencana pengembangan menjadi bandara kargo itu. “Pemkab Subang akan mem-back up penuh,” kata Abdurakhman.
Menurut dia, keberadaan Lanud Suryadarma sudah memberikan warna tersendiri buat kemajuan Subang secara keseluruhan. “Apalagi keberadaannya menjadi saksi sejarah panjang perjuangan republik ini,” ujarnya. (www.tempo.co)

Anggaran Kapal Selam Indonesia, Cair

Kapal Selam Changbogo
Kapal Selam Changbogo
Jakarta – Rapat kerja Menteri BUMN Dahlan Iskan dengan Komisi VI DPR hakhirnya menyetujui pemberian dana segar, berupa penyertaan modal negara (PMN) Rp 1,5 triliun kepada PT PAL Indonesia (Persero).
Rapat yang berlangsung singkat 20 menit, dimulai pukul 20.00 WIB. Dana Rp 1,5 triliun ini diberikan dalam bentuk tunai, untuk proyek pembuatan kapal selam pertama.
Adapun suntikan modal untuk PAL, akan masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015. Kapal selam akan dibuat PAL di fasilitas miliknya yang berlokasi di Surabaya.
“Komisi VI dapat menyetujui usulan PMN dalam RAPBN 2015 sesuai surat Menteri BUMN kepada PAL senilai Rp 1,5 triliun dalam bentuk tunai, untuk pembangunan fasilitas kapal selam, dan penyediaan sumber daya manusia untuk bangun kapal selam,” kata Ketua Komisi VI DPR, Airlangga Hertarto dalam rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (16/9/2014).
Dahlan-DPR Rapat 20 Menit, BUMN Ini Dapat Rp 1,5 T Untuk Bikin Kapal Selam (photo: detik.com)
Dahlan-DPR Rapat 20 Menit, BUMN Ini Dapat Rp 1,5 T Untuk Bikin Kapal Selam (photo: detik.com)
PAL membutuhkan total dana Rp 2,5 triliun untuk pengembangan kapal selam ini. Namun untuk tahun depan, dana yang disetujui baru mencapai Rp 1,5 triliun.
Uang ini, rencananya digunakan untuk membangun fasilitas pengembangan kapal selam, pembelian peralatan produksi, dan lain-lain yang menunjang pembangunan kapal selam tersebut. (detik.com).

Warrior Wisdom of Thailand

image
image
image
image
image
image
image
image
Bangkok – Divisi Penelitian dan pengembangan tentara Thailand menggelar Pameran “Warrior Wisdom of Thailand”, untuk menggambarkan penemuan dan penelitian pasukan militer dan instansi lain yang terlibat dalam pekerjaan lembaga penelitian di Angkatan Darat.
Selain pameran penelitian, ada juga parade kendaraan militer hasil penelitian dan pengembangan dalam negeri. Kendaraan militer yang dipamerkan ada 18 unit, termasuk kendaraan bermotor, pengintai taktis, kendaraan serang ringan dari Fakultas Teknik, Institut Teknologi Bangkok, Bangkok, kendaraan damage assessment dan patroli, X650 V-4’s Regiment 11th Guards, alligator prototype of Army Ordnance, lapis baja roda 4×4 dari Chaiseri Metal & Rubber Co, mobil peluncur roket DTI-1, dan lain lain. (thaiarmedforce.com).

Cargo Kapal Selam Nuklir Rusia

image
image
image
Rusia mengangkut kapal selam Akula II class, Bratsk dan Samara dari Kamchatka ke Severodvinsk yang mana keduanya akan menerima upgrade modernisasi besar-besaran di galangan kapal Zvezdochka. Kapal selam ini akan diangkut oleh armada kapal pemecah es nuklir Rusia di sepanjang pantai utara dingin Rusia, sebelum dijadwalkan tiba 20 September.
Bratsk bertugas pada tahun 1989 dan sejak itu digunakan untuk operasional armada Pasifik. Samara juga bertugas untuk armada Pasifik. Samara sedikit lebih muda, yang bertugas pada tahun 1995.

PT DRU Lampung Akan Evaluasi Kejadian Tali Sling Baja Putus

PT DRU Lampung Akan Evaluasi Kejadian Tali Sling Baja Putus

Bandar Lampung (MI) : Kejadian meluncurnya kapal perang KRI Teluk Bintuni 520 karena tali baja sling yang putus menjadi evaluasi penting bagi PT Daya Radar Utama selaku pembuat kapal. Hal tersebut disampaikan oleh General Manager Production Edy Wiyono (50) kepada Saibumi.com.
Wawancara dengan beliau dilakukan setelah memastikan kapal yang meluncur diluar dugaan tersebut dalam kondisi baik.. “Pasti ini nanti jadi evaluasi penting buat kami. Ini diluar dugaan kejadiannya, ya karena semua sudah dipersiapkan dengan baik,” katanya.

“Dari ukuran tali slingnya, kemampuan tali slingnya, kemiringan slipway-nya, sampai ke landasan slipway-nya sudah dipersiapkan. Yang mempersiapkan slipway adalah tim engineering PT DRU sendiri. Jadi, memang diluar dugaan semua,” jelasnya.

Disisi lain Edy sangat bersyukur bahwa hasil pemeriksaan dari tim selam yang langsung diturunkan beberapa saat setelah kejadian, KRI Teluk Bintuni tidak mengalami kerusakan. “Hanya saja bagian sirip ada yang mengenai landasan. Sehingga tidak bisa ditarik tug boat atau didorong dua ekskavator. Jadi sekarang kami tinggal menunggu air laut pasang. Nanti kapal bisa lebih terangkat lagi jadi bisa ditarik tugboat sebelum sandar di dermaga yang sudah kami siapkan,” ujarnya.

Dalam kesempatan berbeda, saat konfrensi pers dihadapan para awak berbagai media, Direktur Utama sekaligus owner dari PT DRU Amir Gunawan menyampaikan bahwa kadang-kadang ada kendala alam dalam peluncuran. “Itu biasa ya. Nanti kalau sudah pasang bisa selesai masalahnya. Kondisi kapal juga baik. Kondisi pekerja yang dibawa tadi juga katanya membaik. Kebanyakan karena shock saja,” jelas Amir.
Sebelumnya terjadi insiden saat menunggu acara resmi peluncuran KRI Teluk Bintuni. Pukul 15.10 WIB, tali sling baja yang dipasang mendadak putus yang mengakibatkan kapal khusus pengangkut tank Leopard tersebut meluncur kelaut sebelum acara resmi dilaksanakan.

Danlanal Pantau Terus Kondisi Terkini KRI Teluk Bintuni




Danlanal Pantau Terus Kondisi Terkini KRI Teluk Bintuni
Meluncurnya kapal KRI Teluk Bintuni 520 diluar dugaan karena putusnya tali sling mendapat perhatian khusus dari  Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Kol Laut (P) Suharto. "Semuanya tergantung kondisi besok bagaimana kedepannya yah," katanya saat dihubungi Saibumi.com lewat ponselnya, Jumat 5 September 2014.
 
"Tadi ketinggian air masih 0,7-0,8 meter. Jadi kita tunggu saja ketinggian air sampai 1,2 meter baru bisa proses penarikan kapal untuk sandar di dermaga itu dilanjutkan. Berita acara launching baru akan ditandatangani setelah kapal sudah proses sandar. Formatnya bagaimana itu hasil pembicaraan antara Kemenhan dan petinggi PT DRU. Diharapkan malam ini atau besok pagi pukul 05.00 WIB kapal bisa digerakkan," jelas Suharto.

Saat ditanya soal kapal yang meluncur diluar dugaan, Suharto hanya berkomentar singkat. "Kalau masalah insiden, teknisnya tentu PT DRU lebih tahu. Syukur, ketiga orang tadi tidak ada masalah. Hanya satu yang shock dan sekarang sudah sehat walafiat di Balai Kesehatan Lanal Lampung," jelasnya lagi.

"Kalau ditanya kejadian tadi ada pengaruh kedepan yah kita lihat kondisi besok pagi. Tentu ada pengaruhnya. Harapan kita semoga berhasil dan dapat sesuai rencana. Karena tadi informasi dari Komandan Satgas AL Kol Laut (P) M Setiadiono Rianto dan dari DRU sendiri menyampaikan kondisi kapal hasil penyelaman bagus. Yang menghambat itu karena ada balon udara yang terjepit," tambahnya.
Diakhir wawancara Suharto juga menyebutkan bahwa dia sudah mendapat perintah dari Mabes AL untuk terus memonitor kondisi kapal.

Sumber : Saibumi

310 mil laut garis perbatasan Indonesia belum tuntas


Jakarta (MI) : Indonesia masih memiliki batas-batas wilayah teritorial yang belum tuntas dengan Malaysia, Singapura, dan negara Timor Timur sepanjang 310 mil laut atau 60,1 persen dari keseluruhan panjang wilayah perbatasan.

"Kesepakatan segmen terbaru adalah dengan Filipina yang ditandatangani di Manila pada 23 Mei 2014," kata pakar geodesi Badan Informasi Geospasial (BIG), Dr Ir Sobar Sutisna, yang dikukuhkan sebagai profesor riset, di Bogor, Jumat.

Menurut Sutisna, sejak 1969 hingga 2014 Indonesia telah menetapkan batas-batas maritimnya dengan negara tetangga di 18 segmen (area), yakni laut teritorial sepanjang 205,58 mil laut (39,9 persen) dari keseluruhan 515,58 mil laut.

Selain itu batas ZEE yang telah diselesaikan sekitar 2.721,8 mil laut (54,7 persen) dari keseluruhan 4.979,9 mil laut, sehingga ZEE yang belum didelimitasi dengan negara tetangga masih 45,3 persen yaitu dengan India, Thailand, Malaysia, Vietnam, Palau, dan negara Timor Timur.

Sedangkan batas landas kontinen yang telah diselesaikan 3.370,3 mil laut (72,3 persen) dari keseluruhan 4.658,4 mil laut dan yang belum tuntas didelimitasi masih sekitar 27,7 persen yaitu dengan Malaysia, Filipina, Palau, dan negara Timor Timur.

Dalam kesepakatan batas wilayah, peta dasar yang dibuat dengan kaidah geodesi dan kartografi sangat penting, karena kesalahan pemahaman akan isi peta akan berakibat serius. 

"Ada contohnya, keputusan politik Indonesia membawa kasus Sipadan dan Ligitan ke Mahkamah Internasional," ujar dia.

Selain batas wilayah dengan negara tetangga, lanjut dia, pada 2013 masih terdapat batas wilayah antardaerah yakni 966 batas yang harus ditegaskan dan dari jumlah itu baru 310 segmen (32 persen) yang sudah selesai.
Sutisna dikukuhkan sebagai profesor riset di bidang geodesi bersama Dr Ir Dewayany, di bidang sistem informasi spasial oleh Kepala LIPI, Prof Dr Lukman Hakim, yang berlaku sebagai ketua majelis pengukuhan.

"Keduanya peneliti senior dan merupakan profesor riset ketiga dan keempat dari BIG," kata Kepala BIG, Dr Asep Karsidi, dalam acara yang juga dihadiri mantan Menteri Luar Negeri, Nur Hassan Wirajuda, dan pakar hukum internasional, Hikmahanto Juwana.
Karsidi mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah BIG dalam membantu penetapan batas-batas wilayah maritim dengan 10 negara tetangga.
Sumber :  ANTARA

Pembangunan Pangkalan Militer Dipastikan 2015


SUKOHARJO (MI) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) memastikan pembangunan pangkalan militer untuk mengamankan Tanjung Datu yang berada di ujung barat laut pulau Kalimantan itu, pada awal 2015.

Panglima TNI Moeldoko mengungkapkan, pembangunan pangkalan militer di wilayah yang rawan diserobot negera lain, sudah dimatangkan. Apalagi belum lama ini, TNI memperingatkan Malaysia untuk menghentikan pembangunan tiang mercusuar di kawasan itu.

“Pangkalan militer mulai 2015 dibangun,” katanya usai pengarahan peserta Apel Komandan Satuan (Dansat) TNI AD se-Indonesia di Markas Batalyon Infanteri 413/Bremoro Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Rabu (3/9).

Menurut Moeldoko, pembangunan pangkalan militer untuk mengamankan wilayah perbatasan laut dan darat di Kalimantan Barat itu. Pembangunan realistis dilakukan, karena pada 2015 TNI diberikan porsi oleh APBN yakni Rp 95 triliun. Karena anggaran itu, tidak hanya untuk penambahan alutsista (alat utama sistem senjata) dan pembangunan sumber daya manusia (SDM).
“Ya demi pertahanan Indonesia yang lebih kuat. Kami tak ingin Tanjung Datu bergejolak diserobot negara lain,” papar dia.

Lebih lanjut lulusan terbaik Akabri 1981 itu menjelaskan, untuk pertahanan laut dan darat di area Tanjung Datu, akan ditempatkan batalyon di kawasan tersebut. Tak hanya rawan sengketa, karena di Tanjung Datu selama ini tidak ada gelar pasukan militer. Pihkanya pun berharap, nantinya setelah pembangunan pangkalan militer selesai dan ditempatkan pasukan, tidak lagi bergejolak.
“Dengan pasukan itu akan menjadi penyangga pertahanan di perbatasan. Soalnya ini masalah serius,” akunya.

Dia menambahkan, pembangunan pangkalan militer di Tanjung Datu, juga karena pertimbangan sengketa Laut Tiongkok Selatan. Di mana laut tepi bagian dari Samudera Pasifik yang berbatasan dengan negara-negara, termasuk Indonesia itu, saat bergejolak akan berdampak. Karena sebagian, berbatasan dengan kawasan Natuna. Apalagi Mabes TNI sudah mematangkan pembuatan pangkalan dengan Kementerian Pertahanan.

“Karena kondisi di Laut Tiongkok Selatan saat memanas, bisa memunculkan kondisi tidak stabil. Maka itu pangkalan miiter segera dibangun,” jelasnya.

Sumber : Suaramerdeka
hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner