Select Language

Kamis, 21 November 2013

SBY hentikan kerja sama militer Indonesia-Australia

Satu dari tiga ancaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) terhadap Australia adalah menghentikan kerja sama di bidang militer. Hal itu disampaikan SBY dalam konferensi pers di kantor presiden, menyikapi isu penyadapan yang dilakukan intelijen Australia terhadap dirinya dan sejumlah pejabat di Indonesia, Rabu (20/11).

"Saya juga minta dihentikan dulu, latihan-latihan bersama antara tentara Indonesia dan Australia, baik Angkatan Darat, Angkatan Laut, maupun Angkatan Udara, maupun latihan yang sifatnya gabungan," kata SBY .

Namun demikian, orang nomor wahid di Indonesia itu menjelaskan, kalau Australia ingin menjaga hubungan baik dengan Indonesia ke depan. Dia mengaku masih akan menunggu penjelasan resmi dari Australia. Oleh sebab itu, malam ini rencananya SBY akan mengirim surat resmi kepada Perdana Menteri Australia Tony Abbott . 

"Pemerintah Indonesia dan Australia berkewajiban menyelesaikan masalah ini. Saya akan mengirim surat, dan akan kita lihat apa yang bisa kita lakukan ke depan nanti," ujarnya.

SBY juga menjelaskan, beberapa agenda kerja sama lain yang juga akan dikaji ulang adalah kerja sama pertukaran informasi dan intelijen antara kedua negara, dan penanganan people smugling (penyelundupan orang) 

Perlu diketahui, saat ini kerja sama militer kedua negara masih berjalan. TNI AU masih menggelar latihan militer bersama antara Australia dan Indonesia yang melibatkan jet-jet tempur kedua negara, Selasa (19/11) lalu, di Darwin, Northern Territory. 

Sekitar 200 prajurit dari kedua negara ambil bagian dalam latihan bersandi Elang AusIndo tersebut. Sementara itu, Kopassus TNI AD juga rutin menggelar latihan bersama dengan Special Air Service Regiment Australia. Polisi pun kerap berlatih penanganan antiteror bersama kepolisian negara kanguru itu.

[mtf]

Ada Kapal Nazi di Laut Jawa, Benarkah Hitler Mati di Indonesia?

Kemarin ada penemuan mengejutkan di Laut Jawa yang diungkap tim peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional, yakni bangkai kapal selam Nazi Jerman tipe Unterseeboot atau U-Boat. Penemu bangkai kapal adalah para penyelam lokal dari Karimun Jawa. Bahkan di reruntuhan kapal ini juga ditemukan sejumlah perkakas angkatan laut Jerman.

"Baru pertama ini kita menemukan reruntuhan kapal selam Jerman. Kalau kapal perang sisa perang dunia II sudah sering, tapi kapal selam apalagi jenis U-Boat baru kali ini," kata Ketua Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (19/11).

Pertanyaannya, apakah kapal itu berkaitan dengan isu bahwa Adolf Hitler, pimpinan Nazi Jerman, meninggal di Indonesia? Agaknya terlalu cepat menyimpulkan demikian. Tapi yang pasti, sampai kini kematian Hitler masih menjadi misteri.

Sebelumnya, pimpinan partai Nazi berjuluk Fuhrer, itu diyakini tewas bunuh diri di sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945. Namun, berita itu ternyata salah. Seperti dikutip dari laman Daily Telegraph, Senin 28 September 2009, Program History Channel Documentary Amerika Serikat, menyebut tengkorak Hitler yang disimpan Rusia bukan milik sang Fuhrer.

Belakangan diketahui tengkorak tersebut milik perempuan berusia di bawah 40 tahun, bukan Hitler yang dinyatakan meninggal di usia 56 tahun. Penemuan ini, menguatkan kembali teori konspirasi bahwa Hitler tidak mati pada 1945. Dia diduga melarikan diri dan mati di usia tua.

Tak syak, sejumlah teori langsung mengemuka pasca-fakta tengkorak Hitler diungkap Daily Telegraph. Ada yang mengatakan Hitler meninggal di Argentina, Brazil, Amerika Selatan, bahkan Indonesia. Tapi tulisan ini tidak mengulas tentang teori konspirasi kematian Hitler di negara lain selain Indonesia.

Di Tanah Air sempat muncul buku yang ditulis KGPH Soeryo Goeritno Msc. Judulnya: Rahasia yang terkuak - Hitler mati di Indonesia. Kisah Hitler mati di Indonesia diawali dari sebuah artikel di Harian Pikiran Rakyat pada 1983. Penulisnya bernama dr Sosrohusodo, dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama 'Hope' di Sumbawa Besar.

Sosro menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar pada 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut. Dia mengklaim, Poch, dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara, itu adalah Hitler di masa tuanya.

Bukti-bukti yang diajukan Sosro, adalah Poch tak bisa berjalan normal, dan selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan. Kemudian, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dengan kepala gundul.

Kondisi ini diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya, seperti yang dia temukan di sejumlah buku biografi sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya pada 1960, orang yang diduga Hitler berusia 71 tahun dan sangat misterius: tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan.

Sosro mengaku pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Saat menanyakan kapan gejala ini mulai terjadi, Poch lalu bertanya pada istrinya yang lalu menjawab, "ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan padamu bahwa kau memukuli meja berkali-kali."

Goebbels yang disebut istri Poch diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenal loyal dengan Hilter. Kata Sosro, istri Poch, yang diduga Eva Braun, beberapa kali memanggil suaminya 'Dolf', yang diduga kependekan dari Adolf Hitler.


Itulah sepenggal kisah Hitler dalam buku yang ditulis KGPH Soeryo Goeritno Msc. Anda bisa percaya atau tidak dengan buku itu. Namun demikian, bagi penganut teori konspirasi, penemuan kapal selam U-Boat yang misterius, itu setidaknya bisa dijadikan referensi baru, benarkah Hitler mati di Indonesia.

Bangkai Kapal Selam Nazi Jerman U-Boat Ditemukan di Karimun Jawa

Merdeka.com - Bangkai kapal selam Nazi Jerman tipe Unterseeboot atau U-Boat ditemukan di Laut Jawa. Penemuan ini besar artinya karena memperkuat bukti sejarah Perang Dunia II dan kehadiran sejumlah tentara Jerman di Indonesia.

"Baru pertama ini kita menemukan reruntuhan kapal selam Jerman. Kalau kapal perang sisa perang dunia II sudah sering, tapi kapal selam apalagi jenis U-Boat baru kali ini," kata Ketua Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (19/11).

Bambang menjelaskan awalnya penyelam-penyelam lokal di Karimun Jawa menemukan reruntuhan kapal selam U-Boat. Laporan ini di-follow-up tim dari Pusat Arkeologi Nasional. Penelitian dimulai 4 November lalu dan melibatkan 15 peneliti serta penyelam dari Yogyakarta.

"Dari data yang kita peroleh, kapal selam U-Boat itu berjenis U-168. Panjangnya 76 m dengan garis tengah 4,9 meter," kata Bambang.

Sejumlah bukti yang menguatkan kapal selam merupakan milik Nazi diperoleh dari reruntuhan itu. Kini barang-barang dibawa untuk diteliti di Kantor Pusat Arkeologi Nasional. Sementara bangkai kapal tetap dibiarkan di tempat semula.

"Ada 2 buah piring bagian belakang identitas rajawali dan swastika, seperti dipakai tentara Jerman. Baterai. Penutup panel listrik dan sakelar. Kancing baju, diameter 2 cm, dengan gambar jangkar. Lalu binocular, kacamata selam, dan selang pernapasan," jelasnya.

Bambang dan timnya mengaku cukup puas bisa menemukan reruntuhan kapal selam Nazi dan mengangkut barang bukti. Temuan ini membuktikan arkeologi Indonesia bisa melakukan penelitian seperti ini tanpa sponsor asing.

U-Boat adalah kapal selam andalan angkatan laut Hitler. Kapal selam ini menebar teror di Samudera Atlantik. Dia mengkaramkan puluhan kapal dagang dan kapal perang milik Sekutu.

Bangkai U-Boat Nazi Jerman di Laut Jawa karam di torpedo sekutu

Bangkai kapal selam Nazi Jerman tipe Unterseeboot atau U-Boat ditemukan di dasar Laut Jawa untuk pertama kalinya. Diduga kapal andalan pasukan laut Hitler ini karam karena ditorpedo kapal perang sekutu saat perang dunia II.

"Dari data yang kami peroleh, kapal U-Boat itu tenggelam 6 Oktober 1944. Kena torpedo kapal AS," kata Ketua Tim Peneliti Pusat Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo saat berbincang denganmerdeka.com, Selasa (19/11).

Bambang dan timnya melakukan penelitian soal kapal U-Boat tersebut. Mereka menemukan sejumlah barang milik serdadu Jerman, namun tak ada senjata dalam U-Boat itu.

Bambang menjelaskan U-Boat yang ditemukannya tak utuh. Sebagian tubuh kapal selam sudah hancur, diduga akibat serangan torpedo itu. Penemuan kapal selam ini pun masih memancing misteri.

"Biasanya kan U-Boat itu beroperasi di Atlantik. Tapi mereka juga punya pangkalan di Pulau Pinai, Surabaya dan Batavia," jelas Bambang.

U-Boat adalah kapal selam andalan angkatan laut Hitler. Kapal selam ini menebar teror di Samudera Atlantik. Dia mengkaramkan puluhan kapal dagang dan kapal perang milik Sekutu.

Untuk apa Hitler kirim kapal selam U-Boat Nazi ke Laut Jawa?

Bangkai kapal selam Nazi Jerman tipe Unterseeboot atau U-Boat ditemukan di dasar Laut Jawa. Hal ini memperkuat fakta sejarah Jerman mengerahkan kapal-kapal selam andalannya ke Samudera Hindia. Sebenarnya untuk apa Hitler mengirim U-Boat ke Laut Jawa?

Arkeolog dan penyelam yang menemukan bangkai U-Boat, Shinatria Adhityatama (25), meyakini saat perang dunia II, cukup banyak kapal selam Jerman yang lalu lalang di perairan Indonesia. Kekuatan Kapal Selam U-Boat tergabung dalam Monsoon Group atau The Gruppe Monsun.

"Dari data kami jumlahnya cukup besar, bahkan mencapai satu armada. Dari Prancis saja dikirim 11 kapal, tapi yang sampai di Indonesia diperkirakan cuma 5 atau 6. Belum dari pangkalan U-Boat lain karena kita tahu, pangkalan U-Boat di Eropa ada di beberapa tempat, seperti Norwegia dan lainya," kata Shinatria saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (19/11) malam.

Menurut Shinatria, U-Boat bertugas untuk menghancurkan garis suplai sekutu dari Asia Tenggara. Termasuk jalur logistik Inggris dari India. 

"Mereka juga bekerjasama dengan Jepang sebagai sekutu. Jerman membantu mengamankan perairan Pasifik yang dikuasai Jepang," jelasnya.

Selain Jerman dan Jepang juga berbagi teknologi militer. Mereka juga diduga berbagi pangkalan kapal selam. Saat Perang Dunia, diketahui ada pangkalan U-Boat di Pulau Penang, Batavia dan Surabaya.

"Jadi mereka melakukan operasi gabungan di Indonesia. Di perairan inilah satu-satunya ada operasi gabungan angkatan laut Jerman dan Jepang," tutur Shinatria.

Bangkai kapal selam itu ditemukan 10 jam pelayaran dari Pulau Karimun Jawa. Lokasi bangkai kapal ada di kedalaman 13-16 meter di bawah permukaan laut. Diduga kapal karam karena ditorpedo.

U-Boat adalah kapal selam andalan angkatan laut Hitler. Kapal selam ini menebar teror dan mengkaramkan puluhan kapal dagang dan kapal perang milik Sekutu. Kapal yang karam di Laut Jawa memiliki panjang 76 m dengan garis tengah 4,9 meter.

Pesawat Tempur AIDC F-CK-1 Ching-kuo

AIDC F-CK-1 Ching-kuo adalah pesawat jet tempur buatan Taiwan bermesin ganda (twinjet) yang dinamakan persis dengan president Republik China, Chiang Ching-kuo. Pembuatan Ching Kuo berada dalam proyek IDF / Indigenous Defense Fifhter. Pesawat jet tempur ini dibuat menjadi multirole capability, yaitu pesawat jet yang bisa menjalankan berbagai misi seperti stealth dan airbomber.
Setelah memburuknya hubungan diplomatik antara Washington dan Taipei pada Januari 1979, suplay militer masa depan Taiwan menjadi tanda tanya. Tetapi karena aksi Taiwan Relations Act (TRA) pada awal 1979, Taiwan berhasil membeli peralatan militer dan senjata canggih dari AS.
Taiwan membuat hampir 300 Northrop F-5 di bawah lisensi dari 1974-1986. Dari awal 1980an Taiwan tertarik untuk membeli pesawat jettempu AS baru untuk menggantikan Northrop F-5 dan Lockheed F-104 yang menua. AS yang sedang meningkatkan hubungan diplomatis dengan China, menolak permintaan Taiwan untuk membeli F-16, dan memblok pembelian senilai $1miliar untuk 100 F-20 Tigersharks pada Juli 1982. Akhirnya Taiwan memutuskan untuk membuat pesawat domestik sendiri (Indigenous Defense Fighter (IDF)).
Taiwan memproduksi IDF Ching-kuo dengan bantuan dari perusahaan Amerika, yang dipimpin General Dynamics. Proyek ini terdiri dari empat subproyek. Proyek Ying-Yang (bekerjasama dengan General Dynamics) yang membuat airframe, Proyek Yun-han (bekerjasama dengan Hughes Co.) yang mendesain mesin, Proyek Tian-lei (bekerjasama dengan Westinghouse Co.), yang yang bertanggungjawab pada sistem avionik dan Proyek Tian-Chien yang mengembangkan sistem persenjataan.
Mesin kembar IDF similar dengan F-16 tetapi sedikit lebih kecil dan mempunyai jarak tempuh lebih pendek. IDF adalah pesawat hibrid dari tampilan luarnya. Hidung pesawat ini merupakan replika dari F-20A Tigershark, sementara bodi, sayap dan permukaan ekor vertikalnya meniru F-16, serta kokpit, sayap ekor vertikal dan lilitan dekat inlet mesin mirip pesawat Perancis.
IDF lebih hebat dari F-5E pada performa udaranya. IDF dapat berakselerasi lebih baik dari F-104 dan mampu berputar dalam radius yang lebih kecil dari F-5. Pesawat ini dilengkapi dengan empat misil Sidewinder tetapi tanpa tangki bahan bakar eksternal. Mempunyai ketahanan tempur selama tiga menit pada "afterburner" dengan radius tempur 70-90 mil laut. Pesawat ini terutama digunakan untuk pertempuran kontrol udara dan dapat digunakan untuk menembakkan misil "Hsiung Feng"-II ke target di lautan. Sebagian besar pesawat IDF diharapkan dapat dipersenjatai dengan BVR Tien Chien-II (Sky Sword-II) ARAAM.
Pesawat dilengkapi dengan sebuah radar GD-53, yang dikembangkan dari APG-67 yang secara esensial performanya similar. Radar APG-67 menggunakan teknologi Dopler pada band-X dan mempunyai 15 mode operasional, delapan untuk udara-ke-udara dan tuju untuk udara-ke-darat. Radar ini juga dapat beroperasi pada tiga frekuensi repetisi pulsa (pulse repetition frequencies [PRF]) berbeda -- tinggi, medium dan rendah – tergantung pada arah pesawat ke atas, ke bawah atau pada saat sebuah "dogfight" di udara, secara bersamaan.
Pada saat pesawat mengarah ke bawah, radius efektif radar adalah 39km, jika mengarah ke atas 57 km. Delapan mode udara-ke-udara adalah sebagai berikut: pencarian dan deteksi jarak pada saat pesawat mengarah ke atas, pencarian dan deteksi jarak pada saat pesawat mengarah ke bawah, deteksi kecepatan, pendeteksian (10 target) dan scanning secara bersamaan, "dogfight", tracking target tunggal, suvey situasi dan continuous-wave indicator interfacing. Tujuh mode udara-ke darat adalah sebagai berikut: topografi velositas gelombang riil, penajam velositas gelombang Doppler, deteksi jarak udara-ke-daratan, indikator target darat bergerak, indikator target darat diam, dan pencari target pada permukaan laut. Pada April 1997, divisi Teknologi Tepat Guna Litton berhasil memperoleh kontrak produksi sebesar $116,2 juta dari Aerospace Industrial Development Corporation Taiwan, ROC, untuk Improved Radar Warning Receivers (IRWR) agar dapat digunakan di pesawat ini.
Walaupun bentuknya yang relatif kecil, ternyata pesawat ini dilengkapi dengan dua mesin besar dengan daya propulsi pendek. Kelemahan fatal pesawat ini adalah kurangnya tenaga mesin dan beratnya body pesawat menyebabkan rentan kecelakaan.
Versi awal IDF mempunyai kecepatan maksimal 1.2 Mach dengan menggunakan mesin yang diproduksi bersama oleh Taiwan dan Allied Signal Garret Engine Division. Mesin TFE1042-70 didesain untuk pesawat tempur ringan untuk menghasilkan performa bagus bagi pesawat dan mengurangi biaya perawatan. Produksi pertama mesin TFE1042-70 dikirim ke Taiwan pada 1992, dan kemudian ITEC mengirim lebih dari 300 mesin untuk IDF. International Turbine Engine Corporation (ITEC) beroperasi bersama dengan Allied Signal Engines dan Aero Industrial Development Corp China. Rencana untuk mengganti mesin lama dengan mesin yang lebih bertenaga dilakukan sejak peresmian pesawat F-16 dan Mirage 2000.
Proyek IDF telah menghadapi banyak masalah sejak dimulainya program ini pada 1980. Akan tetapi, kecanggihan teknis dengan adanya sistem kontrol fly-by-wire dan desain bodi-sayap tergabung dipercaya menjadikan IDF sebagai pesawat tercanggih yang diproduksi oleh China hingga saat ini. Pada 1997 sekitar 60 pesawat sudah dibuat dan sekitar 130 pesawat pada awal 2000an.
Skuadron pertama IDF mulai bergabung dengan AU ROC pada Desember 1994.
Pertamakali takeoff, atau yang kerap disebut maidenflight, pada tahun 1989, berhasil menempuh 22 menit penerbangan. Pada tahun itu, sebenarnya Republik China sedang mempunyai konflik dengan Amerika. Hal ini berakibat pada delay dari bahan-bahan fundamental Ching Kuo. Tetapi agar Amerika bisa bersaing melawan USSR (Union of Soviet Socialist Republics) akhirnya pihak Amerika yang waktu itu dipimpin oleh Ronald Reagan mengeluarkan perjanjian “Six Assurance” untuk tetap menyuplai bahan ke Republik China dengan ketentuan-ketentuan yang tertentu.
Pembuatan Ching Kuo sendiri dibagi dalam empat bagian :
  • 1. “Yin Yang” (Soaring Eagle) : Pengembangan airframe, bekerjasama dengan General Dynamics.
  • 2. “Yun Han” (Cloud Han) : Pengembangan mesin, bekerjasama dengan Honeywell
  • 3. “Tien Lei” (Sky Thunder) : Pengembangan avionics (elektronik pada pesawat), bekerjasama dengan Smith Industes.
  • 4. “Tien Chien” (Sky Sword) : Pengembangan air-to-air missile.
Hanya dari sekedar melihat saja terlihat jelas bahwa designnya sangat dipengaruhi oleh F-16, baik dari design badannya maupun design sayapnya. Konstruksinya sebagian besar menggunakan aluminium alloy, tapi dengan beberapa composite di ekor pesawat dan rem , juga titanium pada mulut pipa mesin.
Radar dipasang dengan jenis Golden Dragon 53, dikembangkan di Westinghouse APG-67(V). Radar ini mempunyai maximum search range sekitar 35 miles (56 km) dan dapat mengarahkan rudal semi-aktif.
Sebenarnya 250 pesawat telah dipesan, tetapi karena batasan dari Amerika, produksi Ching Kuo dibatasi. 130 pesawat terakhir diselesaikan pada tahun 2000. Tidak ada Ching Kuo yang pernah dieksport.
  • Origin : AIDC, Taiwan
  • Type : Single-seat, twin-engined interceptor and air defence fighter with a secondary ground attack and anti-shipping function. The two-seater conversion trainer is fully combat capable, albeit with reduced internal fuel.
  • Engines : Two ITEC TFE1042-70 afterburning turbofans rated at 9,250lb (4,196kg) thrust maximum and 6,300lb (2,858kg) thrust military.
  • Dimensions : Span 30ft 10.25in (9.42m); length 46ft 7.75in (14.20m); height 15ft 6in (4.72m); wing area 260sq.ft (24.20m2).
  • Weights : Empty 14,300lb (6,486kg); normal takeoff 21,0000lb (9,526kg); maximum takeoff 27,000lb (12,247kg).
  • Loadings (at normal takeoff weight) : Wing 81 lb/sq.ft (394kg/m2); thrust 0.90.
  • Performance : Maximum speed (altitude) Mach 1.65; maximum speed (sea level) Mach 1.05; operational ceiling 50.000ft (15,239m); initial climb rate 50,000ft/min (254m/sec).
  • Armament : One 20mm M61A1 cannon with 511 rounds in the port wing root; four Sky Sword I heat-homing AAMs plus two Sky Sword II SARH AAMs; two AGM-65 Maverick or three Hsiung Feng II ASMs; or a variety of conventional air-to-surface weaponry. Maximum weight of stores 8,600lb (3,901 kg).
  • History : First flight prototype 28 May 1989; production delivery 10 January 1994 to 2000.
  • User : Republic of China Air Force (Taiwan)

KSAD: Presiden Disadap, TNI Tak Akan Tinggal Diam

TNI akan membuat alat antisadap secara mandiri.


TNI tak tinggal diam menyikapi isu penyadapan yang dilakukan Intelijen Australia kepada Presiden dan sejumlah pejabat penting lainnya. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman menegaskan pihaknya telah melakukan kerjasama dengan salah satu perguruan tinggi untuk mencegah penyadapan.
       
"Saat ini kami sedang melakukan riset bekerjasama dengan salah satu universitas untuk membuat peralatan antisadap dan mengembangkan IT Teknologi. Kita sudah menandatangani MoU berisi 12 jenis riset," kata Budiman usai memberi pengarahan di hadapan ratusan prajurit TNI yang akan bertolak ke Lebanon,  di Markas Kostrad TNI AD, Cilodong, Depok, Selasa 19 November 2013.
      
Menurut Budiman, TNI telah melakukan persiapan internal dan melengkapi diri sebagai upaya mencegah penyadapan. Ke depannya, dengan riset yang dilakukan tersebut, TNI akan memiliki peralatan yang jauh lebih modern sehingga dapat diperhitungkan.
       
"Kita juga telah mempersiapkan diri untuk bisa mengetahui apa yang mereka lakukan dan kita sudah lakukan itu. Selain melakukan riset, nantinya diharapkan kita dapat membuat alat itu sendiri agar lebih mandiri," ungkap dia.
       
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan di hadapan Parlemen pada Senin kemarin, 18 November 2013, pemerintahannya tidak akan meminta maaf atas aksi spionase yang telah mereka lakukan kepada Indonesia.

Abbott membela diri, bahwa langkah itu dilakukan untuk melindungi Australia saat ini dan di masa lampau, sehingga jauh lebih penting untuk dilakukan ketimbang meminta maaf. 

Presiden SBY secara terang-terangan menyatakan, Australia menjadi penyebab rusaknya hubungan bilateral dengan Indonesia. 

"Tindakan (penyadapan oleh) Amerika Serikat dan Australia jelas telah merusak kemitraan strategis dengan Indonesia sebagai sesama negara penganut sistem demokrasi," kata SBY. 

Dia makin kecewa karena pernyataan Abbott dianggap meremehkan isu penyadapan terhadap Indonesia tanpa sedikit pun menunjukkan sikap penyesalan. Padahal sejak kabar penyadapan oleh AS dan Australia muncul ke permukaan, Indonesia telah memprotes keras. 

Oleh sebab itu, kata SBY, Pemerintah dan Kementerian Luar Negeri RI mengambil langkah diplomatik tegas dengan menarik Duta Besarnya dari Australia.

Karikatur SBY Disadap PM Abbott Muncul di Media Australia

Hubungan Indonesia dengan Australia rupanya semakin memanas paska isu penyadapan yang marak diberitakan beberapa waktu lalu. Masalah penyadapan yang dinilai telah mencederai hubungan bilateral kedua negara ini bahkan dituangkan menjadi sebuah karikatur oleh salah satu editor surat kabar Herald Sun, Mark Knight, Selasa 19 November 2013.

Dalam karikatur tersebut, digambarkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono sedang bertelepon dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott. 

Presiden SBY, dalam kartun yang dibuat Knight itu, mengenakan kemeja batik warna biru lengkap dengan peci hitam dan kacamata. Sementara Ibu Ani digambarkan mengenakan kebaya dan bersanggul dengan riasan lengkap. Wajahnya tampak merah dengan raut wajah marah.

Yang menarik, Knight menggambarkan SBY tengah memegang suratkabar Jakarta Post dengan judul 'Indonesian President's Phone Tapped by Australia'. Tangan kiri SBY memegang telepon genggam seakan tengah menghubungi PM Abbott.

Dalam gambar itu, diilustrasikan SBY mengatakan, "Get me The Australian Prime Minister" atau "Tolong sambungkan dengan Perdana Menteri Australia".

Di sebelah gambar SBY, tampak kartun PM Abbott mengenakan kostum bersepeda warna kuning dengan tulisan 'Liberal' di dadanya. Diketahui, Abbott berasal dari Partai Liberal Australia. 

Sementara, beberapa tulisan lain juga terdapat dalam baju olahraga kegemaran Abbott tersebut, seakan menyindir sejumlah isu yang menjadi tanggung jawabnya sebagi Perdana Menteri. Antara lain mengenai masalah pemotongan pajak bahan bakar, dan juga problem 'manusia perahu' pencari suaka yang kerap menumpang kapal ilegal menuju ke wilayah Australia.

PM Abbot yang juga digambarkan tengah memegang telepon seluler, tampak menjawab panggilan telepon SBY.

"Speaking.. This called may be recorded for quality and training purposes" atau dalam terjemahannya berarti, "Ini saya. Panggilan ini mungkin direkam untuk keperluan kualitas dan pelatihan," ujar Abbott. 

Jawaban Abbott tersebut seakan menyindir laporan penyadapan oleh intelijen Australia terhadap telepon genggam Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono serta delapan pejabat tinggi RI pada tahun 2009 lalu.

Pada sudut kanan bawah gambar karikatur tersebut, Knight menuliskan 'taps leaked',merujuk pada bocornya dokumen rahasia yang menunjukkan adanya upaya penyadapan oleh Intelijen Australia. 

Badan Intelijen Australia (Defence Signals Directorate) bekerja bahu-membahu dengan badan keamanan nasional Amerika Serikat (National Security Agency) untuk memperoleh informasi yang menjadi target mereka. Semua itu diungkapkan Edward Snowden --mantan kontraktor NSA yang kerap membocorkan rahasia intelijen AS-- dalam dokumen yang ia bocorkan dan dilansir harian Inggris The Guardian, 2 November 2013.
 
DSD bahkan disebut memasukkan ahli Bahasa Indonesia ke dalam timnya untuk memonitor dan menyeleksi informasi dari komunikasi yang berhasil mereka dapatkan. “Tujuan dari upaya (spionase) ini adalah untuk mengumpulkan pemahaman yang kuat tentang struktur jaringan yang diperlukan dalam keadaan darurat,” kata dokumen Snowden itu. (umi)

Spionase Autralia Terhadap Indonesia sampai Penarikan Duber RI untuk Australia

Di sadap, bagaimana nasib kerjasama pertahanan RI-Australia ?? Pemerintah Indonesia akan meminta Australia untuk menjelaskan mengenai isu penyadapan ini ke publik. Sebab, kata Djoko, isu penyadapan ini akan mengganggu hubungan kedua negara.Pemerintah RI meminta Menteri Luar Negeri Marty Netalegawa segera menyampaikan sikap ini ke Pemerintah Australia. Sebelumnya, harian Inggris, The Guardian, dan Australia, Sydney Morning Herald (SMH), sama-sama membongkar praktik busuk Badan Intelijen Australia (DSD) yang berupaya menyadap komunikasi pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat tinggi lain.

Dokumen yang berhasil diperoleh oleh Guardian yakni berupa materi presentasi dalam format Power Point milik DSD yang berlabel 'top secret'. Di dalam dokumen tersebut tertera target penyadapan DSD dan jenis peralatan komunikasi yang dimiliki oleh para target. Data panggilan di dalam slide itu mencakup nomor si penelepon, nomor tujuan telepon keluar, lama durasi percakapan di telepon dan jenis komunikasi yang dilakukan Presiden SBY, apakah itu SMS atau panggilan suara.

Pada praktik selanjutnya, daftar semacam ini juga dibuat DSD bagi target mereka lainnya. Dalam slide lain bahkan tertulis "Isi Pembicaraan yang Harus Dimiliki".

Berikut pejabat Indonesia dan ponsel pribadinya yang disadap Australia:
Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden): Nokia E90-1
Kristiani Herawati( Ibu Negara): Nokia E90-1
Boediono (Wakil Presiden): BB Bold (9000)
Jusuf Kalla (mantan Wakil Presiden): Samsung SGH-Z370
Dino Patti Djalal (Juru Bicara Kepresidenan): BB Bold (9000)
Andi Mallarangeng (Juru Bicara Kepresidenan): Nokia E71-1
Hatta Rajasa (Sekretaris Negara): Nokia E90-1
Sri Mulyani (Menko Ekonomi): Nokia E90-1
Widodo AS (Menko Polkam): Nokia E66-1
Sofyan Djalil (Menteri BUMN): Nokia E90-1

Sebelumnya Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku sulit untuk membuktikan penyadapan yang diduga dilakukan oleh Australia karena bukti hanya bisa melalui dua sumber. Menurutnya Bukti penyadapan bisa diperoleh melalui dua sumber, yakni dari intelijen dalam negeri dan pengakuan negara penyadap. Ini di katkannya beberapa waktu lalu saat menerima kunjungan Menhan Australia David Johnston, di Kantor Kemhan, Jakarta, Jumat 8 November 2013 lalu.

Pernyataan Menteri Pertahanan Australia David Johnston belum bisa menjawab pertanyaan Indonesia. "Isu penyadapan termasuk makro dan menjadi urusan Menteri Luar Negeri Australia," kata Purnomo menirukan jawaban David Johnston. Menurut Menhan Australia, isu penyadapan tersebut telah dibahas pada level yang lebih tinggi oleh Menlu Indonesia dan Menlu Australia. Namun demikian, Australia pun menyatakan komitmennya dalam menjaga kerja sama yang baik di antara kedua negara.

Purnomo menjelaskan, pertemuannya dengan Johnston bebrapa waktu lalu untuk membahas mengenai kerja sama pertahanan. Indonesia dianggap sebagai negara tetangga yang paling diprioritaskan dalam kerja sama pertahanan. Purnomo pun telah bertanya kepada Lembaga Sandi Negara bahwa jaringan komunikasi Kementerian yang dia pimpin aman dari penyadapan. Nah jika masalah pertahanan menjadi prioritas Negara mereka, lantas apakah ini masih bisa di lanjutkan ??

Hubungan Indonesia dan Australia tengah memanas usai penguakan informasi adanya penyadapan yang dilakukan Negeri Kangguru. Indonesia telah menarik Duta Besar di Australia dan menanti penjelasan resmi dari negara tersebut. 

RI Disadap Australia, PDIP: SBY Naif Seperti `Cacing Kepanasan

Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira menilai SBY naif dan seperti 'cacing kepanasan' dalam menanggapi dugaan penyadapan ini. Pejabat Indonesia sewot, sementara Australia tenang-tenang saja. Seharusnya pemerintah bersikap preventif dan tidak utopis melihat hubungan antar negara.

"Jangan ada anggapan apabila sudah menjadi negara sahabat, maka seolah-olah operasi intelijen termasuk tindakan sadap-menyadap, tidak ada lagi. Kalau beranggapan demikian, Pemerintah RI dan Menlu RI terlalu naif," ujar Andreas dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Selasa (19/11/2013).

Anggapan demikian, menurut Andreas, adalah akibat dari jargon atau prinsip politik luar negeri SBY, yakni thousand friends zero enemy (ribuan teman tanpa musuh).

"Seharusnya, Pemerintah SBY lebih realistis dan menyadari, karakter hubungan internasional secara universal memang lebih realis ketimbang idealis-utopis," ujar Andreas yang merupakan doktor ilmu politik internasional dari Universitas Giessen, Jerman.

Andreas berharap, kasus penyadapan ini menyadarkan pemerintahan SBY dan jajaran diplomasinya untuk lebih realistis terhadap hubungan internasional modern, ketimbang mengedepankan politik luar negeri thousand friend zero enemy yang lips service belaka.

Andreas mencontohkan, belum lama ini terbongkar, NSA Amerika menyadap pembicaraan 35 kepala negara di dunia. Nomor kepala negara diketahui, setelah terlebih dahulu menyadap pejabat di bawahnya.

Itulah yang dibongkar Edward Snowden, yang kini mendapat suaka di Rusia. Laporan Snowden menyebutkan, NSA memantau 200 nomor, 35 di antaranya adalah milik kepala negara. Negara-negara sahabat AS ribut, termasuk Jerman.

Kanselir Jerman Angelina Merkel pun marah, karena nomornya ada dalam daftar yang disadap NSA. Kendati Gedung Putih membantah bahwa AS tidak memantau dan tidak akan memonitor komunikasi Kanselir Jerman, hal itu tidak meredakan kemarahan Jerman.

Bukan hanya ribut soal penyadapan antara AS dan Negara-negara Uni Eropa, antara AS dan Israel, masih terjadi saling sadap. Amerika pernah mengeluhkan praktik Mossad (Dinas Rahasia Israel) yang malah beroperasi di wilayah Amerika.

"Amerika Serikat pernah marah besar kepada Israel, karena peristiwa bom yang menewaskan 299 marinir Israer di Libanon (23 Oktober 1983), sebetulnya sudah dicurigai Mossad akan ada tindakan teror, tapi tidak dilaporkan kepada Amerika," ujar Andreas.

"Maka jelas, SBY sungguh naif dalam merespons praktik intelijen di Indonesia. Lebih berguna memikirkan pencegahan ketimbang komentar tak berguna," ujar Andreas.

SBY Protes Keras

Presiden SBY pun angkat bicara atas dugaan penyadapan tersebut. Menurut dia, tindakan itu telah mencederai hubungan strategis dengan Indonesia, sebagai sesama negara demokrasi. Karenanya, pemerintah melancarkan protes dan meminta penjelasan Australia atas tindakan spionase tersebut.

"Sejak ada informasi penyadapan AS & Australia terhadap banyak negara, termasuk Indonesia, kita sudah protes keras. *SBY*," kicau SBY lewat akun Twitter resmi, @SBYudhoyono, Senin 18 November malam.

SBY menjelaskan, pemerintah RI telah melakukan langkah tegas, seperti menarik Duta Besar RI untuk Australia dan meninjau kembali sejumlah agenda kerjasama bilateral atas tindakan Australia yang SBY sebut menyakitkan.

"Kita juga akan meninjau kembali sejumlah agenda kerjasama bilateral, akibat perlakuan Australia yang menyakitkan itu. *SBY*," ujar SBY.

"Indonesia juga minta Australia berikan jawaban yg resmi & bisa dipahami masyarakat luas atas penyadapan terhadap Indonesia. *SBY*," imbuh Presiden. 

Dubes Indonesia untuk Australia Resmi Ditarik

"Kami memutuskan untuk memanggil pulang Dubes Indonesia di Canberra. Karena mustahil Dubes bisa melakukan tugasnya di tengah suasana saat ini. Pak Nadjib kami harap untuk kembali ke Jakarta segera mungkin untuk konsultasi dengan kami. Agar selanjutnya mengambil keputusan," kata Marty saat konferensi pers di Ruang Nusantara Kementerian Luar Negeri, Senin (18/11/2013).

Ia menegaskan, tindakan penyadapan Australia tidak dianggap pemerintah Indonesia sebagai masalah yang ringan. Melainkan persoalan serius yang memerlukan konsolidasi pemerintahan untuk menentukan sikap Indonesia selanjutnya yang tegas dan terukur.

Mengenai pemanggilan Dubes Indonesia dari Canberra, Marty menolak mengungkapkan apakah itu hanya pemulangan sementara atau permanen. Hanya ia memiliki pesan khusus kepada Dubes Nadjib.

"Saya gunakan istilah untuk konsultasi dengan pemerintah. Demi memperoleh informasi. Sambil kita evaluasi. Tidak sopan jika saya bilang berapa hari Dubes pulang ke Indonesia. Tapi saran saya pada kepada Pak Dubes, jangan hanya bawa cabin bag," ujarnya sambil tersenyum.

Dalam dokumen yang dibocorkan whistleblower Edward Snowden, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disadap Australia.

Berdasarkan laporan yang dimuat The Guardian dan ABC, Senin 18 November 2013, disebutkan SBY bersama 9 jajaran petinggi negara, termasuk Wakil Presiden Boediono dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menjadi target penyadapan pada 2009.

Australia Serius Tanggapi Kekhawatiran Indonesia Soal Penyadapan

Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop menegaskan bahwa pihaknya menanggapi dengan serius protes Indonesia soal isu penyadapan Presiden SBY. Namun Bishop menolak berkomentar lebih detail soal isu tersebut.

"Saya sepenuhnya memahami kekhawatiran yang disampaikan pemerintah Indonesia," ucap Menlu Bishop kepada wartawan di sela-sela kunjungannya di India, seperti dilansir skynews.com.au, Selasa (19/11/2013). 

"Kami menyadari kekhawatiran mereka, dan kami menanggapinya dengan sangat serius, tapi saya tidak akan berkomentar soal isu intelijen," imbuhnya.

Pemerintah Indonesia mendesak adanya penjelasan secara lengkap dari pemerintah Australia soal laporan penyadapan yang dilakukan intelijen Australia terhadap Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono, serta sejumlah pejabat tinggi pemerintahan Indonesia. Penyadapan tersebut dilaporkan terjadi pada Agustus 2009 lalu.

Menlu RI Marty Natalegawa menyatakan, Indonesia telah memanggil pulang Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema dalam rangka konsultasi soal isu tersebut. Tidak hanya itu, kerjasama antara Indonesia dan Australia pun akan ditinjau kembali pasca laporan penyadapan ini.

Saat ditanya apakah dirinya sudah berbicara dengan Menlu Marty, Bishop tidak menjawab dengan jelas. "Saya tidak akan memberikan komentar lebih lanjut soal isu ini," ujarnya kepada wartawan saat berkunjung ke New Delhi, India.

"Seperti yang dikatakan sebelumnya, kami menghargai hubungan dengan Indonesia dan pemerintahan Abbott akan bekerja ekstra keras untuk memastikan hubungan tersebut terus berjalan dan menjadi kuat," tambah Bishop.

"Demi kepentingan kedua negara, saya menginginkan agar kami terus melanjutkan kerja sama sebanyak mungkin dalam banyak sektor, dan kami bertekad untuk memastikan bahwa hubungan ini terus berkembang," harapnya.


Perdana Menteri Australia Tony Abbott juga menolak berkomentar soal isu penyadapan ini. PM Abbott hanya mengatakan bahwa seluruh pemerintahan di dunia pasti tahu bahwa mereka saling mengumpulkan informasi dari negara lain.

Sumber: detik.com dan berita 6 
hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner