Select Language

Jumat, 31 Mei 2013

LAPAN Siap terima data Landsat Data Continuity Mission (LDCM) Landsat-8

Test penerimaan data LDCM/Landsat-8 telah dilaksanakan sejak tanggal 25 Maret 2013 di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh LAPAN di Parepare, Sulawesi Selatan. 

Sementara itu, keberhasilan penerimaan dan perekaman data LDCM/Landsat-8 dimulai pada tanggal 3 Mei 2013. 

Karena software pengolah data LDCM/Landsat-8 sedang dalam proses kelengkapan dari pihak US Geological Survey (USGS), maka saat ini data yang diterima dan direkam belum dapat diolah. 

Diharapkan, pada awal Juni 2013 sistem pengolahan data LDCM/Landsat-8 sudah siap dan direncanakan bulan Juli 2013 data LDCM/Landsat-8 sudah secara operasional dapat diterima, direkam, dan diolah di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare dan Rumpin.

Karakteristik LDCM/Landsat-8

Sumber: Pustekdata

Komurindo 2013 Segera Digelar

Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo) 2013 akan segera digelar. Kompetisi tahunan yang ke-6 tersebut akan berlangsung pada 30 Mei hingga 2 Juni 2013 di Balai Produksi dan Pengujian Roket Lapan, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Tahun ini, Institut Teknologi (IT) Telkom akan menjadi tuan rumah kegiatan ini.
 
Komurindo adalah ajang kompetisi rancang bangun muatan roket tingkat perguruan tinggi. Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan bibit unggul calon peneliti, perekayasa, dan ilmuwan dalam bidang peroketan nasional. 

Ajang ini juga sekaligus untuk menumbuhkembangkan minat masyarakat terhadap teknologi keantariksaan.

Selain itu, kegiatan ini juga dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam rancang bangun serta pengujian roket dan muatannya. Kompetisi ini juga akan meningkatkan kemampuan mereka dalam teknologi penginderaan jauh dan sistem otomasi robotika pada muatan roket.

Dalam perlombaan ini, setiap tim peserta harus melalui beberapa tahap penilaian. Tahapan tersebut yaitu uji dimensi, uji fungsional, uji statik, integrasi muatan, dan uji terbang. Setiap tim terdiri dari tiga mahasiswa dan satu dosen pembina.

Pada kompetisi tahun sebelumnya, hanya terdapat satu kategori penilaian yaitu payload (muatan roket). Namun, untuk meningkatkan kualitas lomba, maka tahun ini mahasiswa juga ditantang untuk berkompetisi dalam bidang roketnya.

Tema untuk kategori muatan roket yaitu High Rate Attitude Data Monitoring and Surveillance Payload. Sementara itu kategori roket bertema Autonomous Low Speed EDF Rocket. 

Dalam kategori roket, setiap tim membuat disain roket dengan berat tidak melebihi 1,5 kilogram dan panjang maksimum 1 meter.

Sumber : Lapan

Bersama Presiden Korsel, Chairul Tanjung Bahas Industri Pertahanan

Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung membahas banyak hal dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun Hye, saat kunjungannya ke Blue House, Istana Presiden Korsel hari ini Jumat (24/5/2013). 

Kedua pihak membahas masalah kerjasama ekonomi secara umum hingga kerjasama industri pertahanan dan baja kedua negara.

Chairul mengatakan KEN melakukan pembicaraan soal peningkatan hubungan industri baja, industri pertahanan, infrastruktur antara Indonesia dan Korsel. 

Selama ini Korsel adalah negara yang sangat maju di bidang infrastruktur sehingga diharapkan ada kerjasama di sektor tersebut.

"Kita tahu Korea telah berhasil membuat pesawat tempur, kapal selam, tank, untuk perang. Kita berharap bahwa kita tak hanya bisa sebagai pembeli dari produk-produk pertahanan dari Korea, tapi kita dapat memproduksinya bersama antara Indonesia-Korea agar bisa lebih bermanfaat untuk kedua negara," kata Chairul Tanjung saat ditemui di Grand Hyatt, Seoul, Korea Selatan, Jumat (24/5/2013).

Menurut Chairul, dalam pertemuan tersebut Presiden Park sangat mengapresiasi posisi Indonesia, Korea menganggap Indonesia sebagai mitra utama bagi negaranya. "Ini tentu suatu hal yang baik karena ini menandakan kesinambungan daripada kerjasama yang telah dilakukan dengan baik oleh presiden sebelumnya," ucap Chairul.

Ia juga menyampaikan tentang besarnya potensi ekonomi Indonesia dengan penduduk 250 juta orang. Di depan Presiden Park, Chairul mengatakan Indonesia memiliki jumlah penduduk kelas menengah hingga 50 juta orang.

Bahkan berdasarkan prediksi lembaga survei McKinsey pada tahun 2020, kelas menengah di Indonesia akan bertambah menjadi 90 juta orang dan pada tahun 2030 bisa berkembang menjadi 170 juta orang.

"Ini merupakan pasar yang besar dan Korea sebagai salah satu partner yang penting bagi Indonesia tentu dapat mengambil manfaat yang cukup besar, terkait dengan partnership atau kerjasama antara Indonesia dan Korea," katanya. 

Sumber : Financedetik

Panser Canon Tarantula TNI AD

Korea Selatan Segera Kirim Panser Tarantula Pesanan TNI ADDoosan DST Korea Selatan akhirnya menyelesaikan produksi Panser Tarantula berbobot 18 ton yang dilengkapi canon 90 mm serta senjata mesin 7,62mm/ 12,7mm. 

Panser Tarantula (Korsel: Black Fox) merupakan kendaraan tempur beroda 6 yang dioperasikan tiga orang (sopir, kkomandan, petembak) yang melaju dengan kecepatan maksimal 100 km/jam serta 8 km/jam di dalam air.

Menurut Doosan DST, Panser Tarantula telah disesuaikan dengan kondisi alam Indonesia, sehingga dibuat lebih ringan dan memiliki kemampuan amphibi. Dengan senjata meriam 90mm dan senapan mesin, Tarantula di disain untuk bisa menyerang lawan yang memiliki kemampuan penuh ataupun bertempur dengan tank musuh. Panser ini juga memiliki kemampuan operasi gerilya: search and destroy.


    Chasis Black Fox dengan turret CSE90 Belgia
                                              Chasis Black Fox dengan turret CSE90 Belgia

                         tarantula2 

Tahun 2009, TNI AD memesan Panser Canon Tarantula ke Doosan DST Korea Selatan. Panser 6×6 ini memasuki tes operasional, uji menembak dan uji manuver lapangan sejak November 2011. 

Setelah lulus inspeksi, panser mulai diproduksi Korea Selatan pada awal tahun 2012. Tanggal 5 Mei 2013, Doosan DST mengumumkan telah menyelesaikan produksinya untuk dikirim ke Indonesia.

Tanpa menyebutkan jumlahnya, pihak dossan menyatakan segera mengirim sejumlah Panser Tarantula ke Angkatan Darat Indonesia. Dalam pembuatan panser ini Doosan DST bertanggung jawab membangun panser dan pemasangan turret meriam. 


PT Pindad juga akan melakukan perakitan semi-knocked-down (SKD) di Indonesia. Menurut catatan SIPRI 2012, Indonesia memesan 22 Black Fox/ Tarantula ke Korea Selatan dan 11 diantaranya akan dirakit di Indonesia.

Masih menurut SIPRI 2012, turret dari Panser Tarantula adalah CSE 90 mm buatan CMI Defence Belgia. Turret ini mengusung meriam Cockerill MkIII 90 mm, senjata mesin 7,62mm / 12,7mm serta pelontar granat. 


Meriam utama dikendalikan secara elektronik dan mampu menembak sasaran di malam hari. CSE90 mm dilengkapi penjejak laser jarak jauh untuk menembakkan amunisi APFSDS-T, serta berbagai jenis amunisi lainnya.

Dengan munculnya informasi dari Doosan DST Korea Selatan ini, menunjukkan road map kendaraan tempur TNI semakin jelas. Setelah Panser Anoa, akan muncul Panser Canon Tarantula lalu disusul Tank Kerjasama FNSS Turki dan PT Pindad.

Indonesia merupakan pengguna pertama Panser Canon Tarantula Korea Selatan, sehingga belum diketahui sejauh apa ketangguhan dari Panser ini. Diharapkan Indonesia bisa mengembangkan disain dan kualitas panser ini, karena TNI AD hanya memesan 22 Panser Tarantula.  


Sumber :JKGR

Sempat Keberatan dan Gagal Terbang, Kini Siap Terima Order

Liku-Liku BPPT Wujudkan Pesawat Udara Tanpa Awak,Dunia dirgantara Indonesia terus menebarkan optimisme. 

Setelah PT Dirgantara Indonesia kebanjiran pesanan helikopter militer, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sukses menciptakan pesawat udara nir awak (PUNA) yang siap dikomersialkan. Jerih payah sejak 15 tahun lalu pun terbayar.
 
 
 
BAYU PUTRA, Jakarta
 
TANGGAL 29 April 2013 merupakan hari bersejarah bagi proses penciptaan PUNA. Sebab, mulai tanggal itu,  BPPT menyatakan kesiapannya untuk memproduksi pesawat tanpa awak tersebut secara komersial. Mereka siap menerima pemesanan dari pihak luar. 

Rilis PUNA yang diberi nama Wulung itu dilakukan oleh Kementerian Pertahanan bersama PT Dirgantara Indonesia (DI) sebagai pelaksana produksinya.
Para penggawa tim produksi PUNA Wulung pun bersorak kegirangan menyambut babak baru industri kedirgantaraan Indonesia itu. Wajah kurang tidur para pemuda dan profesor senior pun seketika berubah ceria usai penandatanganan kerja sama komersialisasi PUNA.

Sembari memandangi pesawat dengan warna dominan biru laut yang sedang dipamerkan itu senyum cerah terus menghiasi raut wajah penuh kelegaan mereka.

Bagi tim PUNA Wulung, Inilah salah satu impian para ilmuwan BPPT, menghasilkan produk teknologi tinggi yang bisa dikomersialkan. Meski belum secanggih pesawat tak berawak bikinan negara maju, optimisme tetap membuncah.

Sekitar 50 orang anggota tim pengembang PUNA Wulung menyatakan kesiapannya untuk mengembangkan pesawat itu agar lebih canggih. Dengan harapan, pesawat itu akan digunakan untuk kepentingan militer Indonesia dan menjadi bagian alutista asli bikinan anak negeri.

Para anggota tim PUNA Wulung memang pantas berbangga. Hasil pengembangan bertahun-tahun mampu menghasilkan pesawat nir awak yang cocok untuk kondisi geografis Indonesia. “Kami tidak bisa melupakan jasa almarhum Prof Said,” ujar Kepala Program PUNA Joko Purwono.

Pengembangan PUNA di Indonesia memang tidak bisa dilepaskan dari sosok Prof Said Djauharsyah Jenie. Mantan Kepala BPPT itu merupakan perintis teknologi PUNA. Pada 1998, Said yang bermimpi Indonesia memiliki pesawat intai tak berawak mulai merekayasa teknologi dirgantara yang merupakan bidang keilmuannya.

Sayang, karena berbagai keterbatasan di BPPT kala itu, dia memutuskan menggandeng pihak swasta untuk mengembangkan PUNA. Krisis ekonomi dan kondisi politik pascareformasi sempat membuat proyek tersebut mandek. Akhirnya pada 2004 pengembangan PUNA dilakukan lagi.

Selama dua tahun, Said dan timnya fokus mengembangkan struktur ringan. Sejumlah uji coba pun dilakukan dan berakhir dengan kegagalan. Setelah ditelusuri, penyebabnya adalah bobot pesawat yang terlalu berat. Setidaknya ada dua prototipe pesawat yang gagal diuji coba meski berkali-kali dilakukan penyesuaian.

Rupanya, para ilmuwan pengembang PUNA yang berlatar belakang ilmuwan PT DI menyamakan struktur pesawat tersebut dengan pesawat komersial. Tidak heran beratnya berlebih dan gagal diterbangkan.

Mereka pun kembali berkutat di bengkel pembuatan pesawat tersebut, dan berhasil menciptakan prototipe ketiga yang mampu terbang.

Setelah menjadi kepala BPPT pada 2006, pucuk pimpinan program PUNA pun diserahkan kepada Joko. Dia mulai mengembangkan PUNA dalam hal konfigurasi. Selain itu, Joko menyetop pengembangan oleh swasta. Dia merekrut para sarjana dari berbagai universitas untuk mengembangkan PUNA.

Para sarjana fresh graduate itu tidak hanya  berasal dari satu atau dua bidang teknik. Berbagai macam disiplin ilmu digabungkan dalam tim yang terdiri dari kombinasi para profesor dan para pemuda lulusan anyar yang terbilang masih ’’hijau” itu. bahkan, alumnus seni rupa pun menjadi bagian dari tim PUNA.

Anak-anak muda itu dilatih bahasa pemrograman, dan setelah mahir mereka diberi softwaresesuai disiplin ilmu masing-masing.

’’Mustahil PUNA dibuat oleh ahli di satu ilmu saja, semisal termodinamika,’’ tutur Joko. Setidaknya tim PUNA dibagi dalam tujuh kelompok yang memegang peranan penting. Mulai kelompok aircraftavionic, hingga kelompok yang khusus menangani termodinamika. Berbagai rangkaian uji coba dan evaluasi pun dilakukan.

Masa-masa uji coba merupakan saat paling krusial. Para penggawa tim PUNA jarang tidur menjelang hari H. Mereka harus memastikan bagian sekecil apapun tidak ada yang cacat dan terlewatkan, dan pesawat dibuat sesuai prosedur dan cetak biru yang telah ditelurkan Prof Said.

Meninggalnya Said pada 2007 membuat tim PUNA terguncang. Mereka sempat menjadi anak ayam yang kehilangan induknya. Apalagi, kala itu dukungan pemerintah terhadap pengembangan PUNA masih belum 100 persen.

Mereka harus mengembangkan pesawat dengan kemampuan finansial yang terbatas. Rasa pesimistis mulai menjalari tim tersebut.

Untungnya, para pemuda itu cepat bangkit. Mereka kembali kepada jalan yang benar, dan mengembangkan PUNA hingga benar-benar laik terbang. Tidak hanya itu saja, Joko juga mulai memberikan materi komersialisasi teknologi agar hasil karya tersebut tidak sia-sia setelah berhasil terbang dengan sempurna.

Sejak tahun 2009, tim PUNA mulai mengembangkan segmentasi kebutuhan pasar. Dari situ, didapati jika dulunya Prof Said berkeinginan melayani kebutuhan TNI AU untuk mengawasi wilayah perbatasan.

Selain itu, teridentifikasi pula kebutuhan untuk mengawasi wilayah Indonesia yang rawan pembalakan liar dan kebutuhan akan hujan buatan.

Dari situ, rancangan PUNA terus disempurnakan hingga akhirnya menarik perhatian Balitbang TNI. Balitbang pun ikut serta dalam pengembangan PUNA, dan lahirlah Wulung. Spesifikasi pesawat tersebut dianggap cukup sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.

Dengan bobot 60 kilogram dan bentang sayap 6,34 meter, PUNA Wulung memiliki jarak jelajah 200 kilometer di ketinggian 12 ribu kaki. Pesawat itulah yang pada 29 April lalu dinyatakan siap untuk dikomersialisasi melalui PT DI.

Meski begitu, saat ini tim PUNA Wulung sedang mengembangkan lagi pesawat tersebut. ’’Pesawat ini sekarang masih memiliki kemampuan 3,5 gravitasi. Kami sedang kembangkan agar memiliki kemampuan 7 gravitasi agar mampu menahan beban ratusan kilogram,’’ lanjut pria 58 tahun itu.

Potensi PUNA Wulung saat ini masih ada di level dua. Umumnya, pesawat militer tak berawak milik negara maju sudah ada di level tiga. Level tertinggi atau level empat yang mampu dicapai saat ini adalah kemampuan jelajah di atas 70 ribu kaki.

Menurut Joko, dengan potensi di level dua saat ini, PUNA Wulung sudah mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan negara. Terutama, dalam hal pengawasan illegal logging dan pembentukan hujan buatan. Justru jika ketinggian jelajahnya terlalu tinggi, dikhawatirkan wilayah Indonesia tidak bisa terekam sempurna akibat tertutup awan.

Joko menambahkan, dengan adanya PUNA, fungsi pengawasan oleh kapal dan pesawat berawak TNI AU bisa lebih efisien. PUNA bisa menggantikan biaya tinggi akibat pengawasan di wilayah perbatasan. ’’Dari satu kapal induk, PUNA bisa mengawasi lebih jauh namun dengan biaya lebih efisien,’’ tambahnya. (***/che/k1)

Panglima TNI Tutup Latihan Gabungan 2013

Surabaya - Latihan gabungan (latgab) TNI 2013 resmi ditutup secara militer. Latgab selama 40 hari itu berjalan sesuai meski ada beberapa rangkaian latihan yang harus ditingkatkan.

"Sebelum ditutup diadakan kaji ulang atau evaluasi. Dari semuanya itu tujuan dari latgab bisa dicapai. 

Semua aspek yang dipenuhi ada beberapa hal yang ditingkatkan," kata Laksamana Agus Suhartono kepada wartawan usai upacara militer penutupan Latgab di Dermaga Ujung Koarmatim, Jumat (24/5/2013).

Panglima TNI ini memberikan contoh, rangkaian latihan yang perlu ditingkatkan diantaranya, adanya kendala prajurit saat melakukan terjun payung saat malam hari. Kata Agus, para prajurit mengeluh tidak dapat melihat sesama prajurit karena terlalu gelap.

"Kalau kita beri lampu pasti akan terang dan terlihat sehingga menjadi sasaran empuk. Kedepan akan kita ciptakan dan memodifikasi sebuah alat sehingga prajurit yang melakukan terjun malam hari bisa melihat kawan tanpa terlihat musuh," ungkapnya.

Mantan KSAL ini menambahkan, latgab yang diikuti 16.745 prajurit TNI tiga unsur ini dinilai sangat penting karena merupakan national power yang dibutuhkan Indonesia.

"National Power sangat penting untuk melangsungkan pembangunan Indonesia dalam menyongsong era globalisasi. Dan latgab sendiri sangat berperan penting selain untuk makin meningkatkan keahlian prajurit untuk menjaga kesatuan NKRI," tandas Agus.

Dalam penutupan latgab yang dilakukan secara militer, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono melepas tanda pita secara simbolis kepada perwakilan prajurit peserta latgab TNI 2013. Dalam upacara ini seluruh prajurit peserta latgab hadir termasuk beberapa peralatan tempur yang digunakan.

Sumber : Detik

TNI akan Pamerkan Alutsista Baru Pada HUT ke-69

Surabaya - TNI memesan alutsista baru. Mesin-mesin perang milik TNI ini diperkirakan akan datang pada awal tahun 2014. Dan nantinya, alutsista ini bisa dilihat saat HUT TNI ke-69.

"Alutsista yang baru pada awal 2014 sudah masuk, dan bisa mengikuti upacara dan bisa dilihat dalam HUT TNI 5 Oktober yang akan diadakan disini (Dermaga Ujung, Koarmatim)," kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono kepada wartawan usai menutup Latgab TNI 2013 di Dermaga Ujung, Koarmatim, Jumat (24/5/2013).

Agus menyebutkan, alutsista yang baru diantaranya, pesawat F16, Tank Battle Mac serta pesawat maupun kapal LST (Landing Ship Tank) dari PAL, dan Kapal Fregat (Inggris).

"Nanti F16 pasti akan nambah dan pesawat Hercules. Dengan penambahan ini diharapkan, pesawat penerjun biasanya 10 pesawat nanti bisa 14 pesawat," ungkapnya.

Sebelum digunakan, alutsista baru yang akan datang pada awal 2014, kata Agus, pihaknya terlebih dulu melakukan evaluasi serta ujicoba terhadap peralatan tempur yang baru sebelum digunakan.

"Penambahan alutsista saat ini kita sesuaikan dengan kekuatan pokok minimal dan akan terus kita kembangkan," tandas Agus.

Sumber : Detik

Empat Pesawat Latih Grob Siap Dikirim ke Indonesia

 
Empat unit pesawat latih Grob G 120TP buatan pabrik Grob, Jerman telah siap dikirim ke Indonesia. 

Keempat pesawat yang telah diberi warna dan registrasi TNI AU tersebut, diluncurkan (Rolled Out) di pabrik pesawat Grob di Tussenhausen,Mattsies, Jerman, Rabu (22/5/2013), pukul 10.00 waktu setempat.

Upacara Roll Out pesawat Grob G 120TP dilaksanakan oleh CEO Grob, André Hiebeler dan disaksikan oleh rombongan delegasi Indonesia dipimpin Kabaranahan Kementerian Pertahanan RI Laksda TNI Rachmad Ir. Rachmad Lubis. Duta Besar RI untuk Republik Federasi Jerman Dr. Eddy Pratomo dan Atase Pertahanan RI Kolonel Pnb Syamsul Rizal turut menghadiri seremonial ini. 

Sementara dari pihak TNI AU sebagai pengguna pesawat ini diwakili oleh Asops KSAU Marsda TNI Bagus Puruhito, Aslog KSAU Marsda TNI Ida Bagus Anom Manuaba, Dankodikau Marsda TNI M. Nurullah, serta Komandan Lanud Adisutjipto Marsma TNI Agus Munandar.
  
Roll out grob tampak CEO Grob dan Kabaranahan Kemhan disaksikan Dubes RI untuk Jerman

Keempat pesawat Latih Dasar (LD) dengan registrasi LD-1201, LD-1202, LD-1203, dan LD-04 tersebut selanjutnya akan dikirim ke Indonesia menggunakan kapal laut dan akan tiba di Indoensia sekitar pertengahan atau akhir Juli 2013. 

Pesawat Grob G 120TP dibeli Pemerintah Indonesia untuk digunakan TNI AU sebagai pengganti pesawat Latih Mula (LM) AS-202 Bravo dan pesawat Latih Dasar (LD) T-34C yang telah digunakan selama lebih 30 tahun. 

Indonesia membeli 18 unit pesawat ini sekaligus menjadikannya sebagai launch customer. Ke-18 pesawat dijadwalkan pengirimannya akan selesai tahun depan.

 
Wartawan Maj. Angkasa Roni Sontani terbang dengan Grob 120TP bersama Chief Test Pilot Capt Ulrich Schell

Angkasa yang turut dalam rombongan sempat diberi kesempatan untuk terbang sekitar 15 menit dan mencicipi beberapa manuver menggunakan pesawat serupa milik Grob bersama Chief Test Pilot Ulrich Schell. (Roni S)

Sumber : Angkasa

Foto News : Intip Korvet kelas Parchim

Beberapa waktu lalu, ARC memergoki sekumpulan korvet kelas Parchim tengah sandar di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
Penasaran, kami pun mendekati dan meminta izin komandan kapal untuk naik. Alhamdulillah, izin diberikan.
Jadilah kami tur mendadak di Korvet asal Jerman Timur ini.

Secara umum, bisa dibilang korvet ini dalam kondisi baik serta rapi. Menurut Komandan Kapal, semua senjata juga berfungsi baik. Bahkan beberapa persenjataan sudah mengalami modifikasi serta penambahan. Diantaranya penambahan meriam anti serangan udara kaliber 20mm pada belakang super structure kapal.
Di jajaran Armada Barat, Korvet kelas parchim tergabung dalam satuan eskorta. Tugas utamanya selain mengawal konvoi adalah memburu kapal selam. Penasaran seperti apa isi Korvet Parchim?, silahkan nikmati jepretan ARC'ers berikut ini.


















Sumber : ARC

Kasau : “Menyiapkan diri untuk siap perang, adalah langkah yang cerdas untuk menjamin situasi damai”

Indonesia dimasa depan, merupakan perpaduan rangkaian peristiwa yang mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini dan berbagai peristiwa di masa lalu. 

Sejarah memang peristiwa masa lalu,namun berbagai kejadian dan aktifitas yang terjadi puluhan tahun silam merupakan tonggak dinamika perjalanan yang membangun, membentuk dan mengukir sebuah karakter bangsa sehingga menjadikan Negara Indonesia berdiri tegak sampai saat ini.

Sebagai salah satu komponen pertahanan negara, TNI Angkatan Udara terus tumbuh berkembang seiring dengan dinamika pembangunan nasional dan perkembangan lingkungan strategis. 

maka kebijakan yang ditempuh TNI Angkatan Udara yakni “Minimum Essensial Force” yang merupakan jawaban tepat untuk dilaksanakan. Kita berharap, melalui pelaksanaan Renstra 5 tahunan, pertumbuhan dan perkembangan TNI Angkatan Udara ke depan mampu mewujudkan kekuatan tersebut.

Upacara yang dikuti oleh satu pleton Pamen, 1 SSK Skadik 101, 1 SSK Skadik 102, 1 SSK Skadik 104, 1 SSK Paskas, 1 SSK Pomau, 1 SSK PNS, serta 1 kompi satuan musik.

Dalam sambutan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI I.B. Putu Dunia yang dibacakan oleh Komandan Pangkalan TNI AU Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Agus Munandar, SE yang bertindak sebagai Inspektur Upacara pada upacara tujuh belasan bulan Mei 2013, di Lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto. Jumat (17/5).

Dalam sambutannya berkenaan dengan Hari Kebangkitan Nasional, Kepala Staf Angkatan Udara juga menyampaikan bahwa Dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, tantangan yang dihadapi TNI Angkatan Udara akan semakin berat. Kemajuan Teknologi semakin pesat, peran kekuatan udara dalam perang modern semakin diperlukan. 

Meskipun bagi bangsa Indonesia, perang merupakan jalan terakhir yang harus ditempuh, namun menyiapkan diri untuk siap perang, adalah langkah yang cerdas untuk menjamin situasi damai. 

Oleh karena itu, dengan keterbatasan anggaran, hendaknya kita tidak boleh berhenti berpikir dan berbuat. Dan pembinaan kemampuan TNI Angkatan Udara diarahkan untuk mewujudkan kesiapan opersional baik pesawat tempur, pesawat angkut dan pesawat helikopter serta alutsista pendukung lainnya.

Seusai Upacara Tujuh belasan Komandan lanud Adisutjipto juga berkesempatan melihat dari dekat proses persiapan pembangunan arkon yang akan digunakan dalam acara Wing Day tanggal 19 Juni 2013 yang akan datang.

Sumber : TNIAU

Pendaratan Taifib Marinir di Pelabuhan Bima

TNI Obrak Abrik GPK di Pelabuhan Bima
PUSPEN TNI (17/5),- Berawal dari kekuatan musuh berjumlah 1 Kompi dengan jumlah personil 1 Batalyon terdiri dari 1 Kompi minus GPK (Gerakan Pengacau Keamanan) diperkuat telah menduduki wilayah Bima,

maka TNI dari Batalyon Infanteri Marinir-7 Brigif 3 Mar Lampung, dipimpin Letkol (Mar) Agus Setya Warman (Danyonif), mengobrak abrik dan melakukan Pendaratan Khusus (Ratsus) Amfibi, di pinggiran pantai Kedo, Lawata, dalam rangka perebutan Pelabuhan dan kantor PT. Pertamina Bima NTB, Jumat dini hari (17/5).

Musuh dengan disposisi dan komposisi Komando Kompi dengan satu Peleton diperkuat MO (Mortir) 60 menduduki Pelabuhan Bima dan sekitarnya serta gudang perbekalan. Kemudian satu Peleton minus diperkuat dua pucuk MO-60 GBNM (Gerakan Bersenjata Nusa Merdeka) menduduki Pertamina di Teluk Lawata Bima. 

Musuh satu Peleton dengan dua pucuk SMS (Senjata Mesin Sedang) juga menduduki SMK Jatiwangi, satu regu dengan 2 pucuk SMS sedang menjaga gudang amunisi di Kampung Surilampe dan satu Regu berikutnya menduduki kampung Rontu Bima.
   
Melihat situasi sudah tidak kondusif TNI berkekuatan 284 personil terdiri dari 270 prajurit Marinir dan 14 Taifib (Pengintaian Amfibi) segera mengambil langkah untuk kembali merebut sasaran Pelabuhan dan Pertamina yang telah dikuasai musuh tersebut.

Satu Batalyon Tim Pendarat (BTP) Pasukan Pendarat (Pasrat) dengan menggunakan 3 (tiga) KRI yakni 2 KRI jenis Frosch dan satu KRI jenis Parchim yaitu KRI Teluk Sangkurilang, KRI Teluk Gilimanuk, dan KRI Teuku Umar. 

Pukul 02.00 satu demi satu prajurit TNI melakukan renang rintis sampai ke bibir pantai, kemudian memberikan tanda taktis agar prajurit lain menyusul. Prajurit yang lain menyusul menggunakan perahu karet (LCR) kemudian melaksanakan pendaratan Amfibi memakai teknik Ratsus dengan 21 perahu karet kemudian melaksanakan serbuan ke Pelabuhan dan Pertamina.

Pasrat akan bergerak dengan kerahasiaan tinggi dan merebut sasaran satu demi satu yang pada akhirnya Pasrat akan menduduki dan menguasai Kota Bima Komplek selama 2 hari dari tanggal 17 sampai 18 Mei 2013.

Sumber : TNI

TNI Hujankan Ratusan Peluru Artileri Medan ke Benteng Pertahanan Musuh

TNI Hujankan Ratusan Peluru Artileri Medan ke Benteng Pertahanan Musuh
PUSPEN TNI (17/5),- Para prajurit Batalyon Armed 12/105 yang tergabung dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2013 menghujankan ratusan peluru Artileri Medan berkaliber 105 Mm, ke benteng pertahanan musuh yang telah mencengkeram wilayah Kaubun, Kabupaten Kutai Timur, Jumat (17/5).

Menurut Komandan Batalyon Artileri Medan 12/105 Letkol Arm Putranto Gatoto, S.H., pihaknya terpaksa membombardir wilayah Kaubun, karena di wilayah tersebut telah terdeteksi adanya Artileri Medan musuh yang telah berupaya untuk menggagalkan pasukan TNI lainnya yang tergabung dalam Komando Tugas Darat Gabungan (Kogasratgab) dalam melaksanakan siaga fajar.

Berikut ini percaturan Kogasratgab dalam melancarkan siaga fajar serta skenario penembakan dengan menggunakan 6 pucuk senjata berat berkaliber 105 Mm tersebut.

Batalyon Tim Pertempuran (BTP) 509 bergerak menuju Titik Berkumpul (TB) Serangan Permukiman (Sermukim) Garis Taraf (GT) 2 di Karvak 9313.

Kegiatan bekal ulang kepada satuan manuver dilakukan di GT 1 poros kanan yakni BTP 515 dan Kompi Mekanis di Karvak 9709. Sementara itu Yonif 1 Marinir bergerak ke Daerah Persiapan (DP) Aju.

Dari udara, Bantuan Tembakan Udara (BTU) 4 pesawat Hawk dengan 8 bom jenis MK-82 menembak sasaran Meriam 105 musuh selama 10 menit di kordinat 86778-15788 dan 87043-15153.

Untuk melindungi satuan manuver dalam melaksanakan konsolidasi, Batalyon Armed 12/105 pimpinan alumnus Akmil 1996 tersebut memberikan bantuan tembakan 90 butir peluru yang terdiri dari 12 butir White Phospor (WP) dan 27 butir High Exclusive (HE) ke arah sasaran di kordinat 87402-15370.

Setelah BTP 509 tiba di TB Sermukim dan Yonif 1 Marinir melaksanakan konsolidasi tindakan taktis administrasi di DP aju serta Kompi Mekanis bergerak menuju TB Sermukim BTP 509, selanjutnya BTP 509, Yonif 1 Marinir, dan Kompi Mekanis melaksanakan pengintaian di sasaran Sermukim.

Sementara itu, pada malam harinya, Kompi C Yonif 1 Marinir terus melaksanakan Pendaratan Kusus (Ratsus) untuk merebut sasaran di pulau Senupak.

Seluruh kejadian tersebut merupakan bagian dari drama perang-perangan TNI yang bertajuk Latgab TNI 2013, yang digelar di-4 tempat, yakni di Asembagus, Situbondo, Jatim, di Sangatta, Kutai Timur, Kaltim, di Tarakan, Kalimantan Utara, dan di Bima, NTB. Selain itu, untuk latihan perang laut juga telah dihelat di laut Jawa maupun di laut

Sumber :  TNI

Kunjungan Resmi Dankoharmatau untuk Mengamati Perkembangan Perbaikan C130H

AUSTRALIA – Selama periode 8 hingga 10 Mei 2013, Marsda TNI Sumarno selaku Komandan Pemeliharaan dan Materil Angkatan Udara (Dankoharmatau) melakukan kunjungan kerja ke Markas Angkatan Udara Australia di Richmond dan Markas Angkatan Udara Australia di Williamtown, New South Wales, Australia. 

Kunjungan tersebut dilakukan sebagai bagian dari pengembangan hubungan antar TNI-AU dan Royal Australian Air Force (RAAF) di bidang pemeliharaan dan keselamatan penerbangan.

Pada tanggal 8 Mei 2013, Marsda TNI Sumarno bertemu dengan staf teknik dan logistik yang telah mendukung program C130H untuk RAAF. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memberikan paparan kepada Dankoharmatau tentang sistem pendukung untuk empat pesawat C130H yang akan dipindahkan dari pihak Australiake pihak Indonesia. 

Paparan tersebut juga termasuk memberikan informasi tentang pelaksanaan perbaikan yang dilakukan pada pesawat sebelum diserahkan kepadaIndonesia.

Setibanya di RAAF Richmond, Marsda TNI Sumarno disambut oleh Commander Air Lift Group, Marsma Gary Martin. Selama pertemuan mereka, Marsma Martin memberikan paparan singkat kepada Marsda TNI Sumarno tentang sejarah armada C130H dalam melaksanakan tugasnya untuk Australiadan berbicara secara mendalam tentang peran penting pesawat tersebut selama bermain dalam operasi di seluruh dunia dan juga dalam hubungan bilateral antara Australia dan Indonesia.

Marsda TNI Sumarno melakukan tur ke hangar di mana armada C130H sedang dalam proses diperbaharui oleh Qantas Defence Services (QDS) sebelum dialihkan kepada pihak TNI-AU. Beliau ditunjukkan pesawat pertama yang telah dipersiapkan untuk Indonesia yang telah diberikan tanda Angkatan Udara RepublikIndonesia.

Beliau terkesan dengan kondisi pesawat tersebut dan pesawat lainnya yang akan diperbaiki oleh QDS pada masa depan. Diharapkan bahwa pesawat pertama dapat siap dikirim ke Indonesia pada akhir Juli 2013 dan pesawat terakhir akan diserahkan sebelum Oktober 2014. 

Marsda TNI Sumarno mengatakan bahwa ia sangat tertarik untuk lebih mengembangkan dan memperkuat hubungan antara Koharmatau, Angkatan Udara Australia dan QDS untuk menjamin pengiriman semua empat pesawat akan siap sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan telah sesuai dengan praktek terbaik dunia untuk kelayakan udara dan keselamatan penerbangan.

Pada 09-10 Mei, Dankoharmatau melakukan kunjungan lebih lanjut di RAAF Richmond dan RAAF Williamtown untuk mengamati proyek perbaikan hangar di sejumlah markas yang dapat digunakan sebagai contoh untuk proses perbaikan hangar yang sedang dilakukan di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, yang di sponsori oleh Australia-Indonesia aviation safety joint working group. Kunjungan tersebut dilakukan pada sejumlah hangar pemeliharaan untuk pesawat C130, F/A-18 dan Hawk 100 termasuk fasilitas untuk mengecat pesawat.

Sumber : Ikahan

LATGAB TNI 2013 : PASUKAN DARAT GABUNGAN KEMBALI REBUT WILAYAH MUSUH DI KALIMANTAN TIMUR

Pasukan darat gabungan TNI kembali melancarkan serangan lanjutan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) di Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat (17/5).                                                            Pasukan Yonif-509 Kostrad yang berada di poros kiri serangan beberapa kali melakukan kontak tembak dengan musuh, namun dengan perkuatan dan bantuan tembakan dari manuver Tank Scorpion Yonkav-8 Kostrad yang bergerak di depan pasukan, serangan yang dilancarkan berhasil memukul mundur posisi musuh sehingga pasukan Yonif-509 Kostrad semakin leluasa bergerak dan melancarkan serangan. 

Di sela-sela serangan, satu Baterai dari Yonarmed-12 Kostrad melakukan Sling Load dua pucuk Meriam 105 mm, kemudian turut memberikan bantuan tembakan guna memperlancar gerak maju pasukan.

Sementara pasukan penyerang lain, yaitu Yonif-515 Kostrad dan satu kompi Yonif Mekanis-202 Dam Jaya yang berada di poros tengah serangan, melancarkan serangan ke pemukiman yang diduga menjadi tempat persembunyian pasukan musuh. Sedangkan pasukan yang berada di poros kanan serangan, yaitu pasukan Batalyon Marinir TNI AL dan pasukan BKO Yonif Linud-501 Kostrad berhasil menguasai jembatan yang merupakan jalur gerak maju pasukan dan bersiap untuk melancarkan serangan.

Serangan gencar yang dilakukan pasukan darat gabungan TNI membuat posisi pasukan musuh semakin terdesak dan kocar-kacir, beberapa tentara musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) berhasil ditangkap dan ditawan, sebagian lagi menyerah. Tawanan ini kemudian dijemput oleh satuan Penerbad, kemudian diserahkan ke satuan Polisi Militer untuk proses lebih lanjut.
Sumber : Kostrad

Aksi pasukan Kostrad jinakkan ranjau

Pasukan gabungan TNI kembali melancarkan serangan lanjutan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki musuh Sonora.

Pasukan Yonif-509 Kostrad menarik kabel untuk peledakan ranjau yang dipasang musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) di wilayah Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat (17/5).





Pasukan Kostrad membuat barisan formasi taktis gerak pasukan infanteri menyerbu wilayah musuh aliansi Sonora.


Tank TNI melakukan penyamaran dengan dedaunan untuk bersembunyi dan mengelabui musuh.


Aksi pasukan Kostrad menyerbu wilayah musuh aliansi Sonora dan Gerakan Sumpit Merdeka (GSM) di Kaliorang, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat (17/5).


Aksi pasukan Kostrad mencari dan menjinakkan ranjau.

Sumber : Merdeka

Pasukan Linud TNI Rebut Bandara Bima

Bandar udara Salahuddin, Bima dikuasai pasukan merah. Sebelumnya, mereka menguasai pelabuhan dan depo Pertamina.

Karena jumlahnya banyak, harus diatasi dengan jumlah banyak juga. Ini terjadi dalam skenario Latgab TNI 2013.

Untuk mengatasi pasukan merah, diterjunkan 421 pasukan penerjun Lintas Udara (Linud). Namun, sebelumnya, untuk melindungi para penerjun, wilayah itu "dibersihkan" dahulu.
Sebelumnya, ada kelompok depan yang diterjunkan diam-diam. 

Mereka bertugas mengumpulkan informasi, termasuk soal kekuatan personal dan persenjataan lawan.

Setelah informasi lengkap, tiga pesawat Super Tucano masing-masing membawa empat bom MK82 untuk membersihkan wilayah pendaratan pasukan terjun.
Pembersihan ini juga untuk menjatuhkan moril pasukan lawan. 

Dalam pemboman dan penerjuan ini, ada dua pesawat tempur Sukhoi yang dikerahkan untuk mengamankan udara.

Pembersihan ini dilakukan Jumat (17/5) lalu.

Direktur Latgab TNI Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar yang sedang meninjau Latgab mengatakan, penerjunan hari Jumat ditunda menjadi Sabtu (18/5) karena faktor cuaca yang tidak memungkinkan.

Hari Sabtu (19/5), setelah penerjunan, pasukan Linud berjalan kaki menuju ke Bandara Salahudin. Mereka bertugas merebut kembali bandara.

Sumber : Kompas
hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner