Select Language

Kamis, 05 September 2013

Sebuah Analisis Lingkungan Keamanan Kawasan

Kapal pengawal Kurama dari Pasukan Bela Diri Maritim Jepang memimpin formasi kapal dalam arak-arakan armada keluar Teluk Sagami pada bulan Oktober 2012. [afp/GETTY images/2013/07/01]
Kapal pengawal Kurama dari Pasukan Bela Diri Maritim Jepang memimpin formasi kapal dalam arak-arakan armada keluar Teluk Sagami pada bulan Oktober 2012. [afp/GETTY images/2013/07/01]
Kementerian Pertahanan Jepang
Di kawasan Asia Pasifik, seiring dengan berbagai perubahan yang terjadi bersamaan dengan kekuatan China, India, dan Rusia yang berkembang, upaya-upaya sedang dilakukan untuk meningkatkan dan memperkuat koordinasi dan kolaborasi di antara negara-negara di kawasan ini dengan fokus khusus pada sektor-sektor keamanan non-tradisional seperti tindakan-tindakan bantuan kemanusiaan, bantuan bencana, dan kontra-pembajakan.
Di pihak lain, kawasan ini amat kaya akan keragaman politik, ekonomi, etnik, dan agama, dan konflik-konflik antar negara/kawasan tetap terjadi. Oleh karena itu, perubahan-perubahan besar dalam lingkungan keamanan masih muncul bahkan setelah akhir Perang Dingin, dan masalah-masalah lama tentang hak-hak teritorial dan penyatuan kembali terus mengganggu kawasan ini.
Di Semenanjung Korea, rakyat Korea telah terpecah selama lebih dari setengah abad, dan permusuhan terus terjadi antara kekuatan militer Republik Korea dan Korea Utara. Terdapat masalah-masalah mengenai Taiwan dan Laut China Selatan. Jepang juga menghadapi percekcokan teritorial yang tak terpecahkan mengenai Wilayah Utara dan Takeshima, yang keduanya menjadi bagian integral dari wilayah Jepang.
Ancaman Dari Korea Utara
Di Korea Utara pada bulan Desember 2011, pemimpin lama Kim Jong Il wafat, dan kerangka baru dibentuk dengan puteranya Kim Jong Un sebagai pemimpin baru. Keprihatinan atas senjata nuklir dan peluru kendali balistik Korea Utara telah menjadi semakin serius, seperti yang terlihat dari provokasi Korea Utara atas peluncuran peluru kendali, yang disebut sebagai “satelit,” pada bulan April 2012.
Pembicaraan Enam Pihak yang ditujukan pada denuklirisasi Semenanjung Korea yang dapat dibuktikan dengan cara damai telah ditangguhkan sejak bulan Desember 2008, tetapi dalam hal serangkaian pengumuman dan aksi Korea Utara, termasuk dua pengumuman uji nuklir sebelumnya (pada bulan Oktober 2006 dan Mei 2009), kemungkinan bahwa Korea Utara telah membuat kemajuan besar dalam program senjata nuklirnya tak dapat diabaikan.
Selanjutnya, terdapat kemungkinan bahwa negara ini mengembangkan senjata nuklir dengan memakai uranium yang sangat diperkaya. Selain melakukan uji nuklir, langkah-langkah yang diambil oleh Korea Utara untuk meningkatkan kemampuan peluru kendali balistik merupakan ancaman yang signifikan pada keamanan Jepang dan sama sekali tidak dapat diterima karena hal itu sangat merugikan bagi perdamaian dan stabilitas di Asia Timur Laut dan komunitas internasional. Terdapat keprihatinan besar terhadap gerakan semacam itu dari Korea Utara, dan perkembangan-perkembangan di Korea Utara terus tak dapat ditebak dan perlu dimonitor dengan ketat.
Penculikan warga negara Jepang oleh Korea Utara juga masih harus diselesaikan. Hal ini menjadi ancaman besar bagi jiwa dan keamanan masyarakat Jepang, dan solusinya akan memerlukan tindakan nyata dari Korea Utara.
Peranan China
Banyak negara di kawasan ini telah memanfaatkan pertumbuhan ekonomi untuk memajukan kekuatan-kekuatan militer mereka dengan menambah anggaran pertahanan mereka dan memperkenalkan sistem persenjataan baru. Khususnya, ketika China telah menjadi sebuah negara yang berpengaruh baik secara politis maupun ekonomis, tren militernya menarik perhatian negara-negara lain. Di satu pihak, komunitas internasional menyambut baik kenyataan bahwa China telah mulai memainkan peranan besar di kawasan ini dan di dunia, seperti yang digambarkan dari partisipasi aktifnya dalam kegiatan-kegiatan internasional dalam bidang-bidang keamanan non-tradisional. Di pihak lain, China telah dengan besar dan cepat memodernisasi kekuatan-kekuatan militernya, yang didukung oleh pertambahan anggaran pertahanannya yang tinggi dan konstan.
China belum mengklarifikasikan status terkini dan visi masa depan dari modernisasi militernya, dan tidak terdapat cukup transparansi proses pembuatan keputusan dalam urusan-urusan militer dan keamanan. Inilah sebabnya telah disebutkan bahwa hal ini dapat mengakibatkan rasa tidak percaya dan salah paham dari negara-negara lain.
Selanjutnya, China telah memperluas dan mengintensifkan kegiatan-kegiatannya di perairan dekat Jepang. Langkah-langkah ini, bersama dengan kurangnya transparansi urusan-urusan militer dan keamanannya, merupakan hal yang memprihatinkan bagi kawasan ini dan komunitas internasional, termasuk Jepang, yang seharusnya memerlukan analisis yang hati-hati.
Inilah sebabnya mengapa China dianjurkan untuk lebih meningkatkan transparansi mengenai militernya, dan dengan memperkuat pengertian dan kepercayaan bersama melalui peningkatan dialog dan pertukaran dengan China adalah suatu masalah yang penting.
Pengaruh Rusia
Rusia sedang mengejar kepentingan nasionalnya sebagai sebuah negara yang memiliki pengaruh global, dan sedang berusaha untuk mengembangkan sosok militernya sejalan dengan sumber-sumber dayanya dengan latar kemajuan ekonominya sampai saat ini. Pada saat ini, Rusia melangkah maju dengan mengurangi tentaranya, mengubah aspek-aspek pengelolaannya, meningkatkan keefektifan sosok kesiagaannya, dan memajukan militernya, termasuk peningkatan dan pengenalan untuk peralatan baru. Akhir-akhir ini, terdapat pengerahan global militernya, khususnya angkatan laut dan udara, termasuk pelatihan gabungan dalam pelayaran-pelayaran berdurasi lama, kegiatan-kegiatan antipembajakan dan patroli oleh pesawat-pesawat pembom strategis. Di Timur Jauh, juga, Rusia terus melakukan operasi-operasi aktif kapal-kapal dan pesawat udaranya dan latihan-latihan berskala besar, dan langkah-langkahnya ke arah modernisasi perlengkapannya telah diamati.
Kemitraan dan Stabilitas
Seperti terlihat di atas, di kawasan Asia Pasifik, di mana kurangnya transparansi dan unsur-unsur ketidakpastian masih ada, kehadiran kekuatan A.S. tetap sangat penting untuk mencapai stabilitas kawasan. Jepang dan negara-negara lain telah membentuk aliansi-aliansi bilateral dan hubungan-hubungan persahabatan dengan A.S., dan mereka mengizinkan penempatan dan pengerahan kekuatan A.S. di wilayah-wilayah mereka. Selain itu, akhir-akhir ini telah dilakukan tindakan-tindakan untuk lebih memperkuat kehadiran kekuatan A.S.

Lagi pula, tahun-tahun terakhir telah terlihat suatu peningkatan dalam kesempatan bagi pertukaran pertahanan bilateral di antara negara-negara di kawasan ini. Upaya-upaya sedang dilakukan untuk mengadakan dialog keamanan multilateral, termasuk Forum Kawasan ASEAN, Pertemuan Tambahan Para Menteri Pertahanan ASEAN, dan konferensi-konferensi yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga non-pemerintah dengan partisipasi para menteri pertahanan yang bersangkutan, maupun latihan-latihan gabungan bilateral dan multilateral. Jepang telah menyelenggarakan Pertemuan bagi Para Pejabat Senior Otoritas Pertahanan pada tingkat wakil menteri dengan negara-negara Asia Tenggara. Memajukan dan mengembangkan pendekatan-pendekatan multi-lapisan antar negara seperti itu juga penting untuk memastikan keamanan di kawasan ini.

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner