Select Language

Kamis, 12 September 2013

Persiapan Perang: Barat Kerahkan Kapal Perang di Mediterania

Islam Times- USS San Antonio, menurut AFP, membawa beberapa helikopter dan ratusan Marinir, yang mengubah kapal tersebut menjadi stasiun logistik Angkatan Laut AS di Mediterania Timur, tetapi belum menerima penugasan tertentu secara spesifik,
USS Mahan (DDG 72) (AFP Photo)
USS Mahan (DDG 72) (AFP Photo)

Perang Suriah nampaknya sudah di ambang pintu, semnatara alasan yang dipakai AS untuk menyerang negara Arab itu, karena klaim dan dugaan bahwa rezim Assad telah menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri. Untuk itu, dunia internasional harus menyerang Suriah demi menghentikan kejahatan Assad.

Dan nampaknya, serangan AS terhadap Suriah sudah sebegitu dekat sehingga AS menumpuk hardware dan mesin perang berupa kapal-kapal perang penghancur yang saat ini sudah berada dilepas pantai Suriah untuk membangun garis pantai negara dalam operasi serangan.

Amerika Serikat

Angkatan Laut AS saat ini memiliki lima kapal perang kelas perusak di lepas pantai Suriah, yang kesemuanya siap siaga melakukan berbagai manuer serangan untuk meluluh lantakkan Damaskus dalam hitungan jam.

Kelima kapal perang itu diantaranya adalah USS Ramage, USS Mahan, USS Gravely dan USS Barry yang setiap masing-masing kepal dilengkapi dengan puluhan rudal jelajah Tomahawk, yang memiliki jangkauan sekitar 1.000 mil laut (1.151 km) dan dapat digunakan untuk menyerang target dengan akurasi yang tepat.

Tidak berhenti sampai disitu, kapal-kapal tersebut juga dilengkapi dengan rudal permukaan-ke-udara yang mampu menghancurkan serangan rudal musuh dan mempertahankan kapal dari serangan udara.

Pada 29 Agustus lalu, USS Stout dikirim untuk meringankan tugas USS Mahan, tapi seorang pejabat pertahanan kepada AFP mengatakan, kapal tersebut kemungkinan besar masih berada di perairan Suriah.

Laksamana Jonathan Greenert, kepala operasi angkatan laut kepada audiens di American Enterprise Institute pada hari Kamis lalu mengatakan, kapal-kapal AS itu siap untuk melakukan operasi luas, termasuk meluncurkan rudal jelajah Tomahawk untuk target di Suriah. Hal yang pernah dilakukan di Libya pada tahun 2011, dan melindungi diri serangan pembalasan, demikain AP melaporkan, Kamis, 05/09/13.

Selain kapal-kapal perusak, Amerika Serikat juga mengirim salah satu dari empat kapal selam rudal di lepas pantai Suriah. Kapal selam tersebut dilengkapi dengan rudal balistik nuklir tipped dan mampu membawa hingga 154 rudal jelajah Tomahawk.

Sementara pada Senin, 02/09/13, AS juga telah mengerahkan kapal amfibi USS San Antonio, sebuah kapal amfibi jenis transportasi, ke Mediterania Timur, dekat Suriah bergabung dengan kapal-kapal induk lainnya.

USS San Antonio, menurut AFP, membawa beberapa helikopter dan ratusan Marinir, yang mengubah kapal tersebut menjadi stasiun logistik Angkatan Laut AS di Mediterania Timur, tetapi belum menerima penugasan tertentu secara spesifik, kata seorang pejabat pertahanan kepada AFP pada kondisi anonimitas.

Penyebaran kapal amfibi USS Antonio itu tetap dilakukan meskipun Obama penah berjanji tidak akan mengerahkan kapal amfibi dalam agendanya, dan seolah-olah AS berusaha mengesampingkan "sepatu diatas tanah (Angkatan Darat)."

Sementara isi dari rancangan resolusi sebelum ditetapkan DPR tidak mengizinkan invasi darat. Dan isi dari teks resolusi tersebut sangat berpotensi untuk melaksanakan operasi non-ofensif di Suriah, termasuk mengamankan stok senjata kimia dan fasilitas produksi.

Pada hari Senin, 03/09/13, AS mengumumkan pengerahan kapal induk super operator USS Nimitz ke Laut Merah, meskipun belum mendapatkan perintah untuk menjadi bagian dari perencanaan serangan "terbatas" militer AS di Suriah, kata para pejabat AS kepada ABC News.

Kapal-kapal lain yang akan terlibat dalam operasi itu adalah kapal penjelajah USS Princeton, kapal perusak USS William P. Lawrence, USS Stockdale dan USS Shoup.

Sementara kapal induk USS Harry S. Truman dan gugusan pesawat strike group juga saat masih berada di Laut Arab Utara.

Rusia

Rusia adalah negara sekutu lama Suriah, dan merupakan negara pemasok senjata utama ke negara Arab itu. Selain itu Rusia juga memiliki pangkalan angkatan laut yang terletak di pelabuhan Suriah, Tartus, yang dilaporkan telah digunakan untuk mendukung patroli angkatan laut Rusia di Mediterania. Namun, Rusia menegaskan upaya terakhir untuk meningkatkan kehadiran angkatan lautnya di wilayah ini tidak untuk menanggapi ancaman serangan militer Barat terhadap Suriah.

Menurut beberapa laporan, banyaknya pergerakan kapal-kapal tempur Rusia di wilayah tersebut berasal dari sumber-sumber kementerian pertahanan Rusia yang tidak mau disebutkan namanya dan belum dikonfirmasi, demikian laporan dari Russia Today (RT).

Pada hari Jumat, 06/09/13, kapal besar Nikolai Filchenkov, dilaporkan dikirim dari kota pelabuhan Ukraina Sevastopol ke Rusia, dan selanjutnya menuju ke pelabuhan Laut Hitam dari Novorossiisk, dan akan mencapai pantai Suriah, sebuah sumber mengatakan kepada Interfax.

"Kapal itu berangkat dari pangkalan Novorossiisk, membawa kargo khusus dan berangkat ke daerah yang ditunjuk di Mediterania Timur," kata sumber itu.

Menurut Kantor Berita RIA Novosti mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya dari angkatan laut pada hari Jumat mengatakan, kapal fregat, Smetlivy akan berangkat ke Mediterania pada 12-14 September diikuti Corvette Shtil dan Boat missile Ivanovits akan mendekati Suriah pada akhir bulan ini.

Kapal perusak Nastoichivy, yang merupakan unggulan dari armada Baltik, juga segera bergabung dengan grup di wilayah tersebut.

Menurut Wakil Menteri Pertahanan Anatoly Antonov, pada Kamis, 05/09/13, mengatakan angkatan laut Rusia saat ini memiliki kelompok yang cukup kuat di sana.

"Angkatan laut Rusia tidak berniat untuk ambil bagian secara langsung atau tidak langsung dalam konflik regional," katanya kepada Rossiya 24.

Beberapa laporan juga mengatakan, Rusia juga sudah menempatkan fregat Neustrashimy, serta kapal pendaratan Alexander Shabalin, Laksamana Nevelsky dan Peresvet di Mediterania Timur.

Mereka diharapkan akan bergabung dengan kapal jelajah Moskva yang dipandu rudal. Moskva, akan mengambil alih operasi dari unit angkatan laut di wilayah tersebut.

Kapal perusak Panteleyev juga sudah berada di Laut Mediterania timur pada hari Rabu kemarin setelah meninggalkan Vladivostok pada 19 Maret untuk bergabung dengan kekuatan angkatan laut Rusia sebagai andalannya.

Sementara kapal pengintai SSV-201, Priazovye, juga dilaporkan dalam perjalanan untuk bergabung dengan grup di Mediterania Timur, yang didampingi oleh dua kapal pendarat, Minsk dan kapal Novocherkassk, sementara kapal intelijen Rusia sudah melewati Selat Istanbul pada hari Kamis.

Perancis

Pada tanggal 31 Agustus lalu, para pejabat militer Perancis mengkonfirmasi bahwa kapal penjelajah Chevalier Paul yang mengkhususkan diri dalam kemampuan anti-rudal, dan kapal transportasi Dixmude sudah berada di Mediterania.

Namun, para pejabat Perancis membantah kapal-kapal tersebut berada di wilayah itu untuk berpartisipasi dalam aksi militer terhadap Suriah.

Perancis saat ini tidak memiliki rudal berbasis kapal, sehingga setiap tindakan ofensif akan dilakukan Perancis dari udara dalam bentuk peluncuran rudal jaraj jauh Scalp, mirip dengan yang digunakannya di Kosovo pada tahun 1999 dan di Libya pada tahun 2011, demikian laporan Time.

Italia

Saat ini dua kapal perang Italia sedang berlayar menuju laut Libanon pada hari Rabu, 05/09/13, dalam upaya untuk melindungi 1.100 tentara Italia sebagai Pasukan Sementara PBB di Libanon, demikian Agence France Presse (AFP) melaporkan.

Sementara itu, Kantor Berita Italia ANSA melaporkan, sebuah kapal perang dan boat perusak torpedo berangkat dari pantai tenggara Italia pada hari Rabu, 05/09/13, dan akan memberikan perlindungan tambahan untuk para prajurit mereka jika konflik Suriah semakin memburuk.

Inggris

Pada 29 Agustus lalu, "Royal Navy's Response Force Task Group" sudah ditempatkan di Mediterania sebagai bagian dari latihan Cougar 13 yang sudah direncanakan. Termasuk helikopter penjelajah HMS Illustrious, kapal jelajah type-23 HMS Westminster dan HMS Montrose, kapal perang amfibi HMS Bulwark dan enam kapal perang Royal Fleet Auxiliary.

Sementara kapal selam Trafalgar kelas HMS Tireless juga diyakini sudah berada di daerah tersebut pada saat itu, dan terdeteksi di laut Gibraltar.[IT/Onh/Ass]

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner