Select Language

Kamis, 05 September 2013

Manuver Militer AS-Israel

Manuver gabungan antara militer Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel dimulai pada Ahad (21/10) dan diikuti sekitar 3000 personel militer Amerika. Latihan gabungan ini adalah latihan terbesar yang digelar selama ini.

Manuver tersebut akan diselenggarakan selama tiga pekan dan berbagai sumber pemberitaan menyebutkan bahwa pasca latihan tersebut, ratusan tentara AS akan tetap tinggal di Palestina pendudukan (Israel).

Hingga kini belum ada kejelasan tentang penyebab tetap tinggalnya ratusan militer Amerika di Palestina pendudukan pasca latihan nanti. Namun komandan pasukan AS yang menjadi pengawas manuver gabungan tersebut dalam pertemuannya dengan  para pejabat militer Israel menegaskan bahwa kehadiran pasukan Amerika di Palestina pendudukan pasca latihan bersama sebagai bentuk dukungan Washington kepada Tel Aviv.

Latihan gabungan antara pasukan Amerika dan Israel bukan hal yang baru mengingat keduanya mempunyai hubungan strategis. Bahkan setiap tahun Gedung Putih selalu memberikan bantuan militer kepada Tel Aviv dalam skala besar. Terkait hal ini, Kongres AS sekitar tiga tahun lalu sepakat untuk menambah cadangan senjatanya di gudang-gudang senjata yang berada di Palestina pendudukan.

Dalam kerjasama itu, militer AS hingga tahun 2012 berupaya menambah cadangan senjatanya di Israel dari 800 juta dolar menjadi 1,2 miliar dolar. Washington mempunyai enam pangkalan militer di Israel. Sebagian pangkalan tersebut terletak di kota Herzliyadan sebagian lainnya berada di dekat Bandara Ben Gurion. Menurut koran Maariv, pangkalan-pangkalan tersebut dibangun atas usulan mantan Perdana Menteri Rezim Zionis Ariel Sharon pada dekade 1980-an.

Berdasarkan kesepakatan antara Washington dan Tel Aviv, Israel dapat menggunakan cadangan senjata Amerika di Palestina pendudukan dengan koordinasi terlebih dahulu. Dalam hal ini, koran Zionis Haaretz menulis bahwa Israel telah menggunakan cadangan senjata Amerika dalam mengagresi Lebanon pada tahun 2006.

Selain bantuan berbagai senjata kepada Israel, Washington setiap tahun juga memberikan dana bantuan tanpa imbalan kepada Tel Aviv sebesar tiga miliar dolar. Sebagian besar dana bantuan tersebut merupakan bantuan militer. AS pertahun juga memberikan fasilitas kredit kepada Israel yang sebagian besarnya untuk membeli senjata dari negara-negara Barat.

Berlanjutnya dukungan luas Gedung Putih kepada Tel Aviv menjadi lampu hijau bagi rezim Zionis untuk melanjutkan kebijakan perangnya meskipun rezim ini selalu gagal dalam berbagai agresinya termasuk agresi ke Lebanon dan Jalur Gaza. Bahkan beberapa pekan lalu, pesawat tanpa awak Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah) berhasil menembus pertahanan udara Israel dan menerobos masuk ke wilayah Palestina pendudukan. Keberhasilan pesawat tanpa awak Hizbullah yang melewati berbagai wilayah yang dipenuhi oleh radar militer Israel menunjukkan kelemahan pertahanan udara rezim Zionis dan sekaligus menciutkan semangat dan keberanian pasukan Israel.

Dengan demikian, salah satu tujuan manuver gabungan tersebut adalah memberikan semangat baru kepada militer Israel. Namun pengalaman membuktikan bahwa cara-cara seperti ini tidak dapat menutupi lemahnya pasukan Israel dalam menghadapi perlawanan gerakan Muqawama di kawasan.  Selain itu, latihan militer itu sebagai penegasan atas kebijakan Obama di kawasan Timur Tengah dan juga untuk menarik suara lobi-lobi Zionis dalam pemilu presiden Amerika mendatang.

Yang jelas, latihan militer antara AS dan Israel tidak akan berpengaruh pada kegagalan mereka dalam berbagai operasi di kawasan tetapi justru akan memperlihatkan kepada opini publik dunia tentang kebijakan haus perang dan ekspansionis mereka. (IRIB Indonesia/RA)

Sumber :Iran Indonesian Radio

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner