Select Language

Minggu, 08 September 2013

INDONESIA INGATKAN UNTUK SELALU MENJAGA SENTRALITAS ASEAN

Betanas – Netralitas ASEAN merupakan hal yang mutlak. Hal ini juga merupakan salah satu modal bagi ASEAN dalam mempertahankan sentralitasnya.
China, dengan keraksasaan ekonominya, bisa berbuat banyak hal terhadap negara-negara tetangganya di selatan, dan ini bukan hal baru. Sebab, sejak lama pengaruh China sangat kuat, misalnya di Kamboja, Laos, dan Myanmar—tiga negara anggota ASEAN.
Amerika Serikat, yang secara tradisional memiliki pengaruh kuat, terutama di Filipina, Thailand, dan Singapura, kini bahkan meningkatkan kehadirannya di kawasan Asia Tenggara ini. Kunjungan Obama ke kedua negara itu—yang mau tidak mau menyita perhatian media massa lokal dan internasional sehingga “menutup” gegapnya KTT ASEAN—dari perspektif politik ASEAN bisa menjadi poin menguntungkan. Sebaliknya, dari perspektif China, hal itu bisa dilihat sebagai pengikisan secara nyata pengaruh politik China.
Ke depan, gelar perebutan pengaruh antara kedua raksasa ini bisa semakin eksesif sehingga mengancam stabilitas dan mengganggu proses pemajuan ekonomi serta kesejahteraan rakyat di kawasan ini.
Praktik ini terlihat dari inisiatif Indonesia yang mengusulkan solusi tepat pada “perselisihan” antara China dan beberapa anggota ASEAN pada pembahasan tentang penanganan konflik di Laut China Selatan (LCS). Ini terjadi di Bali, Juli lalu, ataupun di Phnom Penh.
Indonesia melihat LCS memiliki potensi konflik militer berskala besar. Dan, jika hal ini tidak bisa dikelola dengan baik dan hati-hati, akan mengganggu kepentingan ekonomi secara nasional dan kawasan.
“Kita ingin ASEAN tetap kuat, dan kita ingin ASEAN tetap menjadi sentral kekuatan di kawasan ini. Itu ada syaratnya. Asal kita memiliki jarak yang sama terhadap kedua kekuatan itu. Kita juga harus aktif, bahkan proaktif. Tidak pasif,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menjelaskan praktik diplomasi yang ia jalankan di KTT ASEAN dan KTT terkait di Kamboja pekan ini.
Beberapa catatan penting sudah ditorehkan dengan baik oleh ASEAN, terutama Indonesia, mengenai betapa penting dan berdaya ampuhnya aspek netralitas dan sentralitas ASEAN ini.
Netralitas dan Sentralitas ASEAN ini mulai tampak ketika Kamboja sudah terbebas dari perang saudara dan ekonominya semakin meningkat menjadi baik. (bn/kom)

0 komentar:

Posting Komentar

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner