Select Language

Rabu, 17 Oktober 2012

TNI Sedang Mengincar Peluncur Roket Canggih HIMARS

HIMARSTNI AD sedang melirik multiple launch rocket system (MLRS) untuk penguatan pertahanan darat HIMARS. MLRS ini juga dapat difungsikan sebagai antipesawat tempur.

KSAD mengatakan bahwa rencana pengadaan MLRS ini sudah dimasukkan dalam shopping list alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AD. Salah satu yang menjadi incaran adalah rudal tangguh High Mobility Artilery Rocket System (HIMARS) pabrikan lockheed martin, Amerika.
 
 
HimarsDengan memiliki senjata canggih semacam ini Indonesia akan memiliki efek gentar terhadap negara-negara lain sehingga harus berfikir ulang untuk  mengganggu kedaulatan negara.
 
HIMARS ini memiliki jarak tembak sejauh 70 km dengan akurasi 10 meter  Jangkauan ini masih bisa ditingkatkan sampai 300km  selain itu HIMARS juga memungkinkan untuk meluncurkan rudal ATACMS yang bisa membawa bom tandan berdaya jangkau 128 Km dan juga kemampuan meluncurkan 6 roket 227mm secara salvo (bersamaan)
 
Peluncur roket HIMARS dikembangkan Lockheed Martin pada 1996 adalah senjata mobile dengan setiap peluncur yang mampu menembakkan enam roket dalam waktu 45 detik dan secara resmi di produksi masal pada Desember 2005.
 
Pengguna MLRS ini diantaranya Amerika Serikat, Uni Emirates Arab, Singaoura, Yordania dan Kanada. bahkan Singapura sampai memiliki Batalyon HIMARS AD Singapore (SAF) ditempatkan di Camp Khatib di Batalyon 23SA 
 
hSelain Amerika Serikat, yang merupakan negara produsen, Uni Emirat Arab dan Singapura juga telah memiliki rudal canggih ini.

Sebelumnya, KSAD menyebutkan telah menyusun daftar belanja (shopping list) pengadaan alutsista untuk mencapai Minimum Essential Forces. Selain MBT dan MLRS, TNI AD juga akan melakukan pengadaan helikopter serang, meriam 155 dengan jarak tembak 40 km, dan helikopter serbu
 
h

DI USIA 67 TAHUN, TNI TERUS MODERNISASI ALUTSISTA


Jakarta, Sejak zaman reformasi pada 1999, Tentara Nasional Indonesia terus melakukan pembenahan terhadap alat utama sistem senjata (alutsista) pertahanan agar alutsista yang ada mampu menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk menjaga kedaulatan dan mempertahankan keutuhan NKRI sebagaimana tugas pokok TNI itu, maka TNI melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) terus menambah alutsista yang ada di tiga matra, baik TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut maupun TNI Angkatan Udara.

Di usianya yang menginjak 67 tahun, TNI terus menambah dan memodernisasi alutsista dalam rangka pemenuhan kekuatan pokok minimum (Minimum Essential Force/MEF).

Hal itu sesuai dengan Rencana Strategis Pertahanan Negara (Renstra Haneg) Kemhan 2010-2014 dengan anggaran senilai Rp156 triliun, dan pada tahun 2012 ini anggaran untuk pertahanan mencapai Rp72,54 triliun.

Anggaran pertahanan 2012 itu terdiri atas rupiah murni sebesar Rp 56,2 triliun dan rupiah murni pendamping Rp 4,2 triliun. Sedangkan anggaran yang bersumber dari pinjaman dalam negeri dan luar negeri tahun ini sebesar Rp 11,9 triliun.

Dari uang hasil utang itu, alokasi utang luar negeri sebesar 6,5 miliar dolar AS, namun yang telah setujui sebesar 5,7 miliar dolar .

"Kekuatan alutsista TNI dalam pembangunan MEF ini sudah mencapai angka 29 persen," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, di Jakarta, Rabu (3/10).

TNI, kata dia, terus menambah dan modernisasi alutsista yang ada agar mampu menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.

Saat ini, pemerintah sedang gencar membeli produk alutsista dari sejumlah negara, antara lain, pesawat tempur Sukhoi dari Rusia, dan pemerintah juga menerima hibah pesawat angkut Hercules dari Australia sebanyak 10 unit, serta mendapat hibah 24 unit pesawat F-16 dari Amerika Serikat.

Tak hanya itu, pemerintah juga akan membeli tank berat (Main Battle Tank/MBT) Leopard sebanyak 103 unit dan tank medium Marder 1A3 sebanyak 50 unit. Kedua jenis tank itu akan tiba pada November 2012 nanti.

Bahkan, empat unit pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 dari Empresa Braziliera de Aeronautica (Embraer) Brazil telah tiba di Indonesia pada awal September 2012, yang ditempatkan di Skadron Udara 21 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Empat pesawat tempur antigerilya itu rencananya akan memeriahkan HUT TNI ke-67 yang berlangsung di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada 5 Oktober 2012 nanti.

Rencananya TNI Angkatan Udara akan memiliki satu skadron atau 16 pesawat Super Tucano untuk menggantikan peran OV-10 Bronco yang dinyatakan 'grounded' atau tidak dioperasikan kembali oleh TNI AU.

Tak hanya itu, pemerintah juga berencana membeli delapan Helikopter serbu Apache dari Amerika Serikat, helikopter serang, ME Armed 155 Howitzer/Caesar dari Prancis, dan Rudal MLRS dari Brasil untuk TNI Angkatan Darat.

Kedua jenis rudal itu dipastikan akan dibeli dan rencananya akan dipamerkan oleh TNI AD dalam rangkaian HUT Ke-67 TNI pada 6 Oktober 2012 di Lapangan Monumen Nasional.

TNI Angkatan Laut juga berencana akan mendatangkan satu skadron helikopter antikapal selam dari Amerika Serikat dalam rangka pemenuhan MEF dan membangun tiga kapal selam dari Korsel, dengan skema transfer of technology (ToT) antara PT PAL.

Produk domestik Selain gencar membeli alutsista dari luar negeri, pemerintah juga gencar membeli alutsista dari dalam negeri, yakni tiga unit Kapal Cepat Rudal (KCR)-60M dan dua unit Kapal Tunda 2400 HP serta Kapal Perusak Kawal Rudal/PKR dari PT PAL serta telah membeli Helikopter Bell 412. Bahkan, pada Kamis (4/10).

PT Dirgantara Indonesia (DI) akan menyerahkan dua unit pesawat angkut CN-295 kepada Kementerian Pertahanan yang kemudian diserahkan kepada Mabes TNI dan kembali diserahkan kepada TNI AU sebagai pengganti pesawat F-27.

Namun, percepatan pembangunan MEF bagi TNI AL sedikit terhambat dengan terbakarnya kapal KRI Klewang-625 di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur pada Jumat (28/9) lalu. Terbakarnya kapal yang digadang-gadang antiradar dan dibangun oleh PT Lundin tersebut diduga disebabkan oleh korsleting listrik.

"Pengalaman ini hendaknya menjadi pelajaran untuk membangun kapal yang lebih baik lagi. Kita menginginkan instalasi listrik betul-betul bersih agar kebakaran tidak terjadi," katanya.

Panglima TNI mengatakan penambahan alutsista itu harus diimbangi oleh kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di tubuh TNI karena tanpa dibarengi oleh SDM yang berkualitas, maka penggunaan alutsista yang canggih akan sia-sia.

"Kami menyadari, secanggih apa pun alutsistanya, namun SDM yang ada tidak memadai, maka tidak ada artinya," ujar Agus.

Kementerian Pertahanan pun menargetkan hingga 2014 mendatang pada akhir masa kabinet ini diperkirakan ada sekitar 45 jenis alutsista bergerak yang dimiliki, baik TNI AU, TNI AL maupun TNI AD.

"Sebanyak 45 jenis alutsista bergerak ini termasuk pesawat tempur dan pesawat angkut yang tiba di Indonesia," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Unjuk gigi Sejumlah pesawat-pesawat TNI yang baru akan unjuk gigi di udara dalam puncak peringatan HUT Ke-67 TNI pada 5 Oktober 2012 di Lanud Halim Perdanakusuma.

"Pesawat Sukhoi dan F-16 tidak akan ditampilkan pada HUT TNI kali ini. Kita ingin alutsista baru dapat tampil pada HUT TNI ini, salah satunya Super Tucano," kata Panglima TNI usai gladi bersih.

Menurut dia, pihaknya sengaja pada HUT TNI tahun ini tidak semua alutsista TNI ditampilkan ke publik karena ingin menampilkan alutsista yang relatif masih baru.

Pada acara itu ditampilkan berbagai atraksi yang bakal mengisi acara selepas upacara bendera 5 Oktober nanti. Dimulai dari darat, defile pasukan mengawali rangkaian atraksi di darat yang disusul dengan beladiri militer.

Selanjutnya giliran di udara yang beratraksi. Setelah pesawat pembawa banner HUT TNI ke-67 melintas, tim dari Dynamic Pegasus menampilkan aneka atraksi udara menggunakan helicopter Colibri yang bermarkas di Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma. Di susul kemudian atraksi Jupiter Aerobatic Team yang memakai pesawat lantih instruktur KT1-Wong Bee dari Lanud Adi Sutjipto.

Dari matra darat juga menampilkan berbagai alutsista terbarunya. Terparkir deretan alutsista yang dipamerkan di lokasi ada dua unit meriam Caesar 155 mm dari Perancis. Meriam ini merupakan contoh dari yang dibeli TNI Angkatan Darat sejumlah dua batalyon (sekitar 32 unit).

Selain menjadi ajang memamerkan beragam alutsista terbaru, HUT TNI ke-67 itu juga dimeriahkan dengan dua atraksi terjun payung, yakni terjun free fall oleh sekitar 100 penerjun dari TNI dan Polri, dan terjun statis oleh sekitar 650 prajurit Linud Kostrad.

Ada pun berbagai alutsista lama yang turut dipamerkan di lokasi antara lain pesawat angkut Fokker-27 VVIP TNI Angkatan Udara, helikopter angkut M1-17 asal Rusia, NBell-412, LVT Marinir, peluncur roket multi laras Marinir, Panser Anoa, tank Scorpion, tank BMP-3F, dan meriam.

Panen Raya ALUTSISTA TNI Pada Tahun 2012


panen raya alutsista tni pada tahun 2012
Instalasi Rudal Yakhont pada KRI A Yani Class ada sebuah baliho yang dipasang pada sebuah uji tanding ketangguhan prajurit sebuah negara tetangga, bunyinya: “Biarpun tak menang yang penting jaguh”.  Slogan ini boleh jadi mengisyarakan kualitas  prajurit negara tersebut yang tahu diri dengan kemampuannya atau bisa juga mencerminkan sebagai pasukan seremonial belaka.

TNI sebagai pengawal republik tentu bukan sekelas itu.  Dalam setiap uji tanding kemampuan dan kedayatahanan prajurit di rantau ini, TNI selalu tampil sebagai yang terbaik, juara pertama, juara umum, tak tergoyahkan selama bertahun-tahun.  Ini adalah sebuah muara bintang dari pola pembinaan jasmani militer, ketangkasan, bela diri, terampil dalam penggunaan alutsista dan cerdas olah pikir.

Ketangguhan personal TNI secara de yure dan defacto diakui oleh para jiran. Dilihat dari uji tampil dan terampil sosok penampilan personil TNI jauh lebih garang ketimbang tentara Singapura atau Malaysia. Belum lagi bicara endurance.  Buktinya dalam sebuah latihan bersama pasukan Marinir RI dengan pasukan marinir AS di Jawa Timur  setahun lalu, pasukan marinir AS rontok dan menyerah dalam latihan survival di tengah hutan Banyuwangi.
alutsista tni tahun 2012
alutsista tni tahun 2012


Sudah tentu kualitas daya tahan dan keunggulan jasmani militer TNI akan semakin berbinar dengan bertambahnya beragam alutsista di gudang arsenalnya.  Berita dan fakta sepanjang semester I tahun 2011 ini sudah terang benderang menyampaikan kegembiraan yang luar biasa bagi jajaran TNI bahwa sebentar lagi menghadapi panen raya alutsista, tepatnya mulai tahun depan.  Meskipun begitu tahun ini dan tahun sebelumnya TNI juga sudah banyak mendapatkan alutsista baru, tetapi itu belum bisa disebut panen raya, ya panen kecil-kecilan lah.
alutsista tni tahun 2012 alutsista tni tahun 2012

Alutsista-alutsista yang bernilai strategis sudah, sedang dan akan memenuhi kesatrian-kesatrian TNI. Pesawat tempur Sukhoi sudah ada 10 biji, tahun ini kontraknya ditambah 6 lagi lengkap dengan ragam arsenalnya, kemudian tahun berikutnya ditambah lagi sampai mencapai 32 unit (2 Skuadron). Pesawat tempur F16 eksisting ada 10 biji, Desember tahun ini dipastikan bertambah 24 biji sehingga mencapai 34 unit (2 Skuadron).  Tahun 2012 Super Tucano made in Brazil mulai berdatangan sebanyak 16 unit, tahun yang sama pesawat tempur latih T50 buatan Korsel sebanyak 16 unit juga masuk skuadron di Madiun. TNI AU juga naksir berat untuk mendapatkan 24 unit pesawat tempur Typhoon buatan Inggris, 16 unit Sukhoi SU35 dan 12 unit pesawat tempur stealth F35.
alutsista tni tahun 2012
 alutsista tni tahun 2012

Nah, kalau ini diurut-urut jumlahnya akan mencapai 180 unit alias sama dengan 10 skuadron. Ini belum ditambah dengan 50 unit pesawat tempur KFX hasil kerjasama teknologi Korsel dan Indonesia. Sementara 12 batalyon Paskhas TNI AU dilengkapi dengan rudal jarak pendek dan rudal jarak menengah surface to air untuk pertahanan pangkalan udara. Sangat wajar untuk melindungi alutsista strategis yang dimilikinya.
alutsista tni tahun 2012

Matra laut sejak jaman Trikora dan Dwikora sampai saat ini merupakan angkatan laut terbesar di Asia Tenggara.  Kekuatan AL kita secara kuantitas mengungguli Malaysia, Thailand dan Singapura. Posisi juara bertahan itu akan terus dipertahankan dengan menambah jumlah KRI sampai 300 unit.  Maka proyek  100 KCR (Kapal Cepat Rudal) murni buatan dalam negeri sudah dan sedang digelar. Proyek  kerjasama pembuatan PKR (Perusak Kawal Rudal) untuk membuat 10 PKR sedang berjalan, proyek kerjasama pengadaan kapal selam Juni 2011 ini sudah sign kontrak.  TNI AL  akan mendapatkan tambahan kapal selam sebanyak 5 unit dalam 2 kontrak pengadaan.  Penerbal yang sudah dibagi menjadi 2 wing juga sedang mempersiapkan kedatangan 1 skuadron Heli AKS (anti kapal selam) dan 1 skuadron Heli AKP (anti kapal permukaan).

Sementara kontrak pengadaan 11 LST dengan PAL dan Koja Bahari sudah berjalan.  Proyek Yakhont dan C802 yakni pemasangan rudal dan sistem integrasi tempur pada puluhan KRI sudah dan sedang berjalan.  TNI AL juga mempersiapkan pembuatan 2 unit LHD yang  dikerjakan PAL.  Benar-benar sibuk si PAL dapat order seabreg.  Belum pernah sepanjang sejarah perjalanan hidupnya PAL mendapat order sebanyak itu.  Galangan kapal dalam negeri juga ikut menikmati pesta alutsista.  Mulai dari Lundin Banyuwangi, Koja, sampai Batam dapat proyek milyaran buat KCR ,Trimaran dan LST.

alutsista tni tahun 2012

Bisa dibayangkan kelak (tidak lama lagi kok) perairan Nusantara dikawal 300 an KRI,  14 kapal selam, 450 KAL dan ratusan kapal Bakorkamla (DKP, Polisi Air, Bea Cukai).  Armada tempur dengan kekuatan 300 KRI ini dibagi menjadi 3 armada tempur, demikian juga pasukan Marinir yang saat ini berkekuatan 2 divisi ditambah menjadi 3 divisi sesuai dengan kekuatan armada TNI AL. Marinir sudah dilengkapi dengan tank amphibi BMP-3F, RM Grad, Rudal QW3, BTR-80, BTR-50, AMX, Howtizer dan Roket.  Korps Marinir akan terus menambah kekuatan pukulnya dengan menambah tank amphibi BMP-3F dan BTR-90 sampai mencapai minimal 300 unit.  Perlu dicatat, Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki kekuatan Marinir terkuat dan disegani.

Walau tidak “seheboh” dengan revolusi alutsista di matra laut dan udara, Angkatan Darat juga berbenah dengan sejumlah target. Diantaranya pembentukan Divisi Lintas Udara Kostrad, pembentukan puluhan batalyon baru baik satuan organik Kodam maupun satuan organik Kostrad. Pembentukan Kodam Tanjungpura Kalbar sudah jadi. Rematerialisasi alutsista Armed dengan menambah satuan roket dan rudal dalam jumlah besar.  Repowering 300 tank AMX, penambahan 150 panser Anoa, penambahan 100  Tank IFV,  pengadaan 80 Howitzer, pengadaan ratusan rudal anti tank, pengadaan 100 panser Canon.

Penerbad juga dimekarkan menjadi 5 skuadron dengan mendatangkan  alutsista baru yaitu  8 Heli Mi35, 16 Heli Mi17 dan 40 Heli Bell 412EP.  TNI AD juga sedang mempersiapkan metamorfosis puluhan batalyon infantri menjadi batalyon infantri mekanis dengan menambah alutsista tempur berupa panser dan tank IFV.  Jika ada 10 batalyon yang dimetamorfosis maka diperlukan paling sedikit 600 panser dan atau tank IFV yang gress. Sementara itu proyek strategis yang paling sepi publisitas adalah proyek rudal Lapan-Pindad-China. Rudal surface to surface ini mampu menjangkau jarak tembak sampai 300 km.  Bisa dibayangkan jika dari Sumatra, Batam dan Kalimantan disebar ratusan rudal jenis ini akan memberikan nilai detterens yang begitu kuat gaungnya bagi kedigdayaan alutsista TNI.

Itu semua menggambarkan kekuatan TNI sebagai pejantan tangguh, ayam kinantan yang mampu berkokok dan berkelahi baik berkelahi dengan alutsista atau berkelahi tanpa alutsista.  Kita meyakini dengan kekuatan daya tahan dan bela diri yang dimiliki personil TNI, setiap satu personil TNI mampu mengalahkan 3 prajurit Malaysia dan 5 prajurit Singapura.  Artinya jika 1 prajurit TNI dikeroyok 3 prajurit  Malaysia atau dengan 5 prajurit Singapura tanpa senjata, pertarungan itu akan dimenangkan oleh prajurit TNI.

PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


Pada tanggal 7 Desember 1942 meletus perang Pasifik , yaitu dengan di bom nya Perl Harbour oleh Jepang. Dalam waktu singkat , Jepang dapat menduduki daerah – daerah jajahan sekutu (Amerika , Inggris dan Belanda) di Daerah Pasifik.

Pada tanggal 9 Maret 1945 , Jepang masuk ke Indonesia menghalau penjajah Belanda. Pada saat itu Jepang mengetahui keinginan Bangsa Indonesia yang ingin memerdekakan diri , dan untuk mendapatkan simpati dari masyarakat Indonesia dalam menghadapai perang Pasifik , Jepang mempropagandakan bahwa kehadirannya di Indinesia ini adalah untuk Memerdekakan Indonesia. Hal itu dilakukan dengan memperbolehkan nya Rakyat Indonesia Mengubarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Namun pada kenyataan nya Jepang tetap menjajah Indonesia.
Pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan akan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia / BPUPKI.
Akhirnya , BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 April 1945 dan dilantik pada tanggal 28 Mei 1945.

Adapun Struktur organisasi BPUPKI adalah sebagai berikut :

Ketua : Dr.Radjiman Wedyodiningrat
Ketua Muda : Raden PAnji Suroso
Ketua Muda : Ichibangase Yshioo(Jepang)
Anggota : 60 Orang

Sidang pertama yang berlangsung pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945 , membahas tentang asas dasar Negara Indonesia .
Selama masa siding yang pertama , tidak ada perumusan atau kesimpulan. Setelah masa persidangan pertama diadakan “reses”selam satu bulan lebih . Namun , sebelum memasuki masa reses tersebut BPUPKI telah membentuk panitia kecil .
Penitia kecil tersebut terdiri atas :
  • Ir.Soekarno
  • Drs.Moh Hatta
  • K.H Wachid Hasim
  • Mr.A.A Maramis
  • Abdul Kahar Muzakar
  • Abikoesno Tjokrosoejoso
  • H. Agus Salim
  • Mr.Achmad Soebardjo
  • Mr.Muh Yamin
Pada anggal 22 juni 1945 sidang itu menghasilkan suatu piagam yang disebut dengan piagam Jakarta atau Jakarta charter. Dalam piagam tersebut terdapat rumusan dasar Negara.
  • Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariah islam bagi pemeluknya.
  • Kemanusiaan yang adil dan beradab
  • Persatuan Indonesia
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwailan
  • Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada tanggal 0 sampai dengan 14 juli 1945 BPUPKI mengadakan sidang yang kedua. Sidang ini mempunyai tujuan untuk mendengarkan hasil kerja panitia Sembilan dan perumusan undang – undang Dasar (UUD) . Pada persidangan kedua tersebut , BPUPKI menghasilkan tiga keputusan sebagai berikut :
  • Pernyataan Indonesia merdeka.Konsep pernyataan Indonesia merdeka disusun mengambil tiga alenia Piagam Jakarta dengan sisipan yang sangat panjang sekali , terutama pada alenia pertama dan kedua.
  • Pembukaan UUD .Konsep pembukaan UUD hampir seluruhnya diambil dari alenia keempat piagam Jakarta.
  • Undang – undang (terutama batang tubuh UUD).
Setelah BPUPKI resmi dibubarkan , tanggal 7 Agustus 1945 dibentuklah panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) . Pnitia tersebut beranggotakan 21 orang.termasuk ketua dan wakil ketua.
Adapun susunan organisasinya adalah sebagai berikut :
Ketua : Ir.Soekarno
Wakil ketua : Drs.Moh Hatta
Anggotanya terdiri atas :
  1. Dr.Radjiman Wedyodiningrat
  2. Ki bagus radjiman Hadi Kusumo
  3. Oto iskandardinata
  4. Pangeran Purubajo
  5. Pangeran surjohamodjojo
  6. Soeharjo kartohamidjojo
  7. Prof.Mr.Soepono
  8. Abdul kadir
  9. Drs.Yap Tjwan Bing
  10. Dr.Moh Amir
  11. Mr.Abdul Abbas
  12. Dr.Samratulangi
  13. Andi Pangerang
  14. Mr. Latuharhary
  15. Mr.pudja
  16. A.H. Hamidan
  17. R.P. Soeroso
  18. Abdul Wachid Hasim
  19. Mr.Muhammad Hasan
Fungsi Pokok Pancasila
Pancasila adalah suatu bentuk ideologi yang diangkat dari nilai – nilai adat istiadat , kebudayaan, dan religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia yang jauh sebelum Negara Indonesia terbentuk. Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai – nilai budaya masyarakat Indonesia.
Adapun fungsi pancasila adalah sebagai berikut .
a. Pancasila sebagai ideologi pancasila
Fungsi pancasila sebagai ideologi nasional , meliputi :
  1. Pancasila sebagai ideologi
  2. Pancasila sebagai ideologi Negara
  3. Ideologi pancasila sebagai ideologi yang terbaik.
Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah membuka ruang membentuk kesepakatan masyarakat, bagaimana mencapai nilai – nilai dasar serta cita –cita bangsa. Kesepakatan tersebut adalah kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan dalam hal – hal sebagai berikut :
  1. Penyelenggaraan Negara
  2. Kesepakatan tentang bentuk institusi – institusi
  3. Prosedur – prosedur ketatanegaraan
b. Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia
Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan Negara atau merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara yang mana segala peraturan perundang – undangantermasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini , dijabarkan dari nilai – nilai pancasila.

Pancasila sebagai dasar Negara republik Indonesia secara yuridis tercantum dalam UUD 1945 , yang berbunyi : “…maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang – undang dasar Negara Indonesia , yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat yang berdasarkan kepada…”.

Pancasila sebagai dasar Negara juga tercantum dalam ketetapan No.XX/MPRS/1966(ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan ketetapan No.IX/MPR/1978).Dijelaskan bahwa Pancasila sebagai sumber dari sumber hukum atau sumber tertib hukum di Indonesia yang pada hakikatnya merupakan suatu pandangan hidup dan pancasila sebagai dasar Negara republik Indonesia yang tercantum dalam Tap.No.XVIII/MPR/1998.

Jumat, 12 Oktober 2012

TNI Akan Prioritaskan Alutsista Dalam Negeri


JAKARTA, KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan memprioritaskan pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) buatan dalam negeri. Pasalnya, produk alutsista buatan dalam negeri tersebut tidak kalah dengan hasil pabrikan luar negeri.
"Pengalaman TNI dalam menggunakan Alutsista dalam negeri tidak mengecewakan. Buatan Pindad dan Dirgantara Indonesia tidak kalah dengan luar negeri," ujar Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/10/2012).
Agus menjelaskan, pembelian alutsista dalam negeri tersebut menghemat anggaran belanja TNI. Saat ini, kerja sama antara pemerintah Indonesia dan produsen pembuat alutsista telah berjalan efektif dengan semakin meningkatnya kualitas produk Pindad maupun PT Dirgantara Indonesia.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat berpendapat, pengembangan alutsista dalam negeri masih butuh banyak penyempurnaan. Sebab, hasil produk alutsista baru ditentukan oleh adanya keluhan dari pengguna alutsista. Produk alutsista baru buatan dalam negeri sendiri menurutnya butuh banyak perbaikan.
"Keluhan itu justru positif sebab pabrik alutsista kita memiliki kesempatan mengembangkan alutsista yang sempurna. Kalau alutsista lama itu tidak ada keluhan, sedang yang baru ada keluhan karena merupakan hasil inovasi," kata Imam.
Sedangkan, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo berpendapat, porsi pengadaan alutsista harus diutamakan buatan dalam negeri. Dia menjelaskan, seluruh perlengkapan prajurit TNI AD kesemuanya menggunakan buatan dalam negeri, dan tidak ada masalah. Selain itu, mayoritas alutsista TNI AD merupakan produk dalam negeri, contohnya helikopter Bell 412 EP yang dibuat PT Dirgantara Indonesia.
Selain itu, TNI AD turut memfungsikan senjata SS2 buatan Pindad. "Jelas kalau buatan dalam negeri itu lebih murah. Hal yang terpenting sebenarnya adalah kemampuan prajurit mengoperasikan alutsista, kemampuan itulah yang terus ditempa oleh TNI,"terangnya.

TNI Harus Pastikan Tiga Agenda Besar Tercapai


JAKARTA, KOMPAS.com — Tentara Nasional Indonesia harus memastikan tiga agenda besar perbaikan institusi berjalan dengan baik hingga tercapai sesuai target. Sebab, kuatnya TNI di masa depan dapat menaikkan posisi dan peran Indonesia di internasional.
Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, tiga agenda besar yang harus dihadapi TNI adalah memastikan modernisasi alutsista berjalan lancar dan tepat hingga tercapai kekuatan standar minimal pada 2025. Jika tercapai, TNI dapat menjaga NKRI.
Agenda lain, kata Mahfudz, peningkatan standar profesionalisme dan kesejahteraan prajurit. Sebelumnya, pemerintah berencana menaikkan gaji anggota TNI dan Polri sebesar 7 persen tahun 2013 . Alokasi anggaran masih dibicarakan dengan Komisi I.
Agenda ketiga, tambah Mahfudz, TNI harus menjadi motor pengembangan dan pemberdayaan industri pertahanan nasional.
"Komisi I mendukung penuh tiga agenda ini melalui Panja Alutsisa, Panja Kesejahteraan dan Saspras TNI, dan melahirkan UU Industri Pertahanan," kata Mahfudz di Jakarta menyikapi HUT Ke-67 TNI, Jumat (5/10/2012).
Mahfudz menilai kebijakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sudah memberi perhatian yang besar terhadap sektor pertahanan. Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu berharap kebijakan tersebut dilanjutkan setelah pemerintahan berganti pada 2014.
Seperti diberitakan, TNI telah dan berencana membeli sejumlah alutsista untuk memperkuat jajarannya. Terakhir, TNI Angkatan Darat akan membeli helikopter serang. Tiga Helikopter yang masih dipertimbangkan adalah Apache, Super Cobra, atau Black Hawk.
Sejumlah alutsista TNI AD juga akan dipamerkan kepada masyarakat di lapangan Monas. Beberapa alutsista baru yang akan dipamerkan adalah roket multiple launch rocket system (MLRS) Astros dari Brasil dan meriam 155 mm Caesar buatan Perancis. Adapula tank Scorpion, AMX-13, panser VAB NG buatan Pindad, panser V 150 dan panser Anoa.

Mengenal Avibras, Sang Pelopor Alutsista TNI-AD


1349756188943785046
AVIBRAS // Dokumen Pribadi
Sore itu decak kagum atas pameran alutsista TNI yang dilangsungkan di Monumen Nasional ( MONAS ) dalam rangka Hari Ulang Tahun Tentara Negara Indonesia (TNI) yang dulu dikenal dengan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).  Dari helikopter hingga Multiple launcher rocket system terparkir untuk diperlihatkan kepada masyarakat umum. Sedikit mengulik kepada salah satu peluncur roket milik TNI – AD yang di beri nama ASTROS (Area Saturation Rocket System). Dibuat pertama kali sekitar tahun 1983 oleh perusahaan Avibras Aerospacial Brazil dan telah teruji dalam perang teluk oleh Angkatan Darat Irak.
AVIBRAS didirikan pada tahun 1961. Ini adalah sebuah perusahaan rekayasa 100% Brasil. Fokus pada kepuasan pelanggan. Di antara keunggulan, perusahaan mengutamakan keselamatan, yang bekerja dari segi produk dan fasilitas, kualitas, ketaatan tenggat waktu, dan biaya suara. Perusahaan pelopor bidang kedirgantaraan di Brasil, AVIBRAS mencapai sukses besar ketika Angkatan Bersenjata Brasil dan tentara negara sahabat yang dilengkapi dengan sistem senjata canggih. AVIBRASsaat ini diakui di seluruh dunia dalam segmen pertahanan, keunggulan dalam teknik dan teknologi canggih, setelah diproduksi udara-ke-darat dan darat-ke-darat dalam sistem pertahanan, pesawat tak berawak dan rudal yang menggunakan software dan hardware yang sepenuhnya dikembangkan, dirancang dan terintegrasi di rumah.
Seri yang dipilih Indonesia adalah dari tipe II dan generasi ke-6 (Astros II Mk 6). Sistem senjata ini mempunyai jangkauan jarak tembak hingga 85 kilometer. Dengan anggaran senilai 405 juta dolar dan pola pembelian secara G to G maka TNI AD bisa mendapatkan 2 1/3 batalyon atau 42 unit peluncur roket multi laras sekaligus multi kaliber Astros II Mk 6. Pilihan terhadap Astros ini akan membawa lompatan yang besar pada kemampuan batalyon roket TNI AD.
134975625361211742
ASTRO II // Dokumen Pribadi
Tahap pertama yang akan digunakan oleh TNI  adalah tipe  S-80 yang dengan kaliber 300 mm serta  jarak luncur rocket hingga 85 km. kekuatan hancur yang ditimbulkan dari 1 rocket  saja adalah  seluas 400mx550m. sungguh sangat canggih kekuatan dari TNI – AD kita saat ini. tentu saja kita bangga karena alutsista kitadewasa ini sudah mulai ada perkembangan yang sangat signifikan.
Perusahaan yang dalam waktu dekat ini turut serta dalam Indodefence 2012  Expo & Forum yang bakal dilaksanakan 7 – 10 November 2012 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Indonesia memang memilik pengalaman dalam memproduksi pendukung sistem pertahanan. sebut saja Falcao – Pesawat terbang untuk trainning, ANsat 10 terintegrasi dalam satelit antena komunikasi , SONDA 1- Space Research Rocket, ASTRO II- Artillery Saturation Rocket System.
Perusahaan yang memiliki 4 pabrik di brasil ini memang pantas diacungi jempol. semoga kedepannya tak hanya memiliki alat yang canggih ,  kelak Indonesia bisa memproduksi alat utama sistem pertahanan negara kita sendiri.

Dua Pesawat CN-295 Resmi Perkuat Alutsista TNI AU


Pesawat C-295M/CN-295 TNI AU (photo : AM Zaragueta)


Jurnas.com | DUA unit pesawat CN-295 hasil kerja sama Airbus Military Spanyol dengan PT Dirgantara Indonesia (Persero) resmi memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) di jajaran TNI Angkatan Udara khususnya Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Hal tersebut ditandai dengan penandatangan berita acara serah terima dua unit pesawat CN-295 dari PT Dirgantara Indonesia kepada Kementerian Pertahanan RI, Kamis (4/10) di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma.

Selanjutnya, Kemhan menyerahkan kepada Mabes TNI, kemudian Mabes TNI kepada TNI AU. Penyerahan dua pesawat ini disaksikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksmana TNI Agus Suhartono, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat, dan beberapa pejabat Kemhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AU, Dubes RI untuk Spanyol dan Dubes Spanyol untuk Indonesia. Hadir pula perwakilan anggota Komisi I DPR, Sekjen Kemhan Marsekal Madya TNI Eris Hariyanto.

Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan penyerahan dua unit pesawat CN-295 ini merupakan bagian dari sembilan unit pesawat CN-295 yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan pada 14 Februari 2012 melalui penandatanganan kontrak pada saat kegiatan Air Show di Singapura. Untuk tujuh unit pesawat CN-295 sisanya akan selesai dan diserahterimakan secara bertahap paling lambat hingga akhir tahun 2014.

Berdasarkan penandatangan kontrak, kesembilan pesawat CN-295 ini dibuat oleh Airbus Military Spanyol dengan melakukan kerja sama produksi bersama PT Dirgantara Indonesia (Persero). Dengan adanya kontrak pembelian 9 pesawat oleh Kemhan/TNI AU ini telah memberikan multiplier effect yang sangat besar bagi perkembangan PT Dirgantara Indonesia (Persero).

Menurut Menhan, prosentase porsi pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT Dirgantara Indonesia (Persero) dalam pembuatan pesawat CN-295 yang dipesan oleh Indonesia ini meningkat secara signifikan mulai dari pesawat pertama sampai kesembilan. Proses kerjasama produksi untuk kesimpulan unit pesawat yaitu tujuh unit pesawat dibuat di Airbus Military Spanyol dan dua unit lainnya dibuat di PT Dirgantara Indonesia dan komponen yang dibuat di Spanyol maupun Vender Items akan dikirim ke PT Dirgantara Indonesia untuk diintegrasikan.

Pesawat CN-295 merupakan pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter) generasi terbaru yang sudah menggunakan full glass cockpit, digital avionic dan sepenuhnya kompatibel menggunakan night vision googles (NVG), sehingga CN-295 merupakan pesawat angkut sedang versi militer yang dapat diandalkan di kelasnya.

Pesawat CN-295 ini memiliki kemampuan angkut total 9 ton kargo atau kurang lebih 71 personel. Pesawat ini juga mampu terbang sampai ketinggian 25.000 kaki dengan kecepatan jelajah maksimum 260 knots (480 km/jam) serta dapat diterbangkan dan dikendalikan dengan aman dan sangat baik pada kecepatan rendah sampai dengan 110 knots (203 km/jam).

Dengan menggunakan dua Mesin Turboprop Pratt & Whitney Canada (PW 127G) pesawat ini mampu melaksanakan lepas landas dan melaksanakan pendaratan pada landasan yang pendek (STOL/short take off and landing) yaitu 670 meter (2.200 kaki) dengan berat tertentu.
Kemampuan pesawat CN-295 dinilai sangat cocok dan ideal dikaitkan dengan tugas dan misi yang diemban TNI AU, di antaranya melaksanakan angkutan personel dan logistik, penerjunan pasukan dan logistik. Selain itu, evakuasi medis udara, patroli udara terbatas, serta penugasan militer maupun misi kemanusiaan lainnya.

Dengan hadirnya pesawat CN-295 diharapkan TNI AU dapat menyongsong panggilan tugas negara yang diembannya dengan baik dan optimal melalui skuadron angkut tertua di jajarannya. Sementara itu, dari sisi industri pertahanan dalam negeri, hal ini merupakan batu loncatan untuk peningkatan industri pertahanan Indonesia melalui kerja sama strategis antara PT Dirgantara Indonesia (Persero) dengan Airbus Military Spanyol.

Upaya Modernisasi Alutsista TNI


Sebagai upaya memperkuat alat utama sistem senjata dalam membangun kekuatan pokok minimum di tubuh TNI sebanyak 44 unit Main Battle Tank (MBT/tank tenpur utama) Leopard 2A6 dari Jerman akan segera tiba di Indonesia. Berbagai tank tersebut dijadwalkan diterima Indonesia pada November 2012 depan.
Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan di Jakarta , Rabu (3/10) sebenarnya ke-44 tank Leopard 2A6 tersebut diharapkan sudah dapat ditampilkan pada HUT ke-67 TNI 2012 pada Juma’at (5/10) besok.Namun, karena prosesnya agak panjang, jadi baru dapat didatangkan bulan depan.
Selain itu TNI AD juga akan menambah dua batalyon Multiple Launch Rocket System (MLRS) buatan Brazil, satu batalyon Mitra Rudal Anti Pesawat Terbang dan dua batalyon Merial 155 mm/Caesar buatan Prancis.
TNI Angkatan laut juga akan membangun 3 kapal selam dari Korea. Produksinya bekerjasama dengan PT. PAL berikut 3 unit Kapal Cepat Rudal (KCR)-60 M dan 2 unit kapal tunda 2.400 HP
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno menyebutkan juga akan mendatangkan satu skuadron helicopter anti kapal selam dari Amerika.
Sementara menurut Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufa’at, TNI AU akan menambah dan meng-ugrade pesawat C-130 Hercules hibah dari Australia. Yang sekarang ada hanya 13 unit sehingga untuk meningkatkan kemampuan lagi dengan membeli 10 unit lagi dari Australia.
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan, penambahan alutsista itu harus diimbangi kemampuan SDM TNI. “Secanggih apa pun alutsistanya, tetapi SDM yang ada tidak memadai, maka alat secanggih apapun tidak ada artinya.” Ujarnya.
Ok. Selamat HUT TNI ke-67, tetap teguh dan tegak membela tanah air tercinta.

Kapal Cepat Rudal Ketiga Buatan Palindo Marine Akan Diserahkan Akhir Tahun


KRI 643 dalam proses finishing (photo : Silep 04)

TNI AL Segera Terima Kapal Cepat Rudal Terbaru dari Palindo

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM--TNI Angkatan Laut segera mendapatkan kembali satu unit Kapal Cepat Rudal (KCR) 40 M dari industri galangan kapal PT Palindo Marine, Batam.

"KCR yang ketiga ini tinggal tahap 'finishing' saja. Pekan lalu sudah diluncurkan' dan akhir tahun ini mungkin bisa diserahterimakan," kata Managing Director PT Palindo Marine Harmanto saat menerima kunjungan rombongan Puskom Publik Kemhan dan wartawan di pabrik PT Palindo Marine, Batam, Selasa.

Kapal itu merupakan salah satu dari empat KCR yang telah dipesan pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) dari PT Palindo Marine. Sebelumnya dua unit kapal lainnya telah diserahterimakan, yakni KRI Celurit-641 dan KRI Kujang-642.

Menurut dia, kapal ketiga ini sudah berada di galangan kapal dan akan menjalani penyempurnaan. Setelah penyempurnaan, akan dilakukan pengujian di laut.

Sambil menyelesaikan kapal ketiga, lanjut Harmanto, pihaknya juga sudah mulai tahapan pengerjaan kapal keempat, dimana semua kapal lengkap, kecuali persenjataannya.

Di tempat yang sama, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin menuturkan, pemerintah akan membeli total sekitar 35 KCR untuk memenuhi kebutuhan sesuai program pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF).

"Sejauh ini baru empat yang kita pesan. Indonesia butuh kapal-kapal jenis ini untuk pengamanan wilayah laut, terutama di kawasan barat," ujarnya.

Hartind yang juga menjabat staf ahli Menhan juga mengatakan, perairan wilayah barat sangat cocok untuk kapal-kapal kecil seperti ini (panjang di bawah 100 meter) karena perairannya dangkal.

"Kalau di timur, kita butuh kapal-kapal besar yang panjangnya di atas 100 meter, dimana Kemhan telah memesan kepada PT PAL Surabaya. Kita juga punya program Korvet Nasional," tuturnya.

Komandan Satgas KCR-40 dan PC-43 TNI Angkatan Laut Kolonel Nurwahyudi menambahkan, butuh waktu sekitar 12 bulan untuk merampungkan satu unit KCR terhitung sejak penandatanganan kontrak. "Nanti sebelum diserahterimakan ada uji kelaikan laut dulu oleh TNI Angkatan Laut," katanya.

5 Pesawat Tanpa Awak Diuji Coba di Halim


Prototipe pesawat tanpa awak sudah dibuat sejak tahun 2002 (photo : Antara)

Pesawat Intai Tanpa Awak Terbang di Lanud Halim

Liputan6.com, Jakarta: Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) yang berfungsi mengintai di daerah tertentu pada Kamis (11/10) pagi ini terbang mengelilingi langit lapangan udara TNI Angkatan Udara (AU) Halim Perdana kusuma, Jakarta.

Penerbangan ini untuk melakukan demo flight terhadap pesawat buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Balitbang Kementrian Pertahanan, dan Kementrian Riset dan Teknologi.

"Tadi kita sudah menyaksikan, demo flight pesawat terbang tanpa awak, yang merupakan hasil dari tangan anak bangsa," kata Kepala BPPT Marzan Aziz Iskandar dalam keterangan persnya di Base ops Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Kamis (11/10).

Marzan menjelaskan pesawat ini memang sengaja dibuat anak bangsa untuk mendukung cita-cita kemandirian alutsista nasional Indonesia. Untuk itu, dengan total lima buah pesawat yang dihasilkan tersebut dapat menambah kekuatan pertahanan Indonesia khususnya di langit Indonesia.

Pesawat terbang tanpa awak (PTTA) ini dapat terbang dengan jarak tempuh sejauh 70 km, dengan ketinggian 12 ribu kaki. Pesawat tersebut pernah dibuktikan terbang setinggi 8000 kaki yang bertujuan memantau suatu wilayah.

Untuk melengkapi kehebatan pesawat intai dengan bobot 120 kg ini, BPPT dan Kemhan serta Kemristek melengkapinya dengan kamera intai yang berada dilambung pesawat. Kamera intai berfungsi melihat dan memantau kondisi suatu wilayah tertentu yang dibantu dengan Ground Control Atation atau ruang pemetaan yang berada di dalam mobil satelit.

Selain itu, pesawat ini juga bisa terbang selama empat jam nonstop dengan menggunakan bahan bakar pertamax. Untuk mendapatkan tenaga optimal, pesawat ini memakai mesin dua tak

Pesawat tanpa awak ini dibuat sejak 2002 lalu. Anggaran yang dihabiskan mencapai Rp 6-8 miliar digunakan untuk riset, pembuatan, uji coba. BPPT, Balitbang Kemhan dan Kemenristek yang menghasilkan lima pesawat tanpa awak.

Menhan Bentuk Skuadron Pesawat Udara Nir Awak

Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan pihaknya akan membentuk skuadron tambahan untuk TNI Angkatan Udara (AU) yang bernama skuadron Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA), atau Pesawat Udara Nir Awak (PUNA). Hal tersebut diputuskan setelah Menhan melihat uji coba kemampuan pesawat tersebut di Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

"Setelah saya melihat, maka saya putuskan bahwa pesawat ini saya proyeksikan untuk dijadikan skuadron tambah bagi TNI AU dalam pembentukan skuadron PTTA/PUNA guna pengamanan daerah perbatasan," kata Purnomo saat konfrensi persnya di Base Ops Halim Perdana Kusuma, Jakarta Pusat, Kamis (11/10).

Purnomo juga menjelaskan pesawat terbang tanpa awak ini dapat digunakan untuk kepentingan militer dalam hal pengamatan wilayah (survailence), bahkan fungsinya dapat menggantikan pesawat tempur yang disebut dengan UCAV (Unmaned Combat Aerial Vehicle). "Serta dapat digunakan untuk kepentingan sipil seperti penanganan kebakaran hutan dan pembuatan hujan buatan," tuturnya.

Menurutnya, keberhasilan pengembagan PTTA/PUNA produksi dalam negeri ini memiliki banyak keuntungan diantaranya memiliki nilai ekonomis tinggi dan mengurangi ketergantungan pada negara-negara produsen yang menjadi pemasok alutsista TNI. "Tentunya nanti pesawat ini akan diproduksi oleh PT DI untuk pengembangan produksi lebih lanjut ke depannya," ungkapnya.

Pesawat terbang tanpa awak produksi hasil riset dan pengembangan BPPT dan Balitbang Kemenhan ini memiliki spesifikasi dan kemampuan yang tidak kalah dengan produk luar negeri. Dengan bentangan sayap 6,36 meter, panjang 4,32 meter, tinggi 1,32 meter serta berat 120 kg. Pesawat PUNA sangat efektif untuk misi pemotretan udara pada area yang sangat luas serta pengukuran karakteristik atmosfer.

Inilah 5 Pesawat Tanpa Awak Buatan Indonesia


Pesawat tanpa awak yang duji dapat untuk kepentingan sipil atau militer (photos : Merdeka, Detik)

5 Pesawat tanpa awak dipamerkan di Bandara Halim Perdanakusuma. Boleh berbangga karena pesawat-pesawat ini asli buatan Indonesia. Yuk, tengok kelima pesawat itu.

Pesawat-pesawat itu merupakan hasil riset Balitbang Kemenhan yang bekerjasama dengan BPPT. Pesawat-pesawat ini berfungsi antara lain sebagai pesawat pengintai, pemotretan udara pada area yang sangat luas, pengukuran karakteristik atmosfer, dan pemantauan kebocoran listrik pada kabel listrik tegangan tinggi. Pesawat-pesawat ini cocok digunakan di daerah perbatasan.

Kelima pesawat tanpa awak itu baru prototipe dan baru akan diproduksi.

"Setelah teruji kita akan serahkan ke industri. Bisa dimodifikasi tetapi kaidah desainnya harus sama. Saat ini ada PT DI dan LAPAN, yang akan memproduksinya," kata insinyur rekayasa di BPPT, Ir Adrian Zulkifli.

Adrian sangat berharap pesawat ini diproduksi oleh pabrikan teknologi BUMN dan bukan swasta. "Karena kita akan mengontrol pembuatannya," kata dia.

Berapa harganya? "1 Pesawat harganya kira-kira 2 miliar. Dan riset ini menggunakan dana DIPA. Untuk engine, kita ambil dari Jerman. Kalau kamera bisa pakai dari Taiwan," imbuh Zulkifli.

Prototipe pesawat itu dipamerkan dan 1 pesawat Wulung telah diuji coba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2012). Yuk tengok lima pesawat ini:

1. Puna Sriti


 Pesawat ini berwarna putih. Sriti adalah wahana udara nirawak jarak dekat dengan konfigurasi desain playing wing menggunakan catapult (pelontar) sebagai sarana take off dan jaring sebagai sarana landing.

"Sriti untuk surveilance. Karena bisa take off dengan peluncuran dan landing di jaring maka bisa dipakai untuk melengkapi Angkatan Laut pada peralatan di KRI. Sriti ini bisa melihat ke depan sejauh 60-75 km. Jadi bisa dikatakan sebagai mata KRI," papar Chief Engineer BPPT, Muhamad Dahsyat di lokasi.

Yang kedua, imbuh Dahsyat, untuk memenuhi kebutuhan pengamanan lokal area seperti bandara. Bisa juga dipakai untuk tindakan SAR di gunung-gunung, jadi lebih efektif.

Spesifikasi pesawat:
- wingspan  2.988 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 8,5 kilogram
- cruise speed 30 knot
- endurance 1 jam
- range 5 nautical mile
- altitude 3.000 feet
- catapult 4.500 mm
- catapult bungee chords.
  
2. Puna Alap-alap


Pesawat ini bermotif loreng dengan warna hijau tua dan hijau muda tentara. Alap-alap adalah wahana udara nirawak jarak menengah dengan konfigurasi desain inverted V-tail dan double boom menggunakan landasan sebagai sarana take off.

"Alap-alap didesain long race. Untuk kebutuhan surveilance saja," kata Dahsyat.

Spesifikasi pesawat:
- wingspan 3.510 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 18 kilogram
- cruise speed 55 knot (101,86 km/jam)
- endurance 5 jam
- range 140 kilometer
- altitude 7.000 feet
- payload = gymbal camera video.

3. Puna Gagak


Pesawat ini bermotif loreng dengan warna oranye dan putih.

Gagak adalah wahana udara nirawak jarak jauh dengan konfigurasi desain V-tail, low wing dan low boom, menggunakan landasan sebagai sarana take off - landing.

"Puna Gagak ini sama dengan Pelatuk tetapi berbeda misi. Kalau Gagak untuk misi rendah-naik-rendah lagi. Dan bisa digunakan untuk Angkatan Laut," tutur Dahsyat.

Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.916 mm
- MTOW (maximum take off weight) 120 kilogram
- cruise speed 52 - 69 knot (96,3 - 127,8 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 73 km
- altitude 8.000 feet
- payload=gymbal camera video.

4. Puna Pelatuk


Pesawat ini bermotif loreng dengan warna putih, abu-abu dan krem.

Pelatuk adalah wahana udara nirawak jarak jauh dengan konfigurasi desain V-tail inverted high wing dan high boom, menggunakan landasan sebagai take off - landing.

"Kalau Pelatuk itu low-high-low, menukik ke bawah, kemudian naik lagi," jelas Dahsyat.

Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.916 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 120 kilogram
- cruise speed 52 - 69 knot (96,3 - 127,8 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 73 km
- altitude 8.000 feet
- payload=gymbal camera video.

5. Puna Wulung


Pesawat ini bermotif loreng hijau tosca dan abu-abu.

"Wulung ini medium. Terbang bisa mencapai waktu 4 jam. Dan muatannya cukup hingga bisa dipakai untuk membuat hujan buatan maupun penyebaran benih," tutur Dahsyat.

"Kalau Wulung ini misi terbangnya itu high-high-high. Ke depan kita akan eksplorasi lagi untuk kebutuhan lain," imbuh dia.

Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.360 mm
- MTOW (maximum take off weight) 120 kg
- cruise speed 60 knot (111.12 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 120 KM
- length 4.320 mm
- height 1.320 mm

hackerandeducation © 2008 Template by:
SkinCorner